Dodit Mulyanto Blak-blakan Ceritakan Masa Lalu, Mulai dari Jadi Guru Hingga Bayar Cicilan Motor
Dodit Mulyanto Blak-blakan Ceritakan Masa Lalu, Mulai dari Jadi Guru Hingga Bayar Cicilan Motor
Yang menjadikannya punya banyak peminat lantaran khas mimik wajah datar serta materi standup comedy tak terduga.
Ulahnya di atas panggung yang memadukan biola dengan cerita-cerita jenaka sering disambut gelak tawa.
Dari standup comedy hijrah ke perfilman.
Profesi Dodit kini tak hanya sebagai komika tetapi juga aktor.
Imej aktor itu tentunya masih tak jauh-jauh dari kesan lucu yang kadung melekat padanya.
Pria kelahiran Blitar, Jawa Timur, 30 Juni 1985 itu mengatakan dirinya tidak bisa memilih untuk berkarir menjadi komika atau menjadi aktor.
"Enggak bisa memilih. Karena enggak bisa dipisahkan, karena dua profesi itu mata pencaharian saya," kata Dodit Mulyanto ketika ditemui Warta Kota dalam jumpa pers dan press screening film 'Kulari ke Pantai', di XXI Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (22/6/2018).
Ada satu bocoran yang Dodit bagikan meski kedua profesi berbeda itu membuatnya bingung memilih.
Yakni penghasilan sebagai komika dirasa Dodit Mulyanto lebih besar dibanding menjadi aktor.
"Kalau enak dan besar yah jadi Stand up. Karena selesai manggung dapet uang," tegasnya.
Menurutnya, perbedaan itu lantaran proses mendapatkan uang dari seni peran lebih panjang daripada berdiri di atas panggung.
Meski sebenarnya jumlah uang bisa sama.
"Kalau akting prosesnya panjang. Ada reading, syuting, nunggu take scene kita. Jadi lama sekali. Sementara yang dihasilkan sama kayak sekali show stand up dan uangnya gedean stand up," ucapnya.
Tak ada kata mundur dari dunia akting di kamus Dodit.
Dia ingin berikan karya yang menjadi obat rindu penggemarnya.
"Kalau syuting kita bikin monumen dan patung diri kita dalam bentuk karya film. Kita melihatnya itu karya, karena duitnya enggak segede stand up," ujar Dodit Mulyanto.

Curhat Dodit Mulyanto Tentang YouTube
Ketika sebagian orang mencari ketenaran dengan menyebar video di YouTube, komedian tunggal Dodit Mulyanto justru sebaliknya.
Pria kelahiran Blitar ini tidak suka jika ada orang yang merekam aksi off air-nya di panggung kemudian mengunggahnya di situs video sejuta umat itu.
Alasannya, video unggahan itu akan dengan cepat tersebar dan guyonan yang dia sampaikan dengan cepat ditonton oleh ribuan orang.
Nah, gara-gara itu, guyonan yang sama akan terdengar garing saat diujarkan di tempat yang berbeda
"Untuk bikin materi lucu lima belas menit butuh waktu seminggu. Kalau sudah masuk YouTube, materi itu cuma bisa dipakai buat sekali saja. Soalnya sudah banyak orang yang akan tahu," kata Dodit, di sela acara Roadshow Tokopedia di Malang, beberapa waktu yang lalu.
Dodit menganggap, penyebaran video di YouTube berbeda dengan aksinya yang direkam di layar televisi.
"Kalau TV itu punya hak siar. Kalau orang-orang yang merekam dan memasukkannya ke YouTube kan enggak punya," ujarnya.
Ketidaksukaannya saat melihat videonya diunggah di YouTube sudah pernah disampaikan pada khalayak.
Salah satunya lewat media sosial Twitter. Namun, justru banyak orang yang menganggap Dodit berlebihan.
"Mereka bilang saya jadi terkenal karena YouTube. Padahal, saya ini sudah lama terkenal," selorohnya setengah serius yang disambut tawa para penonton.
Dodit berharap para penonton komedian tunggal tak serta merta menyebarkan video hasil rekaman mereka di YouTube, atau jejaring sosial lain.