Virus Corona Malang
UPDATE Virus Corona di Malang 28 Agustus 2020: 2165 Positif Covid-19 & Pasien Sembuh Tembus 1463
Update virus corona di Malang Raya hari ini Jumat 28 Agustus 2020. Sebanyak 2165 pasien positif Covid-19 di Malang Raya.
Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Adrianus Adhi
Positif Covid-19 = 31696 orang
Positif Aktif Covid-19 = 4424 orang
Sembuh Covid-19 = 24990 orang
Meninggal Dunia Covid-19 = 2282 orang
*Catatan: angka persebaran covid-19 di atas dapat berubah sewaktu-waktu.
Data di atas dikutip dari http://infocovid19.jatimprov.go.id.
- Berikut update berita terkait virus corona di Jawa Timur:
1. Bukan Penyakit Jantung, Ini Komorbid Pemicu Kematian Pasien Corona di Kabupaten Malang

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, drg Arbani Mukti Wibowo menyebut penyakit jantung tak terlalu berpengaruh terhadap kondisi pasien Covid-19, meski termasuk komorbid atau penyakit penyerta.
”Meski komorbid, penyakit jantung itu tak terlalu berpengaruh atau efeknya tidak terlalu besar terhadap pasien yang terpapar corona,” ujarArbani ketika dikonfirmasi, Kamis (27/8/2020).
Kata Arbani, kematian pasien Covid-19 lebih banyak terjadi akibat komorbid penyakit selain kardiovaskular atau yang berkaitan dengan jantung.
”Secara persentase, pasien corona di Kabupaten Malang yang meninggal karena memiliki penyakit jantung mungkin hanya sekitar 10 persen," beber Arbani.
Persentase terbesar penyebab kematian pasien Covid-19 ternyata dipicu oleh penyakit diabetes, penyakit paru dan organ hati.
”Seperti penyakit diabetes, penyakit pada organ paru-paru, hingga penyakit yang menyerang organ hati seperti hepatitis dan sirosis,” beber pria yang mengawali karier sebagai dokter gigi ini.
Pendapat Arbani didasarkan pada ilmu medis, ada alasan penyakit kardiovaskular tidak begitu memicu kematian pasien Covid-19.
Karena penyakit pada organ yang bertugas menerima dan memompa darah ke seluruh tubuh, sehingga tidak secara langsung menyerang sistem kekebalan tubuh.
”Berbeda dengan penyakit diabetes, paru, dan hati. Itu adalah penyakit yang menurunkan ketahanan tubuh. Sedangkan penyakit jantung itu tidak menurunkan ketahanan tubuh," ungkap Arbani.
( Muhammad Erwin/Ratih Fardiyah/SURYAMALANG)