Pengakuan Letkol Untung, Komandan Resimen Tjakrabirawa, Ketua CC PKI DN Aidit Minta Gerakan Ditunda

Terungkap pengakuan Letkol Untung Samsoeri Komandan Resimen Tjakrabirawa yang memberikan kesaksian dan meminta gerakan ditunda saat memimpin kudeta.

Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Adrianus Adhi
Youtube/Pondok Pesantren Alkautsar Cipaku Cianjur
Salah satu adegan film Penghianatan G30S/PKI, penyerangan rumah jenderal oleh pasukan Tjakrabirawa. 

Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Adrianus Adhi

SURYAMALANG.COM - Terungkap pengakuan Letkol Untung Samsoeri Komandan Resimen Tjakrabirawa yang memberikan kesaksian dan meminta gerakan ditunda.

Diketahui Letkol Untung Samsoeri memimpin upaya kudeta yang akan mengubah garis sejarah.

Gerakan Operasi Takari itu mulanya akan terselenggara pada 30 September namun pelaksanaan tersebut ditunda menjadi tanggal 1 Oktober.

Hal tersebut dikarenakan Untung, Ketua Central Comitte Partai Komunis Indonesia (PKI) DN Aidit memerintahkan agar pelaksanaannya ditunda sampai pasukan siap dan lengkap.

Diketahui 1 Oktober 1965 pukul 00.00, Panglima Kostrad Mayjen Soeharto baru saja meninggalkan RSPAD Gatot Subroto untuk pulang ke rumahnya di Jalan Abdul Muis.

Dua hari sebelumnya, putra bungsunya yang baru berumur empat tahun, Hutomo Mandala Putra atau Tommy, ketumpahan kuah sop sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Di Istana Merdeka, sekitar pukul 00.45, Presiden Soekarno mengganti seragam militernya dengan baju lengan pendek.

Melansir Kompas.com: Seputar G30S/ PKI (1): Sejarah yang Kita Kenal, Fakta atau Rekayasa?, Beberapa jam sebelumnya, Soekarno menghadiri Musyawarah Besar Ahli Teknik di Istora Senayan. Ia didampingi istrinya Haryati.

Sebelum berangkat, ia menelepon Haryati. Perempuan itu baru tiba di kediamannya di bilangan Slipi dikawal seorang perwira Detasemen Kawal Pribadi Tjakrabirawa. Di telepon, Soekarno meminta Haryati tidur sendiri dan tidak usah menunggunya.

"Hati-hati ya, suasana di luar kok terasa kurang menyenangkan, entah ada apa..." kata Soekarno kepada Haryati seperti dicatat Julius Pour dalam G30S, Fakta atau Rekayasa? (2013).

Usai salin dan menelepon Haryati, Soekarno berangkat ke Hotel Indonesia untuk menjemput istrinya yang lain, Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi.

Setelah menjemput Dewi dari resepsi di Hotel Indonesia, pukul 01.15, Soekarno bermalam di kediaman Dewi di Wisma Yaso yang kini jadi Museum Satria Mandala di Jalan Gatot Subroto.

Keduanya makan pizza dan main kartu sampai sekitar jam 02.00.

Di waktu yang sama, Komandan Batalyon I Resimen Tjakrabirawa Letkol (Inf) Untung Samsoeri menuju Lubang Buaya untuk inspeksi.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved