Jendela Dunia

Butuh 6800 Tahun Agar Manusia di Bumi Bisa Melihat Komet Neowise, Jangan Terlewatkan, Ini Jadwalnya

Butuh 6800 Tahun Agar Manusia di Bumi Bisa Melihat Komet Neowise, Jangan Terlewatkan, Ini Jadwalnya

Editor: eko darmoko
NASA/Johns Hopkins APL/Naval Research Lab/Parker Solar Probe/Brendan Gallagher
Komet Neowise pada 5 Juli 2020 

SURYAMALANG.COM - Butuh waktu 6800 tahun bagi Komet Neowise untuk melintas di sekitaran Planet Bumi hingga disaksikan manusia.

Dari durasi inilah, penampakan Komet Neowise periode Juli 2020 ini disebutkan menjadi fenomena langka.

Mengutip Science Alert, Minggu (13/7/2020), komet Neowise baru ditemukan pada 27 Maret 2020 oleh teleskop luar angkasa Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Lantas, kapan komet Neowise ini bisa disaksikan dari Planet Bumi?

Astronom amatir Marufin Sudibyo menjelaskan, fenomena langka penampakan Komet Neowise ini dapat disaksikan setelah melewati titik perihelionnya dan keluar dari medan pandang satelit pengamat matahari SOHO.

Komet Neowise ini mempunyai kesempatan sebentar, yaitu sekitar seminggu untuk muncul di langit fajar, sebelum matahari terbit.

Pada 3 Juli 2020, komet ini mencapai perihelion terdekat dengan matahari, kemudian kembali mengorbit di Tata Surya, dan periode waktunya berakhir pada 10 juli 2020.

Wilayah mana saja yang bisa melihat komet Neowise?

Dituturkan Marufin, kawasan yang paling baik untuk bisa melihat Komet Neowise ini hanyalah kawasan subtropis.

Khususnya lintang tinggi seperti Eropa dan Amerika di hemisfer utara, serta Selandia Baru dan Australia selatan di hemisfer selatan.

"Pada kawasan tersebut, komet sudah mulai bisa dilihat sejak tiga jam sebelum matahari terbit," tuturnya.

Sebaliknya, kawasan yang termasuk wilayah tropis atau berada pada lintang rendah atau ekuator tidak berkesempatan menyaksikan komet ini karena kedudukannya yang terlalu rendah terhadap horizon.

Dengan demikian, saat komet Neowise sudah memiliki ketinggian cukup, lokasinya segera diliputi cahaya fajar atau twilight yang lebih benderang ketimbang komet.

"Jadi komet tak bisa dilihat," ujarnya.

Bagaimana dengan Indonesia?

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved