Berita Malang Hari Ini

Belajar ke Seniman Malang Djoko Rendy, Guru PAUD Tambah Kompetensi Bikin Batik dan Mewarnai Topeng

Sebanyak 14 guru Paud Omah Bocah Annaafi' Kota Malang mengisi kegiatan di Pasar Seni Bareng

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: isy
sylvianita widyawati/suryamalang.com
Guru-guru Paud Omah Bocah Annaafi' Kota Malang belajar mewarnai topeng pada seniman Djoko Rendy di Pasar Seni Bareng, Selasa (15/9/2020). 

SURYAMALANG.COM | MALANG - Sebanyak 14 guru PAUD Omah Bocah Annaafi' Kota Malang mengisi kegiatan di Pasar Seni Bareng, Selasa (15/9/2020). Mereka belajar membatik, mewarnai topeng dan membuat topeng dari bahan cokelat.

"Saat ini kegiatan guru-guru hanya membuat pembelajaran daring. Kadang sedikit stres. Maka saya ajak ke Pasar Seni Bareng untuk berkegiatan. Ada tiga kegiatan sekaligus buat refresing," jelas Evi Widiya Sukmawati, Kepala Paud Omah Annaafi' pada SURYAMALANG.com.

Dijelaskan, selain bisa belajar budaya juga bisa menambah kompetensi guru PAUD. Mereka berkolaborasi dengan seniman Djoko Rendy yang mengajar para guru dengan sabar.

Kegiatan akan dilakukan selama dua hari.

Guru-guru terlihat berkelompok.

Ada yang mengerjakan pembuatan batik dengan menggambar dulu di kain putih.

Kain diletakkan di atas meja dan guru-guru duduk di bawah.

Ada juga kelompok yang asyik mewarnai topeng malangan.

Djoko Rendy, seniman yang membuka stand Titik Tengger di Pasar Seni Bareng (Pasebar) menjelaskan memang banyak elemen masyarakat yang belajar ke Pasebar.

"Ini sebenarnya kegiatan rutin di Pasebar, khususnya di Titik Tengger. Ada yang ingin workshop, sarasehan, belajar seni budaya baik dari guru-guru dan siswa," kata Djoko.

"Kebanyakan yang datang untuk belajar membuat motif topeng atau membuat topeng dari berbagai bahan alternatif," jelasnya.

Misalkan dari bahan cokelat, dibikin puding bahkan ada yang ingin membuat bakso topeng.

Hasilnya nanti bisa dikonsumsi bagi yang membuat dari bahan alternatif.

Untuk biayanya, diserahkan kembali ke pembelajar.

"Misalkan anak-anak mampunya Rp 5000 an, ya saya belanjakan senilai itu. Kadang ada yang Rp 15.000 per orang. Kalau dibelanjakan cokelat, maka hasilnya juga jadi lebih banyak," kata dia. Sedang untuk membatik, biasanya pembelajar juga membeli bahan batik secara berkelompok seperti kain dan bahan malam.

Selain kegiatan seperti ini, juga ada kegiatan rutin seperti setiap Kamis ada latihan menari. Kalau hari Sabtu ada latihan mocopat dan gamelan.

"Jika ingin belajar kegiatan lain, saya menyesuaikan saja jadwalnya dengan mereka," papar Djoko.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved