Berita Gresik Hari Ini
VIDEO : Tagihan Lisrik Membengkak, Kepala Desa di Gresik Datangi Kantor PLN
Perwakilan kepala desa di wilayah Gresik utara mendatangi kantor PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Sidayu karena warga protes tagihan listrik bengkak
SURYAMALANG.COM, GRESIK – Sejumlah kepala desa di Gresik beramai-ramai mendatangi kantor PLN. Mereka mengeluhkan tagihan listrik warganya yang membengkak tidak wajar.
Perwakilan kepala desa di wilayah Gresik utara mendatangi kantor PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Sidayu.
Mereka mengadu ke PLN karena banyak diwaduli oleh warga yang protes tagihan listrik bulanannya tidak masuk akal.
Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Gresik, Nurul Yatim mengatakan kedatangannya ke kantor PLN untuk meminta kejelasan adanya kenaikan tagihan listrik khususnya pelanggan yang di atas 900 Kwh.
Bahkan dia dicurhati warganya yang terdampak pandemi covid-19 baru mendapat bantuan langsung tunai (BLT) langsung habis.
“Ada yang warga sampai menggunakan BLT untuk membayar listrik. Harusnya kan buat beli kebutuhan pokok ini langsung habis buat bayar listrik saja,” kata Nurul Yatim, Kamis (18/6/2020).
Kenaikan itu mencapai berkali-kali lipat. Hal ini yang dirasa warga di desa dengan adanya kenaikan ini.
Ada warganya yang biasanya tagihan berkisar Rp 200 ribu, tiba-tiba mendapat tagihan kurang lebih Rp 400 ribu.
“Kami selalu ditanyai warga. Oleh sebab itu kami datang ke sini untuk menyampaikan aspirasi warga,” tuturnya.
Dalam audiensi tersebut Manajer Unit Layanan Pelanggan Sidayu, I Putu Andhi Martasena menjelaskan kenaikan ini tak hanya terjadi di Gresik saja, melainkan terjadi di seluruh Indonesia.
Putu menambahkan, kenaikan tersebut karena sejak pandemi Covid-19 tagihan ditentukan dengan skema perhitungan rata-rata pemakaian tiga bulan terakhir.
Dengan skema ini, jelas Putu, lonjakan yang melebihi 20% akan ditagihkan pada Juni sebesar 40% dari selisih lonjakan, dan sisanya dibagi rata tiga bulan pada tagihan berikutnya.
Kemudian petugas pencatat meteran listrik juga tidak keliling ke rumah-rumah selama pandemi covid-19.
“Semoga para kepala desa bisa menyampaikan pemahaman kepada warga. Tidak di Gresik saja seperti ini, seluruh wilayah di Indonesia,” pungkasnya.
(Willy Abraham/yul)