Virus Corona di Malang

UPDATE Virus Corona di Malang Jawa Timur Hari Ini 1 Mei 2020: Dokter di Puskesmas Positif Covid-19

UPDATE Virus Corona di Malang Jawa Timur hari ini 1 Mei 2020, terdapat 3 penambahan pasien baru.

Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Adrianus Adhi
Tribunnews.com
UPDATE Virus Corona di Malang Jatim Hari Ini 1 Mei 2020 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Berikut UPDATE Virus Corona di Malang 1 Mei 2020.

update virus corona di Malang hari ini merangkum perkembangan di Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu.

Melansir, dari infocovid19.jatimprov.go.id terdapat penambahan 3 pasien baru yang terinfeksi virus corona 1 di Kota Malang dan 2 di Kabupaten Malang.

Sedangkan di Kota Batu hingga saat ini belum ada penambahan.

Selain UPDATE Virus Corona di Malang, dalam artikel ini terdapat informasi yang terdampak virus corona di Malang.

Simak rangkuman UPDATE Virus Corona di Malang Jawa Timur berikut ini:

- UPDATE Virus Corona di Malang

Pasien Positif Covid-19 = 17 orang

ODP (Orang Dalam Pemantauan) = 699 orang

PDP (Pasien Dalam Pengawasan) = 165 orang

- update virus corona di Kabupaten Malang

Pasien Positif Covid-19 = 34 orang

ODP (Orang Dalam Pengawasan) = 157 orang

PDP (Pasien Dalam Pengawasan) = 155 orang

- update virus corona di Batu

Pasien Positif Covid-19 = 3 orang

ODP (Orang Dalam Pemantauan) = 42 orang

PDP (Pasien Dalam Pengawasan) = 11 orang

Simak juga berita terkait Corona di Malang, Surabaya, dan Jawa Timur berikut ini:

1. Dokter yang bertugas di Puskesmas Tajinan Malang terkonfirmasi positif terjangkit virus Corona.

Beredar kabar seorang dokter yang bertugas di Puskesmas Tajinan terkonfirmasi positif terjangkit virus Corona.

Mendengar kabar tersebut, Bupati Malang, Muhammad Sanusi tidak menyangkalnya.

Sanusi menuturkan, tenaga medis tersebut sudah melakukan isolasi mandiri di Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.

"Sudah dikarantina tidak boleh masuk kerja. Gak ada pelayanan dari dokter itu," ujar Sanusi ketika dikonfirmasi, Kamis (30/4/2020).

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, drg Arbani Mukti Wibowo menjelaskan riwayat perjalanan sang dokter selama ini.

Dokter tersebut diduga terpapar Covid-19 usai mengikuti salah satu kegiatan di Surabaya beberapa waktu lalu.

Arbani menerangkan, pada rapid test pertama, yang bersangkutan mendapati hasil non reaktif.

"Namun, yang kedua hasilnya reaktif kemudian kami lalukan tes swab hasilnya positif," ungkap Arbani.

Meski mendapati hasil positif Covid-19, dokter tersebut tak menunjukkan gejala.

“Dokter tersebut sudah tidak melakukan praktek sejak dinyatakan positif. Selama isolasi juga dipantau oleh Kepala Puskesmas Tajinan,” tutur Arbani

2. Satgas Covid-19 Kabupaten Malang terus dibanjiri bantuan dari berbagai lembaga, instansi, perusahaan, maupun perorangan, setiap harinya.

Bantuan yang diterima meliputi alat pelindung diri (APD), masker, vitamin, minuman makanan kemasan dan lainnya.

Bupati Malang, Muhammad Sanusi, memastikan bantuan yang diterima itu tersalurkan secara merata kepada masyarakat maupun tenaga medis yang membutuhkan.

"Harusnya gitu (tersalurkan merata). Saya sudah perintahkan BPBD untuk mendistribusikan didata ditotal semua. Setiap dapat saya perintahkan melapor usai disalurkan," ujar Sanusi usai menerima APD dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Pendapa Peringgitan Agung Pemkab Malang, Kamis (30/4/2020).

Sekretaris BPBD Kabupaten Malang, Subagyo, menambahkan pihaknya langsung mendistribusikan bantuan dari para donatur seusai diterima.

“Langsung kami berikan jika misalnya Dinas Kesehatan butuh hand sanitizer atau APD, langsung kami berikan. Lalu apabila satu desa yang darurat misalnya butuh masker, maka langsug kami berikan, melalui kecamatan,” beber Subagyo.

Subagyo menambahkan masyarakat desa yang membutuhkan bantuan bisa melapor ke pemerintah desa agar diteruskan ke Satgas Covid-19.

“Masyarakat desa bisa mengajukan lewat pemerintah desanya. Apabila langsung ke Satgas Covid-19 Kabupaten Malang tidak bisa. Ya karena kami tidak hapal satu per satu orang-orang di desa-desa tertentu. Yang paham pemerintah desa,” tutur Subagyo.

3. Dinas Kesehatan Kabupaten Malang mulai mendistribusikan ribuan alat rapid test ke seluruh desa di wilayahnya, Kamis (30/4/2020).

Pengadaan alat tes virus corona itu telah dijanjikan sejak beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, drg Arbani Mukti Wibowo, mengatakan setiap puskesmas seluruh desa mendapat kuota lima alat rapid test. Jumlah desa di Kabupaten Malang sebanyak 378 desa.

"Sudah kami distribusikan 3.000 rapid test. Tahap kedua kami distribusikan lagi 2.500 alat. Tiap desa dapat lima rapid test. Akan kami distribusikan secara bertahap," ujar Arbani ketika dikonfirmasi, Kamis (30/4/2020).

Arbani menambahkan peruntukan rapid test diprioritaskan bagi penduduk yang memiliki suhu diatas 38 derajat celcius ketika dilakukan pemeriksaan

"Kalau ada penduduk maupun pendatang waktu diperiksa suhu tubuhnya lebih 38 derajat selanjutnya dilakukan rapid test," tutur mantan Direktur Utama RSUD Lawang itu.

Sementara itu, Arbani memastika kondisi tenaga kesehatan di Kabupaten Malang sejauh ini masih berada dalam kondisi prima.

Petugas kesehatan tersebar melayani di 39 Puskesmas dan lima rumah sakit rujukan.

"Kondisi tenaga kesahatan kami semangat dan masih sehat-sehat saja," tuturnya.

4. Dinas Kesehatan Kabupaten Malang menyatakan Case fatality rate (CFR) Covid-19 di Kabupaten Malang mencapai 11,11 persen.

CFR adalah tingkat fatalitas kasus yang menujukkan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit tertentu pada periode waktu tertentu, dan perhitungannya dibagi jumlah kasus dari penyakit tersebut.

"CFR Covid-19 di Kabupaten Malang mencapai presentase 11,11 persen," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, drg Arbani Mukti Wibowo ketika dikonfirmasi, Kamis (30/4/2020).

Jumlah pasien tekonfirmasi positif virus corona di Kabupaten Malang terus menunjukkan ritme yang fluktuatif. Data per hari Kamis menunjukkan, sudah ada 32 orang terjangkit virus corona di Kabupaten Malang.

Rinciannya, 3 orang meninggal, 5 orang tengah dirawat di rumah sakit, 16 orang jalani isolasi mandiri di rumah dan 8 orang dinyatakan.

Mendapati kenyataan temuan tersebut, Arbani menuturkan, Kabupaten Malang sudah saatnya menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Apabila PSBB dilakukan, kita tidak ada impor kasus baru yang dimungkinkan ditularkan dari pendatang yang berasal dari daerah lain," ujar Arbani.

Penerapan PSBB jika dilakukan dengan benar, menurut Arbani akan membantu petugas medis dalam menangani pasien corona.

Penularan virus corona juga dapat ditekan, karena mobilitas masyarakat yang terbatas.

"Kami tinggal mengendalikan yang ada di dalam (Kabupaten Malang). Termasuk didalamnya ada orang tanpa gejala (OTG). Nah itu bisa kendalikan. Kami cari OTG tersebut kita lakukan rapid test, kemudian yang reaktif kami anjurkan karantina," jelas Arbani.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved