Semoga Bukan Bohongan, Inilah Permintaan Maaf Ferdian Paleka Terkait Prank Sembako Berisi Sampah

Semoga Bukan Bohongan, Inilah Permintaan Maaf Ferdian Paleka Terkait Prank Sembako Berisi Sampah

Editor: eko darmoko

Pada Senin (4/5/2020) pagi, bahkan rumah Ferdian Paleka sudah digeruduk warga dan polisi.

Namun, Ferdian dan kedua temannya tidak ada di lokasi.

Setelah namanya ramai diperbincangkan, Ferdian Paleka mengunggah video dalam Instagram Story-nya, @ferdianpalekaa.

Bukannya minta maaf dan menyesal, Ferdian Paleka kembali membuat siapa pun yang menonton naik pitam.

Mengenakan jaket hoodie pink, Ferdian Paleka awalnya berakting dengan muka sedih layaknya orang menyesal.

"Saya pribadi meminta maaf atas kelakuan saya dan itu... tapi bohong, yaaa," ujar Ferdian Paleka dalam unggahannya.

Kontan saja, permintaan maaf bernada songong dan belagu ini malah membuat namanya makin rusak.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, baik konten YouTube maupun akun Instagram Ferdian Paleka sudah menghilang pada Senin siang.

Dalam membuat konten, Ferdian Paleka dan dua temannya memasukkan sampah, bukan sembako, ke dalam dus mi instan untuk dibagikan kepada waria.

Ia bahkan mengambil batu dan sampah dari dalam tempat sampah untuk dimasukkan ke dus.

"Kita mau bagiin sembako yang isinya batu bata dan sampah. Kalau ada bencong, kardus-kardus ini kita bagi, kalau enggak ada, berarti kota ini aman dari waria," kata Ferdian Paleka dalam videonya.

Ferdian dan teman-temannya kemudian menemukan beberapa waria di jalan raya.

Sambil cekikikan, mereka turun dari mobil dan membagikan dus berisi sampah tersebut.

Sementara itu, dua waria yang mengira benar-benar mendapatkan bantuan terlihat bahagia menerima kardus, sedangkan Ferdian dan kedua temannya masih cekikikan saat naik mobil.

Di dalam mobil, Ferdian Paleka meminta aksi tak terpuji mereka tidak dihujat.

"Mereka juga enggak mematuhi pemerintah, PSBB. Dia juga tidak mematuhi pemerintah, jadi kalian jangan hujat kita, kita hanya mau membantu pemerintah," ujar Ferdian diamini kedua temannya.

Aksi mereka menuai kecaman karena kontennya merendahkan derajat sesama manusia.

Netizen ramai-ramai melaporkan konten Ferdian ke YouTube.

"Today, we're facing these two different type of stupidity. Remember the name Ferdian Paleka & Hayatun Jumaini... This tweet kinda reminder for us to be good, spreading love, and positivity. Please be kind to every kind and dont be an asshole #please," kicau pemilik akun @_ikhsanrizky.

"Remember the name, Ferdian Paleka, Never forget this name. May he burn in hell," twit pemilik akun @strawberrychaos.

"Ferdian Paleka shud be banned from entire universe," kicau pemilik akun @xochubs.

Saat ini, polisi tengah memproses Ferdian Paleka dan dua temannya.

Sebab, korban sudah melaporkan peristiwa yang menimpa mereka ke kepolisian.

Ferdian Paleka dan temannya mengerjai waria, bikin prank kotak berisi sampah.
Ferdian Paleka dan temannya mengerjai waria, bikin prank kotak berisi sampah. (IST)

Respon Polisi

Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP Galih Indragiri mengatakan, semua yang terlibat dalam pembuatan video prank membagikan sembako berisi sampah dan batu di Bandung, Jawa Barat, akan diperiksa dan dimintai keterangan.

"Jadi semua yang ada di situ kita periksa. Kita tetap menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah, yang akan kita lihat nanti dari substansi pasal-pasal yang ada seperti apa dari masing-masing individu tersebut," kata Galih di Mapolrestabes Bandung, Senin (4/5/2020).

Galih mengatakan, satu dari tiga pemuda yang melakukan prank berinisal T diserahkan orangtuanya kepada pihak kepolisian.

"T diserahkan ibunya ke kita, saat ini kita periksa," kata Galih.

Saat ini, sambungnya, T masih menjalani pemeriksaan untuk kepentingan pengembangan lanjutan, karena masih ada dua orang lainnya yang diduga terlibat dalam prank itu.

"Ada tiga dalam video itu," ujar Galih.

Saat ini Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung dan Polsek Kiaracondong masih melakukan pengembangan guna mencari dua pelaku lainnya.

Ibu Minta Maaf

Setelah Ferdian Paleka membuat prank tidak terpuji kepada waria, kini ibu tirinya meminta maaf atas perbuatan anaknya.

Video prank itu tentang pemberian sembako kepada para waria, tapi Ferdian Paleka mengisi dus sembako dengan sampah dan batu.

Video tersebut diunggah di channel YouTube-nya, kemudian viral setelah dihujat netizen dan cuplikannya banyak direupload oleh akun-akun komunitas.

Ferdian Paleka melakukan prank ini di Jalan Ibrahim Adjie, Kiaracondong, Bandung.

Video pemintaan maaf sang ibu tiru tersebar di media sosial.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung, AKBP Galih Indragiri menegaskan hukum tetap berjalan.

"Ibunya siapa saja boleh minta maaf, tapi proses hukum jalan," tegas Galih dihubungi wartawan, Senin (5/5/2020).

Kata psikolog

Berkaitan dengan video viral tersebut, psikolog dari Personal Growth Ni Made Diah Ayu Anggreni, M.Psi. angkat bicara.

Dari video yang dilihatnya, Diah melihat bahwa Ferdian tidak merasa bersalah.

"Dapat dikatakan bahwa F tidak merasa bahwa tindakannya adalah salah. Karena jika dilihat di videonya, dia berpikir bahwa waria harusnya tidak bekerja di bulan puasa."

"Terlebih sekarang sedang masa PSBB. Jadi harusnya mereka di rumah saja. Sehingga dengan memberi sembako yang isinya sampah, menurutnya adalah suatu pembelajaran atau peringatan bagi waria tersebut," kata Diah kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Senin (4/5/2020).

Apa yang dilakukan Ferdian, menurut Diah, juga didukung dengan tren anak muda zaman sekarang yang ingin popularitas instan dengan cara apapun.

"Namun tidak seharusnya ia melakukan tindakan yang tidak benar seperti ini. Setiap orang punya hak untuk diperlakukan selayaknya manusia," kata Diah.

"Kalau memang salah ditindak mengikuti hukum negara yang berlaku. Bukan main hakin sendiri seperti tindakan ini (video prank)," tegasnya.

Diah mengingatkan, semua manusia dibekali dengan hati nurani untuk merasa dan berempati dan menalar untuk membuat penilaian dari sudut pandang perspektif pikir yang luas, tidak hanya dari satu sisi tapi dari berbagai sisi.

"(Hati nurani) digunakan untuk memikirkan aksi dan konsekuensi. Dan untuk bertindak dengan mempertimbangkan peri kemanusiaan," tegasnya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved