Berita Surabaya Hari Ini

Calon Obat Covid-19 Pertama di Dunia Sedang Digarap Unair Surabaya, Akan Dipresentasikan ke BPOM

Universitas Airlangga (Unair) Surabaya berencana segera menemui BPOM untuk mengurus perizinan kombinasi obat Covid-19

Penulis: sulvi sofiana | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Sulvi Sofiana
Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof Moh Nasih. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Universitas Airlangga (Unair) Surabaya berencana segera menemui BPOM untuk mengurus perizinan kombinasi obat Covid-19.

Rencananya, Rabu (19/8/2020), Unair akan mempresentasikan hasil perkembangan obat Covid-19 pada BPOM.

Rektor Unair, Prof Moh Nasih, mengatakan obat kombinasi yang diteliti Unair telah melewati tahap uji klinis.

Dari lima kombinasi obat penawar yang yang ditemukan, hanya tiga yang disarankan karena mempunyai potensi penyembuhan terbesar.

Yakni , Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin. Kedua, Lopinavir/Ritonavir dan Doxycycline. Ketiga, Hydrochloroquine dan Azithromyci.

Berdasarkan hasil uji klinis tiga obat tersebut memiliki tingkat efektivitas lebih dari 90 persen.

"Setelah kami kombinasikan daya penyembuhannya meningkat dengan sangat tajam dan baik."

"Untuk kombinasi tertentu sampai 98 persen efektivitasnya. Dan yang paling rendah di angka 92 persen."

"Efektivitas ini berdasar dari sampel yang diambil secara acak," ungkap Rektor Unair, Prof Nasih, Minggu (16/8/2020).

Sebelumnya, kata Nasih, pihaknya juga telah melakukan evaluasi pada lebih dari 1.100 sampel Dari berbagi multicenter.

Yaitu RS TNI, serta dari RSUA, RS TNI-POLRI, dan RS Lamongan.

Dari hasil itu yang memenuhi syarat inklusifitas dan lainnya sekitar lebih dari 750 sampel.

"Di awal-awal kami menyiapkan 13 multicenter yang ada. Dalam masa persiapan sudah mulai berjalan 2 hari, 3 hari, kemudian ada 'kasus' di RS Dustira yang ribuan (tekonfirmasi Covid-19) kemudian kami dipanggil untuk menangani di sana. Tentu fokus kami kemudian terbelah, sehingga kami sekaligus melakukan uji klinis di sana," papar Nasih.

Dikatakan Nasih, ketiga kombinasi obat penawar Covid-19 mempunyai dosis yang lebih rendah dibanding apabila obat diberikan secara tunggal.

Kendati hasil kombinasi, BPOM tetap menganggap obat yang dihasilkan Unair digolongkan pada obat baru. Karenanya, pihaknya masih menunggu pembahasan dengan BPOM.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved