PSBB di Malang Raya
Sosialisasi Persiapan Sekolah Hadapi New Normal di Malang, Cuci Tangan Sampai Jadwal Bergiliran
Protokol kesehatan untuk new normal di sekolah harus diberlakukan sejak dari rumah hingga di sekolah dan saat kembali ke rumah
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Sosialisasi persiapan sekolah menghadapi kenormalan baru disampaikan Ema Sumiarti, Kepala Cabang Dindik Jatim wilayah Kota Malang dan Kota Batu saat acara sertijab Kepala SMAN-SMKN baru di aula SMA Tugu, Kamis (28/5/2020).
"Ini masih rencana dan masih dirapatkan lagi dengan Bu Gubernur, belajar dari rumah sampai 14 Juni 2020. Namun resminya nanti menunggu suratnya," jelas Ema di acara itu.
Di Jatim ada 38 daerah yang kondisinya satu sama lainnya berbeda. Maka jika siswa kembali ke sekolah, mereka masuk dalam kehidupan kenormalan baru.
"Untuk itu, protokol kesehatan harus diberlakukan sejak dari rumah hingga di sekolah dan saat kembali ke rumah," katanya.
Skenarionya, saat masuk gerbang sekolah ada petugas yang mengecek suhu siswa dan wajib bermasker.
"Sekolah juga harus memiliki cadangan masker bagi siswa yang mungkin tidak pakai masker. Tapi siswa wajib memiliki masker agar bisa dipakai saat sekolah. Untuk anggarannya, bisa memakai dana BOS. Begitu juga pembelian alat untuk cek suhu badan juga bisa menggunakan dana BOS yang memang bisa dipakai untuk itu di masa pandemi ini.
Selain itu, sebelum kembali ke sekolah, siswa wajib menjalani karantina selama 14 hari di rumah dari surat keterangan orangtua.
"Mungkin yang ini agak berat. Tapi harus disampaikan ke orangtua," jelasnya.
Yang tidak kalah pentingnya adalah, sekolah harus punya SOP saat kenormalan baru dengan menyesuaikan kondisi di tiap sekolah.
"SOP di SMKN 4 mungkin beda dengan SOP di SMKN 9 karena kondisinya berbeda," paparnya.
SOP-SOP dari tiap sekolah nanti harus disampaikan ke Cabang Dinas Dindik wilayah Kota Malang dan Kota Batu. Dan dinas sendiri juga akan membuat SOP saat masuk ke new normal life itu.
Sedang untuk masuk sekolah, rencananya, siswa akan masuk bergantian.
"Kalau gurunya ya tidak. Siswa saja," kata Ema.
Misalkan siswa kelas 10 ada enam kelas, maka akan masuk bergantian tiga kelas agar ruangan tidak penuh siswa atau diatur.
"Nanti konsepnya mungkin blended (campuran) ya. Ada tatap muka dan daring. Tugas-tugas yang diberikan sebaiknya yang non fisik. Bisa lewat daring saja," kata Ema.