Berita Malang Hari Ini
Barang Tak Terduga di Tumpukan Sampah TPA Talangangung, Kabupaten Malang, Granat sampai Kalung Emas
Atim (45) sudah 25 tahun menjadi pemulung di TPA Talangangung, Kepanjen, Kabupaten Malang.
Penulis: Mohammad Erwin | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, MALANG - Atim (45) sudah 25 tahun menjadi pemulung di TPA Talangangung, Kepanjen, Kabupaten Malang.
Meskipun pandemi Covid-19, Atim tetap mengais sampah setiap hari.
"Saya tidak takut ada virus corona, karena saya harus mencari makan. Saat ini juga susah," ucap Atim kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (10/7/2020).
Atim merasa wabah corona turut mempengaruhi pendapatannya.
"Biasanya harga botol plastik Rp 4.000/kilogram (Kg). Sekarang harganya hanya Rp 2.000/Kg. Biasa saya menjual ke bank sampah," ucapnya.
Atim biasa mengais sampah mulai pukul 07.00 WIB, dan pulang pada pukul 16.00 WIB.
"Sebelum wabah corona, saya dan suami bisa mendapat uang Rp 75.000 sampai Rp 100.000 per hari."
"Tapi saat ada wabah corona, saya jarang mendapat uang sebesar itu," tutur Atim.
Atim pernah menemukan granat di tumpukan sampah TPA Talangagung pada tahun 2010.
"Saya tidak tahu itu benda apa. Lalu saya tanya ke warga, ternyata granat," terang Atim.
Menyadari adanya barang berbahaya, warga langsung melapor ke petugas.
"Lalu granat itu dibawa ke kantor polisi," ujar Atim.
Atim juga pernah menemukan kalung emas dan uang Rp 100.000 di tumpukan sampah.
"Lalu saya jual kalung emas itu," beber Atim.