Berita Malang Hari Ini Sabtu 5 September Populer: Pembangunan Kampung Arema & Harga Cabai Anjlok
Berita Malang hari ini Sabtu 5 September 2020 diantaranya Petani di Desa Wonorejo, Kabupaten Malang pilih tidak panen karena harga cabai yang anjlok.
Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Adrianus Adhi
Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Terangkum berita Malang hari ini Sabtu 5 September 2020 merupakan kumpulan kabar terkini dan terpopuler di daerah Malang Raya.
Berita Malang hari Ini mencakup kabar tentang Petani di Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang pilih tidak panen karena harga cabai yang anjlok.
Selain itu berita Malang hari ini ada juga kabar tentang Gagalnya rencana pembangunan Kampung Arema tersebut karena Pemkot Malang terkendala persoalan lahan.
Berikut ini rangkuman Berita Malang hari ini populer dari liputan langsung wartawan di lapangan.
1. Petani di Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang merana karena harga cabai yang anjlok.

Alhasil, petani memilih tidak melakukan panen karena tak sebanding dengan biaya produksi.
"Cabai harganya sangat murah sehingga tidak sebanding dengan biaya produksi," tutur Ketua KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) Kecamatan Poncokusumo, Syaiful Asyari ketika ditemui pada Kamis (4/9/2020).
Syaiful menuturkan, harga cabai di pasaran normalnya berkisar Rp 50 ribu per kilogram.
"Sedangkan saat ini di tingkat petani hanya kisaran Rp 6-7 ribu per kilogramnya," ungkap Syaiful.
Pandemi Covid-19 ditengarai jadi penyebab anjloknya harga cabai.
Permintaan pasar yang menurun drastis juga jadi biang kerok.
"Sekarang sebenarnya panen raya. Tapi serapannya sangat kurang," terang Syaiful.
Wilayah Poncokusomo sejatinya merupakan penghasil cabai yang potensial.
Karena produktivitas panen cabai begitu melimpah.
"Cabai akumulasi satu kecamatan per hari kita hitung itu 40 ton per hari," kata Syaiful.
Akibat pandemi corona, petani cabai di Poncokusumo terpaksa meratapi kerugian.
"Ruginya ya Rp 50 juta per hektare," jelas Syaiful.
Karena merugi, petani cabai melakukan tindakan rasional.
Mereka beralih menanam bawang dan buah-buahan.
"Harga sayuran yang masih stabil saat ini ucet. Mungkin di pasaran langka. Ucet Rp 8 ribu per kilogram," terang Syaiful.
Ironi juga terjadi di sektor pertanian kubis.
Harga kubis malah lebih mengenaskan, saat ini dipatok Rp 300 per kilogram.
"Padahal produksinya bisa per hari 50 ton untuk kubis. Namun dijual 300 Rupiah per kilogram," tutur Syaiful.
Syaiful menerangkan, jika petani saat ini seakan tidak punya pilihan meratapi kenyataan harga yang anjlok.
"Petani sementara duduk manis. Karena panennya murah," terang Syaiful.
2. Gagalnya rencana pembangunan Kampung Arema tersebut karena Pemkot Malang terkendala persoalan lahan.

Pemkot Malang belum memiliki rencana untuk membangun Kampung Arema.
Pembangunan Kampung Arema yang akan diletakkan di Kelurahan Tasikmadu itu urung dilakukan karena belum menjadi prioritas.
Padahal, rencana pembangunan Kampung Arema tersebut akan digagas pada tahun 2020 ini.
"Itu belum menjadi prioritas kami. Mengingat kami harus melihat dulu kemampuan keuangan daerah. Kecuali kalau ada investor yang mau masuk," ucap Wasto, Sekretaris Daerah Kota Malang kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (4/9/2020).
Gagalnya rencana pembangunan Kampung Arema tersebut karena Pemkot Malang terkendala persoalan lahan.
Dia mengatakan pembangunan Kampung Arema butuh lahan sekitar 25 hektar.
Hal ini tidak sebanding dengan lahan milik Pemkot Malang. Yang perbandingannya ditaksir sekitar 1:50.
"Pastinya butuh lahan sekian puluh hektar dan aset Pemkot hanya sedikit. Untuk memenuhi idealnya ya harus membebaskan lahan. Dan itu membutuhkan biaya yang cukup tinggi," ucapnya.
Oleh karenanya, dalam rencana pembangunan Kampung Arema ini kata Wasto bisa dilakukan asalkan ada investor yang masuk.
Untuk itu, pihaknya akan melakukan kajian lebih dahulu jadi tidaknya Pemkot Malang membangun Kampung Arema tersebut.
"Sepertinya pembangunan Kampung Arema masih belum menjadi prioritas pada tahun 2021 nanti. Karena kajiannya juga belum ada," ucapnya.
Nnatinya Kampung Arema bukan seperti kampung pada umumnya.
Kampung Arema akan menjadi miniatur Malang Raya.
Di sana akan ditempatkan berbagai macam miniatur seperti pantai, rumah khas malangan dan beragam olahan minuman dan makanan khas malangan.
Yakni dengan mengedepankan kearifan lokal yang dimiliki oleh Kota Malang dan Malang Raya pada umumnya.
"Jadi tidak hanya Kota Malang saja, tapi juga potensi yang dimiliki Kabupaten Malang hingga Kota Batu," ucap Wali Kota Malang, Sutiaji.
3. Polisi tembak mati bandar sabu-sabu di Surabaya dan Malang.

Bandar Sabu Ditembak Mati bernama Vicky Vendi (20) asal Kalilom Lor, Surabaya, dan Dika Purwanto (46) asal Perum Tumapel Regency, Kabupaten Malang.
Dalam kasus ini polisi juga menangkap anggota bandar sabu-sabu tersebut, yaitu Zainudin (47), Latifah (27), Novandi (24), Ricky (26), Bafus (36), dan Miftakhul (32).
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Jhonny Edison Isir mengatakan jaringan sabu-sabu ini dikendalikan dari lapas di Jatim.
Polisi menyita sekitar 26 kilogram (Kg) sabu-sabu, enam mobil, kamar apartemen atas nama Dika, tiga motor, dan beberapa senjata tajam serta senjata api.
"Tersangka terakhir yang kami tangkap itu merupakan otak jaringan yang ada di luar lapas. Satu tersangka ada di lapas," tandas Isir kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (3/9/2020).
Dika Purwanto sempat melawan menggunakan senjata tajam saat dikeler untuk menunjukkan sabu-sabu yang masih disimpannya.
Polisi menangkap Dika di apartemen di Surabaya Timur pada Rabu (2/9/2020) dini hari.
Awalnya polisi melihat tersangka keluar dari apartemen sambil menenteng tas.
"Setelah memastikan tersangka membawa sabu-sabu, kami menangkap tersangka di parkiran apartemen," kata AKBP Memo Ardian, Kasatresnarkoba Polrestabes Surabaya.
Tas tersebut berisi sabu-sabu seberat 1,5 Kg.
"Kami juga menemukan air soft gun di dalam tas tersebut," tambahnya.
Selanjutnya polisi membawa tersangka ke kediamananya di Kabupaten Malang.
Saat tiba di lokasi, Dika malah mengambil senjata tajam jenis sangkur dan mencoba melawan polisi.
"Tersangka mengayunkan sangkur itu ke kami sambil mengancam. Akhirnya kami mengambil tindakan tegas terukur kepada tersangka," tambah Memo.
(M Firman/Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah/Ratih Fardiyah/SURYAMALANG.COM)