Virus Corona di Malang
UPDATE Virus Corona di Malang Jatim Hari Ini 18 April 2020: Ada Tambahan Pasien Positif Covid-19
Simak update perkembangan virus corona di Malang, Jawa Timur hingga hari ini Kamis 16 April 2020.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
Situasi di Malang Dampak Virus Corona
1. Gubernur Jatim Minta Tiap Desa Punya Ruang Observasi, Malang Baru 13,6 Persen Desa yang Sediakan
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kembali mendorong setiap desa dan kelurahan memiliki ruang observasi mandiri dengan memanfaatkan gedung atau bangunan yang ada di masing-masing wilayah.
Ruang observasi di setiap desa atau kelurahan ini penting guna menjadi tempat karantina mandiri pemudik maupun warga masyarakat yang terdiagnosa positif covid-19 tanpa gejala klinis maupun ODP yang membutuhkan observasi atau isolasi mandiri.
Per malam ini, Jumat (17/4/2020), total ada sebanyak 6.343 desa/kelurahan di Jatim yang sudah menyediakan ruang observasi atau sebanyak 74,5 persen dari seluruh jumlah desa/kelurahan se Jawa Timur.
Kabupaten Malang menjadi salah satu daerah yang desanya masih memiliki partisipasi kecil dalam penyediaan fasilitas observasi.
Padahal Bupati Malang meminta setiap desa di wilayahnya menerapkan Village Physical Distancing
“Kita masih butuhkan keikutsertaan 25,5 persen desa dan kelurahan yang belum, yang kita harapkan setiap desa kelurahan bisa punya observasi. Ruang ini tidak hanya untuk menyediakan pemudik dari wilayah episentrum saja tapi juga ada Pekerja Migran dan juga ODP di wilayah tersebut bisa diobservasi di tempat ini,” kata Khofifah dalam konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Jumat (17/4/2020).
Selain itu ia juga mengapresiasi kabupaten kota yang sudah seratus persen desa kelurahannya menyediakan ruang observasi. Seperti Kabupaten Banyuwangi, dari sebanyak 189 desa dan 28 kelurahan seluruhnya sudah memiliki ruang observasi.
Begitu juga dengan Kabupaten Sumenep, yang memiliki 330 desa dan 4 kelurahan seluruhnya sudah disediakan ruang obsevasi.
Hal serupa juga dilakukan oleh Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Mojokerto, dan Kota Mojokerto.
“Untuk daerah yang penyediaan layanan ruang observasinya masih kurang dari 20 persen semoga bisa segera desa kelurahannya yang punya halaman luas dimanfaatkan untuk ruang obersevasi,” kata Khofifah.
“Yang masih di bawah 20 persen seperti Kota Surabaya masih 17,5 persen, Kota Blitar masih 14,3 persen, Kabupaten Malang masih 13,6 persen,” imbuh Khofifah.
Penyediaan ruang observasi dikatakan Khofifah sebagai upaya menyediakan tenda sebelum hujan.
Terutama melihat tren penyebaran covid-19 di Jatim yang belum juga menurun.