Berita Surabaya Hari Ini
KRONOLOGI Pria Berjubah Putih Adu Mulut dengan Petugas di Surabaya, Dianggap Melanggar Aturan PSBB
KRONOLOGI Pria Berjubah Putih Adu Mulut dengan Petugas di Surabaya, Dianggap Melanggar Aturan PSBB
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Video viral berdurasi 1 menit 30 detik yang merekam aksi pria berjubah warna putih terlibat adu mulut dengan sejumlah petugas berseragam polisi dan satpol PP.
Berdasarkan rekaman video yang diperoleh SURYAMALANG.COM, pria yang belum diketahui identitasnya itu tampak berdiri di samping sebuah mobil jenis sedan warna hitam yang sedang dihentikan oleh dua orang petugas, di bahu jalan.
Satu orang petugas berseragam polisi lengkap dengan rompi dan topi dinas.
Dan satu orang petugas lainnya, tampak berseragam Satpol PP.
Kemudian pria berjubah itu berjalan dengan langkah cepat mendorong dua orang petugas tersebut, hingga terhuyung.
"Bapak kami hormati ya. Bapak dengar baik baik," ujar petugas polisi ke arah pria berjubah itu.
Bukannya menuruti permintaan petugas.
Pria berjubah itu justru membalas dengan merutuki petugas.
"Saya jauh lebih baik," tukasnya.
Namun balasan itu tak membuat petugas gentar.
Petugas terus berupaya memberikan pemahaman kepada si pria tersebut.
"Saya udah bilang Baik-baik. Kalau yang lain itu nurut, pak. Yang tidak pakai masker, mulai sana dipakai," ujar petugas polisi seraya mengarahkan tangannya ke jalan raya di belakangnya.
Mendengar pernyataan dari sang polisi, pria berjubah itu kemudian menjawab dengan nada bicara yang terdengar berat.
"Penyakit itu orang yang tidak sembahyang," tukas pria berjubah itu seraya melenggang meninggalkan si petugas polisi.
Tak ingin kalah, sang polisi kembali menyodorkan argumen bantahan.
"Siapa yang tidak sembahyang. Apakah bapak sendiri yang sembahyang," jelasnya.
Di lain sisi, petugas satpol PP yang turut menghentikan mobil hitam yang diduga ditumpangi oleh pria berjubah, juga ikut andil memberikan pengertian terhadap pria berjubah tersebut.
"Bapak ini juga sudah melebihi muatan. Bapak ini saya ingatkan," ujar petugas Satpol PP dengan nada bicara melenguh payah.
Tapi si pria berjubah itu malah makin berang.
Berkali-kali ia meneriakkan kata mundur memberikan intruksi pada sopir mobil warna hitam itu yang tampak masih duduk di bangku kabin kemudi.
"Mundur, mundur," pekik parau pria berjubah itu.
Dan sang polisi sebelumnya pun kembali muncul.
Ia kembali menyampaikan pengertian kepada pria berjubah itu.
"Muatannya 5, tidak boleh, pak. Ini ketentuan. Jangan marah. Jangan mentang-mentang bapak," ujarnya dengan nada meninggi.
Namun tak disangka, ternyata pria berjubah itu tetap berang, dengan menyebut petugas menggunakan idiom yang terbilang bermakna kasar.
"Bi*d*b," tukas pria tersebut.
Informasi yang dihimpun, insiden tersebut terjadi pada Rabu (20/5/2020) kemarin.
Kabarnya, lokasi insiden tersebut berada di Pos Check Point Exit Tol Satelit Surabaya.
Kasat Lantas Polrestabes Surabaya Kompol Teddy Chandra membenarkan bahwa insiden tersebut terjadi di Pos Check Point Exit Tol Satelit Surabaya pada Rabu (20/5/2020) kemarin.
"Iya benar," katanya saat dikonfirmasi, Kamis (21/5/2020).
Menurut Teddy, pria tersebut melanggar sejumlah aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengenai batasan jumlah penumpang yang diperbolehkan dimuat kendaraan jenis mobil, dan penggunaan masker selama berkendara.
"Tidak gunakan masker. Melebihi kapasitas penumpang di atas 50 persen sesuai ketentuan," jelasnya.
Namun lantaran pria tersebut tetap dengan keinginannya, ungkap Teddy, pihaknya terpaksa meminta mobil pria tersebut kembali ke daerah asalnya yakni Bangil, Pasuruan.
"Kendaraan diputarbalikan kembali. Iya mas (kembali ke arah Bangil, Pasuruan)," pungkasnya.
Kasatlantas Polrestabes Surabaya Kompol Teddy Chandra menerangkan kronologi insiden percekcokan antara pria berjubah putih itu dengan sejumlah aparat petugas gabungan di lokasi.
Insiden tersebut terjadi sekira pukul 16.45 WIB.
Saat itu, petugas sedang melakukan razia kendaraan jenis mobil yang hendak melintas di depan Pos Check Point Exit Tol Satelit.
Tibalah sebuah mobil jenis sedan warna hitam yang diketahui Toyota Camry bernopol N-1-R.
Saat dilakukan pemeriksaan ternyata di dalam mobil tersebut melanggar sejumlah aturan PSBB pada aspek moda transportasi.
Pertama, petugas mendapati, adanya penumpang yang tak mengenakan masker.
"Kendaraan dilakukan pemeriksaan pelanggaran PSBB yang didapati adalah tidak menggunakan masker, ada yang tidak menggunakan masker," ujarnya saat dikonfirmasi SURYAMALANG.COM, Kamis (21/5/2020).
Kedua, muatan penumpang melebihi kapasitas yang telah diatur dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Kedua pelanggaran PSBB-nya itu adalah kapasitas penumpang untuk jenis mobil tersebut sudah melebihi batas 50 persen."
"Kalau jenis kendaraan sedan berarti kan kapasitasnya hanya 3 orang satu di depan dan 2 dibelakang dengan ada spasi kanan kiri, tengah kosong," terangnya.
Ternyata, saat para petugas hendak memberikan pemahaman terhadap pengemudi mobil tersebut.
Tak disangka, lanjut Teddy, pria berjubah putih itu keluar dari mobil, lantas menghampiri petugas, lalu terlibat cekcok dan sesekali terjadi upaya saling dorong.
"Oleh karena itu didapati ada 5 penumpang, dihentikan diperiksa diimbau untuk menggunakan masker bahwa disampaikan tidak boleh seperti itu karena melanggar aturan, kemudian kendaraan diputarbalikkan," tuturnya.
Lantaran pria itu terus ngotot dan membantah imbauan petugas.
Teddy mengungkapkan, para petugas memilih alternatif solusi mengimbau pada pengemudi mobil tersebut untuk kembali.
"Mungkin pertimbangan anggota daripada ribut daripada nanti malah lebih ini, ya sudah diputarbalikkan," ungkapnya.
Disinggung mengenai identitas si pria berjubah tersebut. Teddy mengaku belum mengetahuinya.
Pasalnya, anggota polisi, yang berjaga di lokasi tersebut, belum sempat meminta informasi perihal identitas, lantara pria tersebut terlanjur tersulut emosi dan terlibat cekcok dengan petugas.
"Nah untuk itunya (nama orangnya) kami enggak tahu karena kejadian sudah seperti itu, jadi kita mau interogasi, mau cari identitas udah enggak ini (memungkinkan) lagi," pungkasnya.
Identitas pria berjubah putih yang terekam video terlibat adu mulut dan saling dorong dengan sejumlah aparat petugas Pos Check Point Exit Tol Satelit, Surabaya, pada Rabu (20/5/2020) kemarin, terus diselidiki petugas.
Informasinya, pria tersebut bersama lima orang rombongan menumpang sebuah mobil sedan Toyota Camry warna hitam bernopol N-1-B
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menuturkan, mendasari pada temuan plat nomor polisi yang tertera pada mobil jenis sedan yang terekam video percekcokan itu.
Status kepemilikan mobil tersebut tercatat milik, Umar Abdullah Assegaf.
"Saya tidak mengatakan itu habib, tapi saya mengacu identitas nopol mobil.
Bukan mengacu. Mendasari dari plat nomor di rekaman tersebut, kepemilikannya milik itu," katanya saat dihubungi SURYAMALANG.COM, Kamis (21/5/2020).
Namun ungkap Trunoyudo, tidak lantas bisa disimpulkan secara harfiah bahwa temuan nama itu adalah identitas asli dari pria berjubah putih yang terekam terlibat cekcok dengan petugas.
"Masalah (mengenai identitas) orang yang jubah itu, saya enggak mengonfirmasi itu," pungkas Mantan Kapolres Purwakarta itu.
Hal serupa juga disampaikan oleh Kasatlantas Polrestabes Surabaya Kompol Teddy Chandra bahwa pihaknya juga masih belum mengetahui pasti identitas pria berjubah putih itu.
Pasalnya, sejumlah petugas di lapangan saat itu, belum sempat meminta keterangan perihal identitas pria berjubah itu.
Teddy mengatakan, pihaknya bisa saja menggali informasi mengenai kepemilikan mobil tersebut melalui plat nopol mobil sedan yang ditumpangi pria tersebut, N-1-B.
Namun, pihaknya juga enggan mengaitkan nama pemilik mobil berdasarkan nopol itu dengan sosok pria berjubah putih itu.
Pasalnya, belum tentu nama asli pria berjubah itu sama dengan keterangan kepemilikan mobil.
Karena ada kemungkinan, ungkap Teddy, mobil sudah diperjualbelikan dan telah menjadi penguasaan pihak kedua atau ketiga, sebagai pemiliknya yang terbaru.
"Kalau mencari identitas kendaraan bisa saja. Tercantum nama pemiliknya ini. Tapi kan kami enggak tahu itu kendaraan itu betul dia, bisa saja kan sudah diperjualbelikan, bisa saja belum ada lapor tanda jual dan lain-lain, nah kan identitasnya masih pemilik pertama," pungkasnya. (Luhur Pambudi)