Virus Corona di Batu
13 Warga Desa Giripurno Batu yang Positif Covid-19 Kompak Isolasi Mandiri, Kades Beri Semangat
Kades, Suntoro mengimbau agar tidak memberi stigma negatif kepada warga Desa Giripurno.Termasuk tidak melakukan diskriminasi terhadap warganya.
Penulis: Benni Indo | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, BATU – Sebanyak 13 orang warga Desa Giripurno yang dilaporkan positif Covid-19 menjalani perawatan di sebuah penginapan yang berada di Kota Batu.
Mereka mulai dipindahkan ke tempat karantina itu pada Selasa (2/6/2020) sore.
Dua mobil ambulans mengantarkan mereka dari rumah menuju tempat karantina.
Pantauan SURYAMALANG.COM dari lokasi, Kepala Desa Giripurno Suntoro bersama perangkat desa dan warga memberi semangat kepada para warga yang harus menjalani karantina mandiri.
Ada tiga orang anak di bawah umur yang juga turut menjalani karantina mandiri.
Paling muda berusia 9 tahun dan paling tua berusia 82 tahun.
“Saya melihat langsung untuk memberi semangat, untuk memberi keselamatan. Berangkat selamat, pulang selamat,” katanya.
Suntoro sengaja datang ke lokasi untuk memberi semangat kepada warganya.
Baginya, status positif Covid-19 bukanlah sebuah aib yang harus ditutupi, justru sebaliknya, harus saling memberi semangat.
Ia juga sangat optimis, Desa Giripurno bisa segera kembali pulih seperti sedia kala.
“13 orang ini, dari Dusun Sawahan ada 11 orang, Krajan 1 orang, dan Kedung 1 orang. Alhamdulillah, tidak ada penolakan dari warga. Semua sudah berangkat semua, tadi pagi sudah mendapat surat keterangan semua. Alhamdulillah sudah dipahami sama pasien. Termasuk saya memberi semangat kepada warga saya agar di sana tidak memikirkan apa-apa,” kata Suntoro, Selasa (2/6/2020).
Warga baru bisa dievakuasi sehari setelah dinyatakan positif Covid-19.
Pasalnya, warga yang mendapat kabar terkonfirmasi positif Covid-19 meminta keterangan resmi dari Pemkot Batu berdasarkan hasil tes laboratoriu.
Suntoro mengatakan hal itu memang menjadi keinginan warga di Desa Giripurno, baik yang dinyatakan reaktif maupun positif Covid-19.
“Memang diinginkan warga seperti itu, termasuk pasien sendiri. Saya sebagai kepala desa juga membenarkan karena itu harus dan wajib diketahui oleh warga,” urainya.