Sosok

Potret Prof Dr Eng Ir Made Martana, Guru Besar Teknik Elektro Baru ITN Malang

ITN Malang memiliki guru besar Teknik Elektro baru. Ia adalah Profesor Dr Eng Ir I Made Martana

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: isy
ITN Malang
Prof Dr Eng Ir I Made Wartana MT, guru besar baru yang dimiliki ITN Malang. 

SURYAMALANG.COM | MALANG - ITN Malang memiliki guru besar baru. Ia adalah Profesor Dr Eng Ir I Made Martana, guru besar bidang ilmu Teknik Elektro.

Martana adalah guru besar kedua di Jurusan Teknik Elektro ITN Malang. Dikatakan, sejak awal ia tidak sempat berfikir akan meriah gelar profesor dalam karier akademiknya, lantaran berasal dari keluarga sederhana dari Kelurahan Panjer, Denpasar Selatan, Bali.

Sebagai anak kedua dari tujuh bersaudara, Martana hanya berkeinginan bisa lulus sekolah kemudian lekas mendapatkan pekerjaan untuk membantu orangtua menyekolahkan adik-adiknya.

"Saya tak pernah mimpi untuk sekolah tinggi, apalagi jadi profesor. Hal ini karena saudara banyak. Sedang orang tua hanya guru SD. Akhirnya saya sekolah STM kala itu sambil membantu bertani. Kalau sekolah STM kan bisa langsung bekerja. Itu yang ada dipikiran saya agar adik-adik saya bisa sekolah,” kata Martana, Jumat (5/6/2020) dalam rilis yang dibuat humas ITN Malang.

Saat di STM mengambil jurusan elektro karena jurusan teknik mesin penuh.

Saat tamat STM, pamannya memintanya ikut ke Malang dan meneruskan kuliah.

Pada 1981, ia mendaftar ke IKIP Malang tapi tidak ada jurusan elektro.

Sedang ketika mencoba daftar ke Uiversitas Brawijaya (UB) tidak bisa karena ia lulusan STM.

Langkah kakinya terhenti melihat papan nama ATN (Akademi Teknik Nasional).

Ia kemudian kuliah di sana di Teknik Elektro.

Setelah selesai S1, ia melanjutkan S-2 ke ITB.

Pada waktu kuliah di ITB Martana melamar dan berhasil lolos menjadi PNS (Aparatur Sipil Negara- ASN, kalau sekarang).

Bahkan, tanggung jawabnya sebagai dosen akhirnya membawa dia ke Negara Thailand untuk melanjutkan S-3.

“Studi ke Thailand umur saya sudah 47 tahun. Saya menjadi salah satu dari 1000 orang yang lolos beasiswa pada 2008," ungkap alumnus doktoral Asian Institute of Technology (AIT), Thailand ini.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved