Berita Surabaya hari Ini

Demam Berdarah Jatim Tembus 5.733 Kasus, Pasien Terbanyak Ada di Kabupaten Malang

Kabupaten Malang menjadi daerah dengan jumlah kasus demam berdarah terbesar di Jatim dengan jumlah kasus lebih dari seribu pasien.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Fatimatus Zahroh
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Herlin Ferliana. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Jumlah kasus demam berdarah di Provinsi Jawa Timur terus meningkat.

Kabupaten Malang menjadi daerah dengan jumlah kasus demam berdarah terbesar di Jatim dengan jumlah kasus lebih dari seribu pasien.

Per hari ini, Senin (22/6/2020) jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jatim mencapai 5.733 orang.

Angka tersebut adalah angka kumulatif mulai bulan Januari hingga 22 Juni 2020.

Dari periode tersebut jumlah kasus DBD yang meninggal dunia di Jatim mencapai 52 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Herlin Ferliana mengatakan bahwa angka ini sejatinya jauh menurun dibandingkan tahun lalu di periode yang sama.

"Tahun lalu di periode yang sama kasus DBD kita di Jatim ada di angka 16.279 kasus dengan kematian 167 orang. Sedangkan tahun ini menurun dengan jumlah kasus 5.733 kasus dengan kematian 52 orang," kata Herlin saat dikonfirmasi Surya, malam.

Terkait sebaran, kasus DBD terbanyak di Jatim ada di Kabupaten Malang yaitu sebanyak 1.021 orang, kemudian disusul dengan Kabupaten Jember sebanyak 662 orang, dan Kabupaten Pacitan 447 orang.

Sedangkan sebaran kasus meninggal terbanyak ada di Kabupaten Pacitan sebanyak 7 orang, lalu Kabupaten Kediri sebanyak 5 orang, dan Kabupaten Banyuwangi sebanyak 4 orang.

Atas kondisi ini, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur melakukan sejumlah upaya pemantauan turun ke masyarakat dengan melibatkan lintas sektor, tokoh masyarakat terhadap pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Dinkes Jatim tak henti memberikan imbauan hingga ke rumah tangga untuk secara mandiri melakukan PSN secara rutin, serentak, bermutu dan berkesinambungan.

"DBD ini ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk ini mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit atau menghisap darah orang yang sakit DBD atau yang di dalam darahnya terdapat virus dengue tapi tidak menunjukkan gejala sakit," kata Herlin.

Herlin mengatakan bahwa meski saat ini masyarakat tengah konsen untuk menghindari penularan covid-19, namun yang tak kalah pentingnya juga harus waspada pada penularan DBD.

Virus dengue yang terhisap oleh nyamuk akan berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk, termasuk kelenjar liurnya. Bila nyamuk tersebut menggigit atau menghisap darah orang lain, virus akan dipindahkan bersama air liur nyamuk.

Virus dengue akan menyerang sel pembeku darah kecil (kapiler), akibatnya terjadi pendarahan dan kekurangan cairan bahkan bisa mengakibatkan syok.

Sumber: Surya Malang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved