Pilwali Surabaya

Peluang Machfud Arifin Menang Pilwali Surabaya Versi Wakil Ketua DPD Gerindra Jatim, Abdul Malik

Calon wakil wali Kota Surabaya bisa menentukan kemenangan Machfud Arifin di Pemilihan Wali Kota atau Pilwali Surabaya.

SURYAMALANG.COM/Bobby Koloway
Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Calon wakil wali Kota Surabaya bisa menentukan kemenangan Machfud Arifin di Pemilihan Wali Kota atau Pilwali Surabaya.

Wakil Ketua DPD Gerindra Jatim, Abdul Malik mengatakan Machfud Arifin bisa menggandeng HM Zahrul Azhar Asumta As'ad alias Gus Hans.

Malik yakin pontensi kemenangan ini bisa mencapai 70 persen.

"Kami telah mengusung Pak Machfud sebagai calon wali kota. Prinsipnya, kami tidak ingin mengusung calon wakil wali kota yang 'tidak jadi'," kata Abdul Malik kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (5/5/2020).

Potensi kemenangan itu bisa dilihat dari eksistensi menyapa masyarakat.

"Selama ini yang kami lihat gerak, dilihat dari kebiasaan muncul di media, ya Pak Machfud ya Gus Hans," kata Malik.

"Kalau calon lain ingin dilirik, minimal seperti dua calon ini, yakni sosialisasi, mengadakan acara, dan eksis di depan masyarakat. Sehingga, kami melihat mereka sudah klop," katanya.

Kombinasi Machfud Arifin - Gus Hans juga cocok dalam hal birokrat - pesantren sekaligus politisi berpengalaman dan milenial.

"Semua sudah sama tahu sehingga tidak seperti memilih kucing dalam karung," tandasnya.

Bahkan dia menyamakan pasangan ini seperti kombinasi figur Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim saat ini, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak.

"Satunya punya modal, satunya mau gerak. Percuma punya modal kalau nggak mau gerak," jelasnya.

Tak mengherankan apabila Malik pun meyakini potensi kemenangan keduanya cukup besar.

"Kemenangannya bisa mencapai 70-75 persen," sebut Malik.

Berbeda halnya apabila Machfud memilih calon wakil selain Gus Hans.

Menurut Malik, mantan Kapolda Jatim ini belum bisa menentukan nasib kemenangan sendiri.

"Kalau tidak Gus Hans, Machfud harus bergantung rivalnya. Yang kami yakini akan diusung oleh PDI Perjuangan," kata mantan calon Legislatif untuk DPR RI ini.

Malik juga mengingatkan Machfud untuk tidak junawa menghadapi pilkada. Sekalipun telah diusung delapan partai.

"Sudah banyak contoh, meskipun diusung mayoritas kursi DPRD, namun kalah karena salah memilih wakil," katanya.

Pihaknya tak mempermasalahkan latarbelakang Gus Hans yang juga kader Partai Golkar.

"Gus Hans kan juga sudah daftar di Gerindra sebagai calon kepala daerah," katanya.

Justru Malik mendorong Golkar sebagai sesama rekan koalisi pengusung Machfud untuk total mengusulkan Gus Hans.

"Harus all-out. Kenapa tidak? Lha kami yang dari Gerindra saja mau mengusung Gus Hans," tegasnya.

Malik belum melihat nama potensial selain Gus Hans.

"Kalau yang lain mau dipilih, ya mestinya harus muncul. Prinsipnya, kami ingin memilih calon yang dikenal dan menang," terangnya.

Dalam konfigurasi koalisi Machfud Arifin, Gerindra bersama Golkar menjadi dua partai dengan perolehan kursi cukup besar. Yakni, sama-sama berbekal lima kursi DPRD Surabaya.

Namun, tak hanya Gerindra dan Golkar, partai lain yang juga memilik 5 kursi dan cukup berambisi mengusulkan nama adalah PKB.

Menurut PKB, pembahasan nama Wakil walikota akan dilanjutkan pada Juni mendatang atau pasca lebaran.

Ketua DPC PKB Surabaya, Musyafak Rouf, menjelaskan pembahasan paling cepat akan dilakukan menunggu jadwal resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang kini masih ditunda akibat Covid-19. Termasuk pihaknya, belum akan mengusulkan nama kepada Machfud.

"PKB mengajukan kalau sudah penjadwalan tetap. Kalau sekarang diajukan, terus di-php (gantung), kasihan," kata Musyafak.

Kini pihaknya tengah memilih membantu penanganan covid-19. Selain itu, dengan menyimpan nama figur Calon Wakil Walikota untuk sementara juga bagian dari strategi.

"Kami simpan sementara supaya Pak Machfud dulu yang running," kata Musyafak.

"Prinsipnya, wakil wali kota harus bisa menambah kekuatan. Kami nggak ngobral nama terlalu serius sebab kami juga menunggu momentum," katanya.

Menurut Musyafak, potensi bakal calon wakil walikota dapat dilihat dari elektabilitas, popularitas, dan program kerja.

"Sekarang, persoalan wakil, tidak signifikan mengubah pilihan rakyat apabila tak didukung dengan kapabilitas yang bersangkutan," katanya.

"Pertimbangan orang untuk memilih biasanya dilihat dari visi, program, hingga kemampuan memimpin. Kalau sudah semuanya, masyarakat memilih," katanya.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved