Siswi SMP Tenggelam di Sungai Madiun
Kisah Heroik Kakek 67 Thn Asal Madiun, Puluhan Tahun Bantu Pencarian Korban Tenggelam di Sungai
Meski sudah lanjut usia, Mbah Sukir hampir tidak berhenti berenang dan menyelam di Sungai Bengawan Madiun selama proses pencarian.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: isy
SURYAMALANG.COM | MADIUN - Seorang bocah berusia 14 tahun bernama Radin Candra Eko Setiawan, tenggelam di Sungai Bengawan Madiun, Selasa (9/6/2020) sore. Jasad warga Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, ini akhir muncul ke permukaan sungai pada Rabu (10/6/2020) sekitar pukul 12.40 WIB dan segera dievakuasi.
Selama kurang lebih empat jam, sejak sekitar pukul 08.00 WIB, petugas gabungan BPBD Kota Madiun, TNI, Polri, melakukan upaya pencarian dengan menggunakan empat perahu karet. Dalam pencarian korban tengelam ini, tim pencari dibantu seorang relawan bernama Sukiro (67) atau yang akrab disapa Mbah Sukir.
Meski sudah lanjut usia, Mbah Sukir hampir tidak berhenti berenang dan menyelam di Sungai Bengawan Madiun selama proses pencarian. Dari seluruh tim pencari di lokasi, hanya Mbah Sukir yang berani berenang tanpa mengenakan rompi pelampung, dan berani menyelam hingga ke dasar sungai.
• Dikira Nge-Prank, Ternyata Siswa SMP Ini Tenggelam di Sungai Bantaran Madiun
• Siswa SMP yang Tenggelam di Sungai Bengawan Madiun Ditemukan, Tiba-Tiba Muncul Sendiri ke Permukan
Siang, sebelum pukul 12.00, Mbah Sukir mengaku sudah menemukan lokasi jasad di dasar sungai berkedalaman sekitar 4 meter.
Hanya saja, ia lupa tidak mengenakan tutup telingga sehingga mengaku kesakitan saat akan menyelam lebih ke dalam.
"Karena telinga saya sakit, saya naik je atas. Saya lupa tidak pakai penutup telinga. Setelah jam 12, mudah-mudahan tidak bergerak ke utara. Sudah kepegang tadi, posisinya miring, tidak bergerak," kata Mbah Sukir saat beristirahat.
Warga Jalan Merpati no 6B, Nambangan Lor, Manguharjo, Kota Madiun, ini mengaku sudah puluhan tahun menjadi relawan dan membantu pencarian korban tenggelam.
Tidak hanya di sungai Bengawan Madiun saja, tetapi di tempat lain di luar Kota Madiun.
"Kalau saya hitung mungkin lebih dari 60 orang. Di Telaga Sarangan, Ngebel, Pacitan, Bojonegoro, Ngawi, Trengalek. Pokoknya begitu saya mendengar ada korban tenggelam saya langsung berangkat," kata kakek tiga orang cucu ini.
Mbah Sukir mengungkapkan kemampuannya berenang dan menyelam sudah ia pelajari sejak kecil.
Kini ia juga menjadi pelatih renang di kolam renang Hotel Merdeka.
"Alam menjadikan saya kuat, karena saya senang. Kalau berenang saya sudah sejak kecil bisa berenang. Sekarang melatih renang di Hotel Merdeka," tuturnya.
Ia mengaku tidak takut menyelam di Sungai Bengawan yang terkenal angker dan memiliki arus yang deras.
Ia berkeyakinan, selama ia melakukan kebaikan dengan iklhas dan senang, maka tidak akan terjadi apa-apa dengan dirinya.
Tak ada persiapan atau ritual khusus yang harus ia jalani sebelum menyelam.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/mbah-sukir-pencarian-korban-tenggelam-madiun.jpg)