Virus Corona di Gresik
Stadion Gelora Joko Samudro - Gejos Siap Digunakan Jadi Rehabilitasi Pasien Covid-19 Gresik
Proses pembangunan untuk menjadikan stadion Gelora Joko Samudro sebuah rumah sakit darurat dijadwalkan selesai pekan depan.
SURYAMALANG.COM, GRESIK - Rencana 'menyulap' stadion Gelora Joko Samudro (Gejos) menjadi rumah sakit darurat untuk rehabilitasi dan observasi pasien positif covid-19 dipastikan segera terwujud.
Proses pembangunan untuk menjadikan sebuah rumah sakit darurat dijadwalkan selesai pekan depan.
Saat ini sedang dikebut pengerjaannya oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik, drg Saifudin Ghozali menyebut hingga saat ini bangunan yang dijadikan sebagai rumah sakit darurat itu belum diserahkan ke Dinas Kesehatan.
"Sekarang pengerjaan oleh PU insya allah PU kemarin saya tanya ke pak Gun hari minggu selesai, Senin diserahterimakan ke Dinkes," ucapnya di Ruang Putri Mijil Pendopo Kabupaten Gresik, Sabtu (4/7/2020).
Setelah itu, gedung darurat covid tersebut diserahkan ke Dinas Kesehatan untuk dilengkapi peralatan medis.
Perlengkapan alat non medis yang akan diisi adalah pertama 20 titik CCTV. Karena aktivitas pasien akan dipantau lewat CCTV 24 jam.
Mesin cuci, akan diisi oleh OPD terkait.
"Kita akan mengisi alat kesehatan. Saya pribadi menginginkan cepat, tetapi dinamisasi di lapangan pasti ada," terangnya.
Demikian pula soal sumber daya manusia (SDM). Mantan Kepala Puskesmas Bungah itu menyebut, dalam sebulan untuk mengurus pasien di Gejos itu dibutuhkan 16 perawat dan enam dokter. Semuanya hampir terpenuhi.
Semua tenaga kesehatan itu merupakan relawan. Mereka akan berada di stadion di Jalan Veteran itu selama satu bulan. Memang sistemnya shift.
"Mereka bekerja selama14 hari merawat pasien. 14 hari sisanya kit rapid dan swab, kalau negatif diperbolehkan pulang kemudian diganti Nakes lain,” paparnya.
Gejos mampu menampung sebanyak 140 tempat tidur. Dibagi menjadi tiga zona. Mulai zona merah, zona kuning dan zona hijau.
Zona merah 80 bed, zona kuning 40 bed dan zona hijau 20 bed.
Ghozali menjelaskan, pembedaan zona ini untuk mengurangi resiko mereka yang sudah mulai sembuh agar tidak terpapar lagi.