Virus Corona di Jatim
Gugus Tugas Jatim Tak Perpanjang Mobil PCR BNPB, Tapi Persilakan Kota/Kabupaten Ajukan Perpanjangan
“Saat ini mobil PCR tersebut sedang digunakan untuk agenda pemeriksaan di Kota Surabaya. Kalau ingin memperpanjang silahkan dari pemerintah daerah"
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi mengatakan bahwa pihak Pemprov tidak akan mengajukan perpanjangan untuk pengunaan bantuan dua unit mobil PCR dari BNPB.
Sebagaimana diketahui bahwa penggunaan bantuan mobil PCR tersebut akan berakhir tanggal 2 Juni 2020.
Hal ini karena Gugus Tugas baru saja dipinjami alat mesin auto reader ekstraksi untuk pemeriksaan PCR dari Kementerian Kesehatan.
“Saat ini mobil PCR tersebut sedang digunakan untuk agenda pemeriksaan di Kota Surabaya. Kalau ingin memperpanjang silahkan dari pemerintah daerah mengajukan. Tapi kalau kami tidak mengajukan karena kami sudah dapat bantuan auto reader untuk mempercepat pemeriksaan PCR,” kata Joni, saat diwawancara usai konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Senin (1/6/2020) malam.
Tidak dipaparkan seperti apa sebenarnya kebutuhan mobil PCR itu di Kabupaten/kota di Jatim, masihkah diperlukan bantuan mobil PCR itu atau tidak setelah ada alat baru di RSUD dr Soetomo
Saat ini dikatakan Joni bahwa alat auto reader PCR dari Kementerian Kesehatan sudah tiba di RSUD Dr Soetomo dan sudah diinstall.
Reagen untuk pemeriksaan juga sudah dikirimkan sehingga alat sudah bisa beroperasi.
“Kapasitas maksimalnya alat ini bisa menguji 600-800 sampel dalam sekali running. Tapi kalau saat ini kita uji coba pemeriksaan 200 hingga 300 sampel sehari,” kata Joni.
Alat ini dikatakan Joni akan sangat membantu dalam menyelesaikan pemeriksaan baik dari rumah sakit Jatim maupun dari dinas kesehatan di Jatim.
Selain memiliki kapasitas tes yang banyak juga karena alat ini bisa membaca hasil tes secara cepat.
Alat ini memiliki kemampuan membaca hasil tes hanya dalam waktu tiga jam saja.
Sehingga hasil deteksi virus akan semakin cepat dan meningkatkan percepatan penyelesaian tes sampel yang menumpuk.
“Dalam waktu seminggu hingga dua minggu ke depan kapasitasnya akan kita upayakan bisa maksimal sehingga bisa memeriksa 1.600 sampel dalam sehari,” kata Joni.
Disampaikan pria yang juga Dirut RSUD Dr Soetomo ini, bahwa alat ini akan mempercepat upaya testing dan juga tracking bagi pasien covid-19.
Semakin banyak yang sudah dites maka akan bisa dilakukan tracing dan penanganan bagi yang terdeteksi positif bisa segera dipercepat.