Pilwali Surabaya

Azrul Ananda Jadi Kandidat Kuat Pendamping Machfud Arifin di Pilwali Surabaya

Azrul Ananda menjadi kandidat kuat pendamping Machfud Arifin di Pemilihan Wali Kota atau Pilwali Surabaya 2020.

Editor: Zainuddin
Mohammad Zainal Arif
Patung Surabaya. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Azrul Ananda menjadi kandidat kuat pendamping Machfud Arifin di Pemilihan Wali Kota atau Pilwali Surabaya 2020.

Peneliti Surabaya Survei Center (SSC), Surokim Abdussalam mengatakan Azrul sejak awal sudah didorong oleh banyak pihak untuk maju mendampingi Machfud Arifin (MA).

Namun Azrul masih enggan terjun ke dunia politik.

"Kebutuhan Pak Machfud Arifin menggandeng anak milenial cukup masuk akal karena suara milenial di Surabaya mencapai 27 persen," kata Surokim kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (31/7/2020).

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Trunojoyo ini membeberkan sebesar 7 persen pemilih di Surabaya berusia 17-20 tahun.

Sedangkan pemilih rentang umur 20-29 tahun mencapai 20 persen.

"Angka pemilih milenial yang mencapai 27 persen ini sangat besar dalam pemilu yang kompetitif. Ini tidak ada dalam diri Pak Machfud Arifin karena usianya memang sudah cukup senior dan purnawirawan," kata Surokim

"Sehingga menggandeng anak muda cukup masuk akal dalam konteks untuk meraih angka 27 persen tersebut," lanjutnya.

Surokim menyebutkan saat ini Azrul memang belum berkenan untuk mendeklarasikan diri maju di Pilwali Surabaya 2020.

Namun jika momentum tepat sudah datang, bisa anak Dahlan Iskan tersebut bisa berubah keputusan.

"Azrul memang pernah bilang kalau memegang Persebaya tidak akan terjun ke dunia politik."

"Tapi politik itu dinamis. Kalau dia dikepung banyak orang untuk maju, mungkin saja," kata Surokim.

Kedekatan Dahlan Iskan dengan Machfud Arifin juga menjadi faktor yang membuat Azrul menjadi kandidat terdepan untuk mendampingi mantan Kapolda Jatim itu di Pilwali Surabaya 2020.

Pemilihan Azrul Ananda juga dianggap tepat untuk menjaga soliditas partai koalisi.

"Beberapa partai koalisi pengusung kan mempunyai jumlah kursi yang sama. Jika mengambil profesional tidak akan memecah belah partai koalisi," kata Surokim.

"Minimal bisa diterima oleh semua partai pengusung dan tidak menimbulkan ego sektoral dalam koalisi," terangnya.(Sofyan Arif Candra)

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved