Bus Masih Sepi Penumpang Meski Jadi Alternatif Bepergian di Tengah Pandemi

Suasana di Terminal Purabaya terlihat lengang selama pandemi corona, Sabtu (4/7/2020). Ruang tunggu di Terminal Purabaya Surabaya tampak sepi.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM/Frida Anjani
Situasi ruang tunggu Terminal Purabaya tampak kosong, Sabtu (4/7/2020) 

Calon penumpang bus di Terminal Purabaya tidak diwajibkan untuk menunjukkan hasil rapid test namun cukup dengan surat keterangan sehat dari dokter.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Bambang Yudiarto selaku Koordinator Bidang Keamanan dan Ketertiban  Terminal Purabaya, Surabaya.

“Kalau rapid test sementara belum. Cuma sebatas surat keterangan sehat. Baik penumpang maupun kru bus. Terlebih lagi untuk kru bis wajib surat keterangan sehat,” terang Bambang Yudiarto ketika tengah melakukan pengecekkan di kawasan Terminal Purabaya, Sabtu (4/7/2020).

Bambang Yudiarto, Koordinator Bidang Keamanan dan Ketertiban Terminal Purabaya, Surabaya saat melakukan pengecekkan pelaksanaan protokol kesehatan di dalam bus.
Bambang Yudiarto, Koordinator Bidang Keamanan dan Ketertiban Terminal Purabaya, Surabaya saat melakukan pengecekkan pelaksanaan protokol kesehatan di dalam bus. (SURYAMALANG.COM/Frida Anjani)

Bambang mengatakan pengecekan hasil rapid test khusus untuk para calon penumpang dengan tujuan jarak jauh seperti Kota Jakarta dan Bali.

“Kalau untuk rapid test itu khusus untuk tujuan jarak jauh seperti Jakarta dan Bali. Hal itu karena di sana juga kan ketat pemeriksaannya. Kalau untuk jarak pendek cukup dengan surat keterangan sehat,” jelasnya.

Dari persyaratan hasil rapid test itu pun sudah menjadi perbedaan jika naik bus menjadi pilihan bepergian mudah dibandingkan dengan naik pesawat ataupun kereta api.

Mengingat harga untuk melakukan rapid test bisa mencapai ratusan ribu rupiah.

Meski begitu, pihak Dinas Perhubungan memberlakukan peraturan dan protokol kesehatan bagi calon penumpang yang ada di Terminal Purabaya.

Hal tersebut dimulai pada saat calon penumpang baru sampai sampai telah naik ke dalam bus.

“Syarat penumpang yang hendak bepergian menggunakan transportasi kendaraan bus itu wajib menggunakan masker. Kemudian cuci tangan dengan sabun. Lalu, saat berada di dalam bus juga wajib untuk jaga jarak atau physical distancing,” tambang Bambang.

Untuk kru bus, mereka turut mematuhi peraturan protokol kesehatan yang sudah ada, mulai dari mewajibkan penumpang untuk menggunakan masker, melakukan physical distancing hingga menyediakan hand sanitizer di dalam bus.

“Kita tetap melakukan potokol kesehatan seperti melakukan penyemrpotan disinfektan dan melakukan physical distancing untuk penumpang,” jelas Setiawan, salah satu kru bus Restu.

Setiap calon penumpang bus di Terminal Purabaya harus lolos pemeriksaan suhu tubuh  sebelum masuk ke dalam terminal.
Setiap calon penumpang bus di Terminal Purabaya harus lolos pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk ke dalam terminal. (SURYAMALANG.COM/Frida Anjani)

Meski di tengah pandemi, Khrisna (22) salah satu calon penumpang tujuan Surabaya ke Ponorogo mengaku tidak takut untuk naik bus.

Hal tersebut lantaran ia mengaku sudah melakukan persiapan sebelum naik bus dan bisa menjaga diri. Tak hanya itu, transportasi bus menjadi salah satu transportasi termidah dan murah dari Ponorogo ke Surabaya.

“Ya takut gak takut. Yang penting saya sudah menjaga kesehatan dan selalu jaga jarak dan pakai masker. Lagian naik bus emang yang paling murah dan gampang kalau dari Ponorogo. Kalau mau naik kereta harus ke Madiun dulu. Tambah biaya,” ungkap Khrisna saat menunggu bus tujuan Ponorogo berangkat.

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved