Kesehatan

China Harus Siap Diselidiki Terkait 'Penciptaan' Virus Corona, WHO Sudah Beri Lampu Hijau

China Harus Siap Diselidiki Terkait 'Penciptaan' Virus Corona, WHO Sudah Beri Lampu Hijau

Editor: eko darmoko
Shutterstock
Ilustrasi virus corona atau Covid-19 China 

SURYAMALANG.COM - China selalu dikaitkan sebagai negara yang sengaja membuat virus corona.

Meski demikian, asal muasal virus corona jenis baru SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 hingga kini masih misteri.

Ada yang berpendapat China sengaja membuat virus tersebut, karena melihat kesiapannya menghadapi virus dibanding negara-negara lainnya serta sikapnya yang tertutup pada awal pandemi.

Hal itu mendorong beberapa negara mendesak untuk melakukan penyelidikan terhadap China. Namun China menolaknya.

Dilansir CNN, Selasa (19/5/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah sepakat untuk mengadakan penyelidikan atas respons global terhadap pandemi virus corona.

Negara-negara anggota WHO menyetujui tanpa keberatan pada pertemuan Majelis Kesehatan Dunia pada Selasa (19/5/2020), setelah Uni Eropa dan Australia memimpin seruan untuk penyelidikan.

Amerika Serikat menuduh China menyembunyikan informasi tentang virus itu, sementara Beijing merespons dengan mempertahankan penanganan wabahnya.

Hydroxychloroquine Diklaim Bisa Sembuhkan Covid-19, Donald Trump Mengonsumsinya, Tapi Ada Efeknya

Jalanan di Kota Wuhan, China, terlihat sepi karena ancaman virus corona, Sabtu (25/1/2020).
Jalanan di Kota Wuhan, China, terlihat sepi karena ancaman virus corona, Sabtu (25/1/2020). (AFP/HECTOR RETAMAL via Kompas.com)

Pembelaan China

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan bahwa ia mendukung seruan untuk penyelidikan dalam penanganan pandemi pada Senin (18/5/2020).

Tetapi ia bersikeras bahwa setiap penyelidikan harus menunggu sampai virus itu terbendung atau mereda.

Penyelidikan apa pun yang menyalahkan Beijing dapat memberikan pukulan berat bagi posisi global China.

Xi menyampaikan pembelaannya melalui video konferensi.

"Selama ini kami telah bertindak dengan keterbukaan, transparansi, dan tanggung jawab, kami telah memberikan informasi kepada WHO dan negara-negara terkait dengan cara yang paling tepat waktu," ujarnya.

Dia menambahkan, mereka telah merilis urutan genom sedini mungkin dan telah berbagi pengalaman kontrol serta perawatan dengan dunia tanpa syarat apa pun.

Mereka juga mengklaim telah melakukan segala daya dan upaya untuk membantu negara-negara yang membutuhkan.

Beijing bereaksi setelah Australia menyerukan untuk mengadakan penyelidikan.

Canberra dituduh telah melakukan tindakan yang sangat tidak bertanggungjawab dan dapat mengganggu kerja sama internasional.

Presiden AS Donald Trump berbicara selama pengarahan harian Gugus Tugas Koronavirus Gedung Putih di Rose Garden di Gedung Putih 14 April 2020 di Washington, DC. Presiden Trump mengumumkan bahwa dia menghentikan pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia WHO.
Presiden AS Donald Trump berbicara selama pengarahan harian Gugus Tugas Koronavirus Gedung Putih di Rose Garden di Gedung Putih 14 April 2020 di Washington, DC. Presiden Trump mengumumkan bahwa dia menghentikan pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia WHO. (APF/ALEX WONG)

AS Dalam bayang-bayang Trump

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan komitmennya untuk bersikap transparan, bertanggungjawab, dan melakukan perbaikan terus-menerus.

Tapi pertemuan dan keputusan WHO terjadi pada saat yang kritis bagi WHO.

Belum lama ini, Trump menuduh WHO bermain politik dengan China.

Hal itu lantaran WHO memuji pembatasan perjalanan domestik China yang ketat.

Trump bahkan mengancam akan menarik dana atau bahkan menangguhkan keanggotaan Amerika Serikat dari WHO.

Menanggapi ancaman itu, para pemimpin dunia lainnya berulang kali menyoroti pentingnya kerja WHO dalam memerangi pandemi.

Uni Eropa mengingatkan Amerika bahwa sekarang waktunya solidaritas, bukan saatnya untuk merusak kerja sama multilateral.

Perdana Menteri Spanyol Pedro juga mengatakan hal serupa.

"Pandemi ini telah menyoroti kerentanan kita dan menjelaskan bahwa kita saling membutuhkan," ujarnya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved