Berita Malang Hari Ini 7 Juni 2020 Populer: Masa Transisi Diperpanjang dan Kasus Covid-19 Bertambah

Berikut ini rangkuman berita Malang hari ini Minggu 7 Juni 2020 yang dihimpun oleh SURYAMALANG.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
Kompas.com
ILustrasi masa transisi setelah PSBB Malang Raya 

SURYAMALANG.COM - Berikut ini rangkuman berita Malang hari ini Minggu 7 Juni 2020 yang dihimpun oleh SURYAMALANG.

Berita Malang hari Ini mencakup tentang masa transisi setelah PSBB di Malang Raya diperpanjang sebelum masuk pada masa new normal

Selain itu ada juga kabar tentang bertambahkan kasus pasien positif Covid-19 setelah pemberlakuan PSBB Malang Raya.

Berikut ini rangkuman Berita Malang hari ini dari liputan langsung wartawan di lapangan.

1. Masa Transisi Malang Raya Diperpanjang Sampai Tanggal 14 Juni 2020

Suasana dalam rapat evaluasi masa transisi Malang Raya antara Gubernur Jatim bersama Forpimda Jatim dengan Kepala Daerah Malang Raya, Danrem 083/BJ dan Forpimda Malang Raya di ruang NCC Balaikota Malang pada Jumat (5/6/2020) malam.
Suasana dalam rapat evaluasi masa transisi Malang Raya antara Gubernur Jatim bersama Forpimda Jatim dengan Kepala Daerah Malang Raya, Danrem 083/BJ dan Forpimda Malang Raya di ruang NCC Balaikota Malang pada Jumat (5/6/2020) malam. (SURYAMALANG.COM/Humas Pemkot Malang)

Masa transisi sebelum penerapan new normal di Kota Malang akan ditambah tujuh hari sampai tanggal 14 Juni 2020 mendatang.

Penambahan jangka waktu tersebut akan dimulai sejak tanggal 7 Juni 2020.

Keputusan tersebut didapatkan dari hasil rapat evaluasi masa transisi Malang Raya antara Gubernur Jatim bersama Forpimda Jatim dengan Kepala Daerah Malang Raya, Danrem 083/BJ dan Forpimda Malang Raya pada Jumat  (5/6/2020) malam .

Dalam kegiatan tersebut Wali Kota Malang, Sutiaji menyampaikan, bahwa yang menjadi pertimbangan dalam penambahan masa transisi tersebut ialah masih banyaknya masyarakat yang abai akan protokol kesehatan.

Di mana dari hasil rapid test yang telah dilakukan di sejumlah tempat tongkrongan menemukan beberapa orang yang reaktif rapid test.

Berdasarkan fakta di lapangan juga memperlihatkan, bahwa komunitas millenial yang harusnya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik akan covid 19, justru abai.

Itulah yang akan terus disasar Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Malang melalui operasi gabungan Pemkot, TNI dan Polri.

"Di tengah masyarakat muncul persepsi masa transisi sudah new normal, bahkan dipahami normal seperti tidak ada covid 19. Ini yang akan terus ditekan dan diluruskan," ucap Sutiaji dalam rilis yang diterima SURYAMALANG.COM, Sabtu (6/6/2020).

Oleh karena itu, Sutiaji berharap, dukungan dari Gubernur Jatim untuk dapat mengkoordinasikan dengan Kemendikbud berkaitan dengan tahapan penerimaan mahasiswa baru.

Selain itu, pihaknya juga akan menyiapkan menyiapkan klaster isolasi mandiri dan menerapkan Kampung Tangguh untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Kota Malang.

"Penambahan terakhir banyak muncul dari lingkar keluarga inti. Bisa jadi lingkungan rumah tidak memadai untuk dilakukan isolasi mandiri, karenanya ini akan ditarik ke RSUD. Kami siapkan segera," ucapnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, bahwa pedoman WHO akan menjadi acuan dan perhatian bersama.

Serta melihat pertumbuhan transmisi Covid-19 di tiap daerah yang ada di Malang Raya

"Yang dinyatakan untuk memasuki new normal dipersyaratkan angka Rate of Transmition harus di bawah 1. Sementara untuk Malang Raya ini, RTnya masih pada angka 1,23. Ini karena masih muncul kasus baru konfirm positif, meskipun juga diikuti dengan adanya penambahan yang sembuh," ucapnya.

Salah satu yang jadi perhatian Tim Pemprov adalah kasus Giripurno kota Batu, yang itu juga sudah diperkirakan oleh Walikota Batu, Dewanti Rumpoko.

Menurut mantan Menteri Sosial RI tersebut, masih diperlukan proses waktu untuk mengubah culture dan kebiasaan masyarakat.

Hal ini terpotret dari laporan masing-masing tiga kepala daerah Malang Raya, yang menyebutkan masih banyak masyarakat yang abai dalam penggunaan masker dan physical distancing.

"Jadi ini masih diperlukan waktu lagi untuk mengubah kebiasaan dari masyarakat," tandasnya.

2. Kasus Positif Covid-19 Bertambah Pasca PSBB Malang Raya

Sejumlah pengunjung di salah satu cafe di Kota Malang harus menjalani rapid test usai Forkopimda Kota Malang melakukan operasi gabungan pada Kamis malam (4/6/2020). Para kaum muda milenial kota Malang masih banyak ditemui nongkrong bareng tanpa masker perilaku yang disayangkan mengingat mereka diharapkan justru bisa memberi contah yang baik pada masyarakat dalam menghadapi covid-19
Sejumlah pengunjung di salah satu cafe di Kota Malang harus menjalani rapid test usai Forkopimda Kota Malang melakukan operasi gabungan pada Kamis malam (4/6/2020). Para kaum muda milenial kota Malang masih banyak ditemui nongkrong bareng tanpa masker perilaku yang disayangkan mengingat mereka diharapkan justru bisa memberi contah yang baik pada masyarakat dalam menghadapi covid-19 (SURYAMALANG.COM/Humas Pemkot Malang)

Kasus positif Covid-19 di Kota Malang tidak menunjukkan tanda melandai sejak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah itu diakhiri.

Per Jumat (5/6/2020), terdapat enam orang terkonfirmasi Covid-19 sehingga total kasus menjadi 64 orang.

Kabag Humas Pemerintah Kota (Pemkot) Malang Nur Widianto menerangkan enam orang positif Covid-19 berasal dari klaster keluarga.

Rinciannya, dua orang laki-laki berusia 73 tahun dan 41 tahun yang melakukan kontak dengan pasien Covid-19 yang meninggal.

Kemudian, tiga orang terdiri dari dua laki-laki dan satu perempuan yang masing berusia 47 tahun, 51 tahun dan 28 tahun.

Mereka juga melakukan kontak erat dengan pasien meninggal Covid-19.

“Satu lagi adalah laki-laki berusia 58 tahun yang tertular dari keluarganya yang dinyatakan positif Covid-19 lebih dulu,” tutur Widianto, Sabtu (6/6/2020).

Dia mengatakan dua orang yakni laki-laki berusia 73 tahun dan 41 tahun diizinkan menjalani isolasi mandiri di rumah karena kondisinya baik.

Sementara empat orang lainnya, dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.

“Dua orang isolasi di rumah dan empat orang di rumah sakit,” ucap dia.

Meski demikian, Kota Malang dua orang dari klaster tenaga kesehatan dinyatakan sembuh. Hasil swab kedua para pasien itu, dinyatakan negatif SARS-CoV-2.

“Sembuh dua orang dari tenaga kesehatan,” tandas dia.

Sejumlah kategori seperti Orang Dalam Pantauan (ODP) di Kota Malang juga ikut bertambah dari semula 69 menjadi 70. Sementara pasien dalam pengawasan (PDP) masih berjumlah 98 dan meninggal 19 orang.

3. Pemkot Persiapkan RSUD Kota Malang Sebagai Tempat Isolasi Mandiri bagi Pasien Covid-19

 Pemkot Malang mempersiapkan RSUD Kota Malang sebagai tempat isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 atau virus corona.

Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan pasien positif Covid-19 yang tidak memiliki tempat layak untuk isolasi mandiri bisa menggunakan RSUD Kota Malang.

Menurutnya, ruang untuk isolasi mandiri harus difasilitasi dengan sarana dan pra sarana memadai.

"Isolasi mandiri bisa dilakukan kalau kondisi rumahnya memungkinkan, seperti memiliki kamar mandi, ruang untuk pembatasan jarak, dan lain-lain," ucap Sutiaji kepada SURYAMALANG.COM, Sabtu (6/6/2020).

Secara psikologis, tenaga kesehatan bisa melakukan isolasi mandiri di rumah.

Sebab, para tenaga kesehatan tersebut sudah dibekali pengetahuan dan pemahaman terkait Covid-19.

"Pasien positif di Kota Malang banyak dari tenaga medis. Mereka bisa melakukan isolasi sendiri di rumah," ucapnya.

Sutiaji menyampaikan RSUD Kota Malang sudah siap menampung pasien positif Covid-19.

Kapasitas daya tampung yang disediakan bagi pasien positif Covid-19 di RSUD Kota Malang saat ini mencapai 60 bed.

"Semuanya sudah siap. Tentu saja yang dirawat di RSUD Kota Malang untuk pasien Covid-19 kategori sedang dan ringan," tandasnya.

(Rifky Edgar/Aminatus Sofya/Frida Anjani/SURYAMALANG.COM)

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved