Berita Malang
Berita Malang Hari Ini 4 Agustus 2020 Populer: Maling Bermobil Curi 2 Sepeda & Tarif Bus Patas Viral
Intip berita Malang hari ini Selasa 4 Agustus 2020 populer: maling bermobil curi 2 sepeda pancal, tarif bus patas Rp 50.000 viral, dan dampak Covid-19
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
Penulis: Sarah, Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Berikut berita Malang hari ini Selasa 4 Agustus 2020 tentang pencurian dua sepeda pancal.
Selain itu berita Malang hari ini populer lainnya juga membahas tarif bus patas Malang - Surabaya Rp 50.000 yang viral.
Terakhir, berita Malang hari ini mengulas penumpang di Terminal Arjosari menurun 70 persen dampak Covid-19.
Selengkapnya, simak uraian di bawah ini:
1. Maling Bermobil Curi 2 Sepeda

Maling bermobil mencuri sepeda pancal merek Thrill dan Wim Cycle di Pondok Alam Sigura-Gura Blok A RT 2 RW 8 Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jumat (31/7/2020) sekitar pukul 19.45 WIB.
Aksi pencurian ini terekam CCTV di perumahan tersebut.
"Saat itu hanya anak saya yang nomor dua, anak bungsu, dan mertua yang ada di dalam rumah. Saya sedang tidak ada di rumah," kata Bambang, pemilik sepeda kepada SURYAMALANG.COM, Senin (3/8/2020).
Bambang baru tiba di rumah sekitar pukul 21.30 WIB.
Saat tiba di rumah, Bambang kaget melihat pagar rumah dalam kondisi terbuka lebar, dan gembok pagar hilang.
"Saat berangkat, saya sudah menutup rapat pagar rumah. Karena curiga, saya langsung masuk ke dalam rumah," jelasnya.
Ternyata dua sepeda pancal seharga total Rp 9 juta miliknya sduah hilang.
"Saya sempat cari ke dalam rumah. Mungkin saja sudah diparkir di dalam rumah. Tapi kata orang di dalam rumah, sepeda pancal tidak diparkir di dalam rumah," ungkapnya.
Sadar menjadi korban pencurian, Bambang langsung mencari rekaman CCTV untuk mencari tahu ciri-ciri pelaku.
Dalam rekaman CCTV itu terlihat pelaku berjumlah tiga orang.
Awalnya tiga pria itu mengobrol dan melihat kondisi di depan rumah korban.
Para pelaku sempat mengecek kondisi pagar rumah korban.
Setelah dianggap aman, para pelaku segera masuk ke halaman rumah korban.
"Ternyata anak saya tidak mengunci pagar rumah. Jadi anak sulung saya mengantar adiknya pulang ke rumah. Setelah mengantar adiknya, dia langsung keluar lagi."
"Gemboknya hanya dikaitkan di gerendel pagar, dan tanpa dikunci," jelasnya.
Para pelaku mengangkat dua sepeda pancal itu, kemudian dimasukkan ke dalam mobil, dan segera kabur.
Saat kejadian, anggota keluarga di dalam rumah sedang menonton televisi di ruang tengah.
"Karena volume televisi keras, mereka tidak terdengar suara pagar terbuka. padahal dua sepeda pancal sudah dirantai, tapi pelaku tetap dapat mengambilnya," imbuhnya.
Bambang sudah melaporkan pencurian itu ke Polresta Malang Kota.
"Semoga pelaku segera tertangkap, dan sepeda pancal ditemukan dalam keadaan utuh," terangnya.
2. Tarif Bus Patas Viral

Beredar postingan viral yang mengunggah tarif bus patas Malang Surabaya mencapai Rp 50.000 tapi tanpa diiringi dengan jaga jarak atau physical distancing.
Postingan viral di Twitter itu diunggah akun @cyplex23 dengan mengkaitkan akun @infomalang.
"Tarifnya 'New Normal' Rp 50.000, tapi formasi duduknya 'Normal' 2-2," tulis pengelola akun @cyplex23, Senin (3/8/2020).
Postingan viral itu mendapat banyak tanggal dari netizen.
Ada netizen yang menilai seharusnya tarif Rp 50.000 disertai dengan penerapan physical distancing.
"Sebenarnya saya dua minggu naik bus patas lain seharga Rp 35.000 tapi tidak ada jaga jarak. Nah sekarang coba bus patas lain dengan harga Rp 50.000 formasi duduknya normal," tulisnya.
Pantauan SURYAMALANG.COM di Terminal Arjosari Kota Malang, sejumlah bus patas telah menerapkan jaga jarak.
Formasi bangku yang bisanya untuk 2-3 orang, hanya boleh diisi satu orang.
"Kami menerapkan jaga jarak hanya untuk bus kelas non-ekonomi atau patas. Kalau bus ekonomi masih belum menerapkan jaga jarak."
"Penumpang lebih banyak yang naik bus ekonomi," ucap Ligar, kondektur Bus Restu.
Sebenarnya pengelola Terminal Arjosari telah memberlakukan aturan jaga jarak sesuai protokol kesehatan.
Petugas mengecek suhu tubuh penumpang yang akan memasuki area terminal.
Petugas juga mengimbau PO bus menerapkan jaga jarak, dan penumpang harus membawa surat keterangan sehat.
3. Penumpang di Terminal Arjosari Menurun Drastis

Jumlah penumpang menurun sampai 70 persen di Terminal Arjosari, Kota Malang.
Penurunan jumlah penumpang ini terjadi saat pandemi Covid-19.
Tidak banyak penumpang di terminal yang dikelola Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tersebut.
Bahkan bagian dalam area terminal cukup sepi.
Penumpang lebih banyak menunggu di area keberangkatan.
Koordinator Terminal Arjosari, Hadi Supeno menyampaikan bahwa penurunan terjadi sejak Maret 2020 atau saat awal pandemi Covid-19 merebak di Indonesia.
"Penurunan itu terjadi di semua jurusan, baik Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) maupun Antar Kota Antar Provinsi (AKAP)," ucap Hadi kepada SURYAMALANG.COM, Senin (3/8/2020).
Penurunan jumlah penumpang tersebut karena masyarakat masih merasa ketakutan imbas Covid-19.
Sebelum pandemi Covid-19, penumpang di Terminal Arjosari bisa mencapai 3.000-6.000 per hari.
Saat ini jumlah jumlah penumpang kurang dari 1.000 orang per hari.
Jumlah total penumpang pada bulan Juli 2020 hanya 22.105 orang.
Kumlah penumpang antara 600-900 orang per hari.
"Mungkin kalau tidak begitu ada keperluan, masyarakat tidak akan naik bus karena takut," ucapnya.
Penurunan jumlah penumpang di Terminal Arjosari berimbas terhadap pedagang di dalam terminal.
Banyak pedagang yang menutup kiosnya.
Juga banyak terlihat bangku kosong di dalam bus karena sepinya penumpang tersebut.
Kondisi juga berdampak pada penyedia jasa transportasi atau Perusahaan Otobus (PO) yang hanya mengoperasikan beberapa bus.
"Misalkan satu PO menyediakan 10 bus, tapi yang beroperasi hanya 3-5 bus untuk AKDP. Mereka juga berpikir karena tidak ada penumpang," tandasnya.
"Kami sudah berikan imbauan ke semuanya, baik PO bus maupun ke masyarakat. Kami bisa memantau kalau di terminal, tapi kami sulit memantau di luar terminal," ucap Agus Ruskandi, Administrasi Operasinal Terminal Arjosari.
Agus menjelaskan tarif bus kelas non-ekonomi diatur oleh masing-masing PO bus sesuai fasilitas yang ada.
Tetapi, PO bus wajib melaporkan ketentuan tarif bus tersebut kepada pemerintah.
Sedangkan tarif bus kelas ekonomi harus sesuai Peraturan Gubernur Jatim nomor 27/2016.
Menurutnya, bus non-ekonomi dan kelas ekonomi jurusan Malang Surabaya dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas atas dan kelas bawah.
Tarif bus non-ekonomi kelas atas sebesar Rp 50.000. Sedangkan tarif bus non-ekonomi kelas bawah sebesar Rp 35.000.
Begitu juga dengan kelas ekonomi, batas rendah tarifnya untuk kelas bawah Rp 7.800 dan kelas atas Rp 13.200.
"Misalkan patas kelas atas itu Bus Restu dan Menggala. Untuk kelas bawah Medali Mas, Kalisari dan Havana," ucapnya.
Agus minta semua penumpang melaporkan kepada petugas Dinas Perhubungan bila mendapati tarif bus lebih mahal dari biasanya.
Laporan tersebut juga harus dilengkapi dengan karcis sebagai bukti pembayaran.
"Kalau naik bus, mohon minta karcis. Jangan sampai tidak diberi karcis. Dan karcis itu jangan dibuang kalau belum sampai tujuan," tandasnya.
(Kukuh Kurniawan/Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah/Sarah/SURYAMALANG.COM)