Virus Corona di Malang
Sambil Teteskan Air Mata, Sutiaji Ungkap Kondisi Tenaga Medis RS Rujukan Virus Corona di Kota Malang
Sekitar 68 persen tenaga medis di Kota Malang dalam kondisi drop. Sutiaji minta masyarakat tidak menyepelekan wabah virus corona atau covid-19.
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, MALANG - Sekitar 68 persen tenaga medis di Kota Malang dalam kondisi drop.
Wali Kota Malang, Sutiaji minta masyarakat tidak menyepelekan wabah virus corona atau covid-19.
Sutiaji mengimbau masyarakat menerapkan physical distancing dengan harapan jumlah Orang Dalam Resiko (ODR) menurun.
Sutiaji mengajak seluruh lapisan masyarakat bergerak bersama dalam penanganan Covid-19 di Kota Malang.
Sutiaji sempat mengungkapkan kondisi tenaga medis dalam pertemuan tiga kepala daerah Malang Raya di Pendopo Kabupaten Malang, Rabu (1/4/2020).
Menruutnya, 68 persen medis di rumah sakit rujukan dalam kondisi drop.
Sutiaji mendapat informasi itu ketika video conference dengan para direktur RS di Kota Malang.
"Bagaiamana kalau ada penumpukan pasien? Sedangkan 68 persen nakes (tenaga kesehatan) sedang dalam kondisi drop," ucap Sutiaji sambil meneteskan air mata.
Untuk itu, melalui Physical Disatancing (pembatasan jarak) ini diharapkan Sutiaji dapat membantu mengatasi kondisi tersebut.
"Sudahlah kita sementara waktu beraktivitas di rumah saja, dan bersama Pak Kapolresta Malang Kota dan Pak Dandim bersepakat untuk mengetatkan orang yang masuk ke kota Malang," tambahnya.
Sementara itu, Kabag Humas Pemkot Malang, M Nur Widianto menyampaikan 68 persen petugas kesehatan itu dalam kondisi kelelahan tapi tidak Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Hal tersebut terjadi, lantaran banyaknya pasien yang ditangani oleh para petugas kesehatan tersebut.
"Maka dari itu, perlu adanya keselarasan bersama dalam menangani Covid-19 ini. Jadi perlu perhatian bersama termasuk masyarakat," ucap Nur Widianto
Saat ini Pemkot Malang sedang berupaya dalam menambah ketersediaan APD.
Di antaranya dengan mengeser anggaran sembari menunggu dapat bantuan dari Pemprov Jatim.
"Kami upayakan semaksimal mungkin. Karena saat ini kami masih belum bisa memanfaatkan APD seperti masker kepada UMKM."
"Karena untuk masker saja kualifikasinya harus sesuai dengan standar kesehatan," tandasnya.