Berita Surabaya Hari Ini
Operasi Ketupat 2020 Dimulai Besok, Polda Jatim Siapkan 11 Ribu Personel Gabungan
Sedikitnya 11.217 orang personel gabungan TNI, Polri, Dinas Perhubungan Jatim disiagakan untuk mengamankan Operasi Ketupat 2020 di Jatim
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Sedikitnya 11.217 orang personel gabungan TNI, Polri, Dinas Perhubungan Jatim disiagakan untuk mengamankan Operasi Ketupat 2020 di Jatim. Operasi yang bakal berlangsung 38 hari itu bakal dimulai sejak Jumat (24/4/2020) hingga Minggu (31/5/2020) mendatang.
Hal itu menyusul penetapan yang telah disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo mengenai larangan mudik bagi seluruh masyarakat Indonesia, Selasa (21/4/2020) kemarin.
Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Jatim AKBP Pranatal Hutajulu mengatakan belasan ribuan orang personel gabungan akan disiagakan ke sejumlah pos penting yang didirikan oleh jajaran polres dan polrestabes se-Jatim, di antaranya 185 pos pengamanan, 52 pos pelayanan, 183 pos checkpoin dan pos pantau.
"Jadi operasi dimajukan, biasanya dilaksanakan H-7 dan H+7, hanya 14 hari. Nah operasi tahun ini, dilakukan hari pertama bulan Ramadan," katanya di Ruang Konfrensi Pers Gedung Humas Mapolda Jatim, Kamis (23/4/2020).
Melalui sejumlah pos pantau, pelayanan dan checkpoin itu, lanjut Pranatal, pihaknya bakal menerapkan mekanisme screening sekaligus pembatasan kendaraan yang melintas ke ruas jalan Jatim.
Kendaraan pribadi ataupun angkutan umum yang bukan wilayah Jatim akan diminta putar balik atau kembali ke daerah asal.
Kecuali ke kendaraan yang memang diprioritaskan kepentingannya, seperti kendaraan pimpinan lembaga tinggi, kendaraan opersional berplat nomor polisi (nopol) dinas, kendaraan polri, dinas operasional jalan tol.
Kemudian, kendaraan pemadam kebakaran, mobil ambulan, mobil jenazah, dan angkut barang logistik bahan pokok atau obat-obatan medis.
"Apabila kami temukan yang bersangkutan bukan warga Jatim, akan kami minta mereka kembali ke jalur daerah asalnya," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim Septantya Asmoro memastikan, pelaksanaan operasi ini bukan untuk menutup akses kendaraan.
Namun membatasi akses kendaraan yang bukan berasal dari Jatim atau tidak memiliki urgensi kepentingan khusus di Jatim.
"Kami tidak menggunakan istilah penutupan tapi menggunakan bahasa pembatasan atau penyekatan, baik di jalan tol atau non-tol," ujar Asmoro.
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi