Berita Arema Hari Ini
Tim PON Jatim Kecewa dengan Arema FC, Rudy Keltjes : Kalau Tahu Mainnya Kasar, Saya Tidak Datang
Menurut Rudy permainan kasar tak seharusnya didapatkan tim asuhannya, sebab secara pengalaman pemain asuhannya masih di bawah tim Liga 1
Penulis: Dya Ayu | Editor: Dyan Rekohadi
Penulis : Dya Ayu , Editor : Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Pelatih tim sepak bola PON Jatim, Rudy Keltjes kecewa dengan permainan Arema FC pada laga uji coba, Kamis (10/9/2020) sore di Stadion Kanjuruhan.
Kekecewaan Rudy Keltjes bukan karena hasil kalah 0-2 dari Arema FC, tapi kecewa dengan cara bermain pemain Singo Edan yang menurutnya kasar.
Menurut Rudy permainan kasar tak seharusnya didapatkan tim asuhannya, sebab secara pengalaman pemain asuhannya masih di bawah tim Liga 1, apalagi timnya diundang oleh Arema FC pada pertandingan berlebel uji coba itu.
Seperti diketahui, laga antara Arema FC Vs PON Jatim, khususnya pada babak kedua berjalan keras.
Pemain kedua tim juga ada yang mengalami cedera. Terlihat pemain PON Jatim juga harus di bawa keluar lapangan karena mengalami cedera.
Bahkan memasuki menit akhir babak kedua beberapa pemain kedua tim terlihat gesekan dan nyaris baku hantam.
"Saya mau datang kesini (Malang, red) ini tidak target apa-apa terus terang, saya kesini untuk bantu Arema dalam mempersiapkan tim sebelum Liga 1 dimulai. Karena diminta dan saya pikir sama-sama Jawa Timur, ya saya datang. Kalau tahu kayak gitu, main kasar-kasaran sama adik-adiknya, ya saya tidak datang."
"Jangan merasa sudah pemain Arema, pemain level satu tidak mau sakit, tapi mau menyakiti. Tidak boleh seperti itu," kata Rudy Keltjes, Kamis (10/9/2020).
Lebih lanjut mantan pelatih Timnas itu menegaskan, bermain keras sah-sah saja dalam sepak bola, namun apabila sudah masuk ke permainan kasar, justru keluar dari nilai dan norma dalam sepak bola.
Rudy lantas memberikan contoh soal insiden yang dialamin Van Basten mantan pemain AC Milan yang harus pensiun di usia emas menjadi pemain bola karena cedera engkel.
"Kalau saya pribadi, mending saya stop, berhenti saja tidak usah dilanjutkan pertandingannya. Itu tadi parah. Untung tidak putus tendonnya. Kalau putus kayak Van Basten, berhenti main bola. "
"Belajar suportif. Kalau pemain saya kartu kuning saya denda, uangnya saya kasih ke anak yatim piatu. Apalagi kartu merah sampai menyakiti lawan, tidak gajian. Gak suka? Ya keluar. Kalau mau bekelahi jangan di lapangan, di jalan. Mau anak Bupatipun tetap saya tegasi," tegasnya.
Meski demikian pelatih berdarah Belanda Indonesia itu tetap mendoakan agar Arema FC meraih prestasi yang bagus pada lanjutan kompetisi Liga 1 mendatang.
"Kalau Arema mau main bersih, ke depannya Arema bagus. Harus kontrol emosi. Tapi saya tetap mendoakan Arema nanti prestasinya bagus," ujar mantan pelatih Persebaya itu.