UPDATE Virus Corona di Malang Jawa Timur 4 Agustus 2020: 1386 Positif Covid-19 dan 111 Meninggal

Terhitung sampai hari Selasa 4 Agustus 2020, jumlah total pasien positif Covid-19 kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang kini sudah mencapai 1386

Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
Kompas.com
Ilustrasi situasi selama pandemi Covid-19 

Bahkan bagian dalam area terminal cukup sepi.

Penumpang lebih banyak menunggu di area keberangkatan.

Koordinator Terminal Arjosari, Hadi Supeno menyampaikan bahwa penurunan terjadi sejak Maret 2020 atau saat awal pandemi Covid-19 merebak di Indonesia.

"Penurunan itu terjadi di semua jurusan, baik Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) maupun Antar Kota Antar Provinsi (AKAP)," ucap Hadi kepada SURYAMALANG.COM, Senin (3/8/2020).

Penurunan jumlah penumpang tersebut karena masyarakat masih merasa ketakutan imbas Covid-19.

Sebelum pandemi Covid-19, penumpang di Terminal Arjosari bisa mencapai 3.000-6.000 per hari.

Saat ini jumlah jumlah penumpang kurang dari 1.000 orang per hari.

Jumlah total penumpang pada bulan Juli 2020 hanya 22.105 orang.

Kumlah penumpang antara 600-900 orang per hari.

"Mungkin kalau tidak begitu ada keperluan, masyarakat tidak akan naik bus karena takut," ucapnya.

Penurunan jumlah penumpang di Terminal Arjosari berimbas terhadap pedagang di dalam terminal.

Banyak pedagang yang menutup kiosnya.

Juga banyak terlihat bangku kosong di dalam bus karena sepinya penumpang tersebut.

Kondisi juga berdampak pada penyedia jasa transportasi atau Perusahaan Otobus (PO) yang hanya mengoperasikan beberapa bus.

"Misalkan satu PO menyediakan 10 bus, tapi yang beroperasi hanya 3-5 bus untuk AKDP. Mereka juga berpikir karena tidak ada penumpang," tandasnya.

2. Begini Riwayat Buka Tutup Tempat Wisata di Malang Hingga Perkembangan Terkini

Tiga pemerintahan di Malang Raya sepakat melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada 17 Maret 2020.

Keputusan itu membuat Pemerintah Kabupaten Malang pertama kali menutup tempat pariwisata di wilayahnya pada 23 Maret 2020.

Penutupan berlaku bagi tempat pariwisata di seluruh Kabupaten Malang.

Alasannya, guna mencegah penularan virus corona atau Covid-19.

"Semua daya tarik wisata, destinasi wisata, fasilitas pariwisata atau rest area untuk sementara tidak menerima kunjungan atau tutup sementara."

"Kebijakan itu diterapkan sejak 23 Maret sampai 5 April 2020," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Made Arya Wedhantara ketika diwawancarai, Senin (23/5/2020).

Penutupan tempat pariwisata berdampak pada sektor ekonomi. Seperti halnya yang dirasakan para pedagang makanan di Pantai Balekambang.

Bahkan saat itu pedagang terpaksa memeras otak guna menyiasati sepinya pembeli. Salah satunya mencari sumber pendapatan lain. Tujuannya, agar asap dapur rumah tetap mengepul.

Seiring waktu berjalan, Dinas Pariwisata Kabupaten Malang menyusun aturan kunjungan pariwisata bagi wisatawan usai pandemi Covid-19.

Aturan tersebut diberlakukan agar masyarakat tetap aman dalam melakukan wisata, jika pada akhirnya wabah corona sudah dinyatakan berhenti.

Made menerangkan, aturan yang akan diberlakukan adalah penyediaan fasilitas cuci tangan, anjuran jaga jarak dan menjaga tempat wisata tetap steril.

"Kita kesamaan visi memang itu tujuannya kita akan menyamakan persepsi," ujar Made usai gelar pertemuan di Ruang Anusapati Pemkab Malang pada Maret lalu.

PSBB Malang Raya berakhir pada 30 Maret 2020. Namun Disparbud Kabupaten mengumumkan jika masa penutupan tempat pariwisata masih berlaku. Hingga ada pengumuman lebih lanjut dari pemerintah.

Harapan pariwisata akan bergeliat sempat mengemuka, setelah Pemerintah Kabupaten Malang  mengizinkan Pantai Balekambang dan Pantai Ngliyep membuka kunjungan wisata pada 3 Juni 2020.

Namun, harapan itu pupus setelah Pemerintah Kabupaten Malang menutup kembali tempat pariwisata pantai di sepanjang jalur lintas Selatan (JLS).

Penutupan ini didasarkan karena pengunjung tidak menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

Wisata yang ditutup saat itu meliputi Pantai Kondang Merak, Pantai Balekambang, Pantai Banyu Meneng, Pantai Goa China, Pantai Tiga Warna, Pantai Sendiki dan Pantai Sendang Biru.

Penutupan itu dilakukan sejak tanggal 13 Juli 2020.

Saat itu Pemkab Malang tak ingin klaster penularan Covid-19 muncul akibat warga berkerumun di tempat pariwisata.

Pada tanggal 23 Juli 2020 Pemerintah Kabupaten Malang memberikan izin pembukaan kembali wisata pantai di Malang Selatan setelah sebelumnya ditutup.

"Awalnya memang tutup. Namun, setelah kami berkoordinasi dengan pengelola pantai akhirnya dibuka kembali," ujar Made Arya Wedhantara, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten saat diwawancara pada 23 Juni 2020.

Ada enam pantai yang buka kembali kunjungan wisata diantaranya, Pantai Ungapan, Pantai Bajulmati, Pantai Bengkung, Pantai Ngudel, Pantai Balekambang dan Pantai Ngliyep.

"Kalau tutup terus lalu kita tidak mencoba sop kan percuma. Dari situlah kita membuka pantai tersebut," beber pria asal Bali ini.

Made menambahkan, keputusan pembukaan wisata pantai itu merupakan hasil koordinasi dengan Perhutani Malang.

Made menyerukan agar pengelola wisata pantai benar-benar menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Berdasarkan pantauan di lokasi Jalur Lintas Selatan (JLS) pada Jumat 31 Juli 2020. Pantai sepanjang jalur tersebut sudah menerima kunjungan pariwisata.

Pengunjung diminta menerapkan protokol kesehatan. Seperti memakai masker, mencuci tangan dan berjaga jarak.

Bahkan, pengelola Pantai Watu Leter, Pantai Banyu Meneng dan Pantai Kondang Merak mempersilakan wisatawan mendirikan tenda untuk menginap di pantai.

"Kami meminta kepada kepala desa camat dan pengelola di wilayah itu untuk membuat pakta integritas. Nanti mereka harus ikut bertanggung jawab," jelas Made.

(Rifky Edgar/Mohammad Erwin/Frida Anjani/SURYAMALANG.COM)

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved