Update Zona Merah di Jawa Timur Sabtu 4 Juli: Kediri Zona Merah, Trenggalek Oranye, Lumajang Kuning
Berikut update zona merah di Jawa Timur Sabtu 4 Juli: Kediri Zona Merah, Trenggalek Oranye, Lumajang Kuning
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
9. Kabupaten Jember
10. Kabupaten Madiun
- Zona hijau (daerah tidak terdampak Covid-19)
Belum ada (nihil)
- Berita terkait virus corona di Jawa Timur:
1. Pasien Covid-19 Surabaya dan Jatim Bisa Dikirim ke Pulau Galang

Terus meningkatnya jumlah pasien positif Covid-19 di Jatim membuat munculnya wacana mengirim pasien virus corona di Jatim ke Rumah sakit darurat Corona di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau.
Wacana untuk mengirim pasien ke Pulau Galang itu bisa jadi pilihan darurat apabila masyarakat tak juga ikut berupaya mengurangi risiko penularan Covid-19 dan jumlah pasien terus meningkat .
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebutkan bahwa pihaknya sudah sempat membahas terkait wacana pemerintah pusat yang menawarkan agar pasien covid-19 Surabaya dan Jatim dipindah ke Rumah sakit darurat Corona di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau.
Ia menyebut rencana itu ditawarkan jika kondisi rumah sakit di Jatim dalam kondisi kekurangan.
Dalam wawancara Jumat (2/7/2020), Khofifah mengatakan bahwa terkait hal ini, sudah ada komunikasi dan diskusi yang dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dengan Pangkogabwilhan II yang telah ditunjuk Presiden RI Joko Widodo untuk mengomandani RS Lapangan Indrapura Surabaya.
“Ini sudah kami sampaikan juga dalam diskusi bersama 99 rumah sakit rujukan di Jatim. Tapi kita menyampaikan itu dengan membayangkan kondisi kalau pasien itu jauh dari rumah tentu koordinasinya akan lebih sulit. Maka kita sekarang posisinya sedang terus mematangkan one gate system kita,” kata Khofifah.
Bahkan dalam diskusi dengan Pangkogabwilhan II dan Forkopimda Jatim disebutkan bahwa jika dibutuhkan dalam trasportasi pasien ke rumah sakit tersebut bisa menggunakan pesawat hercules.
Sebagaimana diketahui Rumah sakit darurat di Pulau Galang ini terdiri dari 360 ruang rawat dengan 240 ruangan untuk orang dalam pemantauan (ODP), 100 ruangan untuk pasien dalam pemantauan (PDP)
Meski begitu, Khofifah mengatakan bahwa saat ini yang sedang digodok matang adalah lebih pada penataan dan pendistribusian pasien covid-19 di Jawa Timur.
Sebab saat ini overload pasien hahya terjadi di rumah sakit rumah sakit tertentu.
Sehingga untuk optimalisasj perawatan dibutuhkan pemetaan dan pemetaan pasien dan rumah sakit.
One gate system adalah aplikasi yang menjadikan sistem rujukan pasien ada dalam satu pintu dan satu koordinasi.
Aplikasi tersebut kini sudah jadi dan sedang akan disosialisasikan pada 99 rumah sakit rujukan penanganan covid-19 di Jatim.
Setiap rumah sakit rujukan sudah dibekali handphone android dan akan diberikan tambahan sistem one gate system.
Saat ini Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim tengah menunggu nama-nama yang menjadi person in charge dari setiap rumah sakit rujukan agar bisa memberikan data ketersediaan bed, kapasitas bed, ketersediaan ventilator dan juga kekosongan rumah sakit.
Dengan terpantaunya hal tersebut maka Rumah Sakit Lapangan Indrapura sebagai koordinator one gate system ini akan melakukan kontrol pemetaan rumah sakit dan pasien dengan lebih tertata.
“Dalam One Gate System ini adalah aplikasi yang akan melakukan pemetaan. Ketepatan waktu untuk rumah sakit melakukan update itu penting. Aplikasinya sudah selesai. Kita sekarang sedang ingin dapatkan PIC masing-masing rumah sakit rujukan. Maka dia manti yang akan mengembang tanggung jawab mengupdate data secara realtime,” tegasnya.
Sistem ini ditegaskan Khofifah akan mendorong untuk peningkatan kasus covid-19 yang sembuh di Jatim.
juga diharapkan dengan adanya pemetaan rumah sakit dan pasien ini akan mampu menurunkan angka kasus meninggal karena setiap rumah sakit akan fokus menangani pasien dengan kesesuaian beban pasien dengan ketersediaan alat kesehatan maupun tenaga kesehatannya.
2. Tempat Karantina Covid-19 di Rusunawa IAIN Tulungagung Sepi

Suasana tempat karantina Covid-19 di Rusunawa IAIN Tulungagung hari ini, Jumat (3/7/2020), terlihat sepi. Tidak ada aktivitas pasien yang berseliweran di halaman seperti biasanya.
Makhlum, hanya ada tujuh pasien Covid-19 yang tersisa. Mereka berada di Rusunawa yang ada di bagian belakang, sementara tempat karantina di gedung Mahad sudah kosong.
Menurut Imam Syafi’i, Koordinator Tim Dukungan Psikososial Tagana Tulungagung, ada enam pasien yang dinyatakan sembuh. Mereka tinggal menunggu surat keterangan bebas virus corona dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Tulungagung.
"Dari tujuh pasien yang ada, enam di antaranya pulang sore ini," ungkap Imam.
Barang-barang milik pasien yang sudah sembuh sudah mulai dikeluarkan oleh personel Tagana dengan sepeda motor.
Barang bawaan itu diletakkan di tempat terbuka untuk disterilisasi lebih dulu.
Setelah surat keterangan bebas Covid-19 didapat, mereka akan meninggalkan tempat karantina bersama barang bawaannya.
Masih menurut Imam, dirinya sudah dikabari ada satu pasien baru yang datang sore ini.
Pasien ini menjalani karantina karena hasil rapid test menunjukkan hasil reaktif.
Jika nanti hasil tes swab pasien ini negatif, dia akan langsung keluar dari tempat karantina.
"Jadi malam nanti hanya dua pasien yang tinggal di karantina Rusunawa. Satu pasien perempuan dan satu pasien laki-laki," ujar Imam.
Data pasien Covid-19 di Tulungagung pada Jumat siang, total akumulasi pasien sejumlah 236 orang.
Sedangkan yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak 216 orang, dan tiga meninggal dunia.
Saat ini prosentase kesembuhan mencapai 91,5 persen.
Dari 17 pasien tersisa, 10 menjalani karantina, dan tujuh menjalani perawatan.
Selain di Rusunawa IAIN Tulungagung, GTPP mempunyai tempat karantina lain, seperti di Puskesmas Beji, dan Puskesmas Bangunjaya.
Dari 10 klaster yang dipetakan, sembilan klaster sudah dinyatatakan tuntas,
"Sembilan klaster itu semua sudah dinyatakan sembuh," terang Wakil Juru Bicara GTPP Covid-19 Tulungagung, Galih Nusantoro.
Satu klaster yang masih menyisakan pasien adalah klaster I.
Selain 10 klaster yang dipetakan, ada pasien yang tidak masuk dalam klaster sejumlah 113 orang.
Mereka di antaranya adalah pelaku perjalanan daerah transmisi (PPDT).
(Fatimatuz Zahro/David Yohanes/Sarah Elnyora/SURYAMALANG.COM)