Virus Corona di Tulungagung

UPDATE Virus Corona di Tulungagung, Jadi Rekor, 41 Orang Positif Dalam Sehari, Total 138 Pasien

Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Tulungagung mengumumkan tambahan 41 pasien positif corona

Penulis: David Yohanes | Editor: isy
david yohanes/suryamalang.com
Jubir GTPP Covid-19 Tulungagung, dr Kasil Rokhmat. 

SURYAMALANG.COM | TULUNGAGUNG - Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Tulungagung mengumumkan tambahan 41 pasien positif virus corona, Senin (15/6/2020) malam. Dengan tambahan ini maka akumulasi jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 sejumlah 138 orang.

Juru Bicara GTPP Covid-19 Tulungagung, dr Kasil Rokmat, mengatakan penambahan ini berdasar hasil tes swab di laboratorium RSUD dr Iskak. Kecamatan Pucanglaban kini menjadi satu-satunya dari 19 kecamatan di Tulungagung dengan status kuning.

Sedangkan tiga kecamatan lain berubah dari kuning menjadi merah, yaitu Kecamatan Ngunut, Besuki dan Tanggunggunung.

Perubahan ini karena sudah ditemukan pasien terkonfirmasi di wilayahnya.

"Tanggunggunung ada temuan satu pasien terkonfirmasi, Besuki satu pasien dan Ngunut empat pasien," terang dr Kasil.

Penambahan pasien paling banyak dari Kecamatan Bandung, sejumlah 12 orang.

Disusul Boyolangu dan Gondang sebanyak 4 pasien.

Kecamatan Campurdarat, Ngantru, Sumbergempol dan Kecamatan Tulungagung masing-masing dua pasien.

Kecamatan Kalidawir, Kedungwaru , Kauman, dan Sendang masing-masing ada tambahan satu pasien.

Rincian tambahan pasien ini terdiri dari 7 orang dengan risiko (ODR), 7 orang tanpa gejala (OTG) dan 27 orang sebelumna berstatus pasien dalam perawatan (PDP).

Selain tambahan 41 pasien, ada satu pasien lain yang dinyatakan sembuh.

"Tambahan satu yang sembuh berasal dari pabrik rokok. Dengan ini prosesntase kesembuhan 41 persen," tutur Kasil.

Terkait tingginya temuan angka positif, Kasil menduga ada faktor lamanya uji sampel swab.

Ia mencontohkan, selama ini sampel dikirim ke laboratorium di Surabaya.

Setelah dikirim sampel masih menunggu hingga sekitar satu minggu, sehingga kemungkinan sampel sudah rusak.

"Sekarang kita sudah bisa tes sendiri dengan sampel yang lebih fresh. Sehingga hasilnya lebih akurat," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved