Berita Malang Hari Ini
BPBD Percaya Pengalaman Mitigasi Bencana Masyarakat Malang Selatan
BPBD) Kabupaten Malang percaya masyarakat pesisir Malang Selatan telah berpengalaman menghadapi peristiwa alam, termasuk gempa bumi maupun tsunami.
Penulis: Mohammad Erwin | Editor: isy
SURYAMALANG.COM | MALANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang percaya masyarakat pesisir Malang Selatan telah berpengalaman menghadapi peristiwa alam, termasuk gempa bumi maupun tsunami. Rasa optimistis tersebut didasarkan pada peristiwa tsunami yang pernah menerjang Pantai Tamban, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, tahun 1994 silam.
"Karena tahun 1994 mereka sudah mengalami sendiri di (Pantai) Tamban itu (tsunami)," terang Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Bambang Istiawan ketika dikonfirmasi pada Rabu (30/9/2020).
Bambang menilai, naluri alamiah masyarakat pesisir Malang Selatan dalam mengidentifikasi gejala alam di sekitarnya tidak diragukan lagi.
"Sehingga mereka lebih paham dari kita-kita ini, artinya berdasarkan pengalaman- pengalaman yang ada," jelas Bambang.
Meski yakin dengan naluri masyarakat, Bambang menyadari sosialisasi mitigasi bencana kepada masyarakat bukan perkara mudah.
"Tentang mitigasi, masyarakat memang butuh waktu yang lama jadi tidak serta merta langsung bisa," ucap Bambang.
Supaya edukasi mitigasi bencana tersebar secara masif, BPBD Kabupaten Malang telah membentuk Kampung Sigap Bencana (KSB) dan Desa Tangguh Bencana (Destana) di pesisir Malang Selatan.
"Rinciannya, Desa Tangguh Bencana ada 9. Lalu, Kampung Sigap Bencana kita ada 1 yang dibentuk oleh Dinas Sosial di Bantur," jelas Bambang.
Sementara itu, Bambang meminta masyarakat tidak panik ketika menanggapi kabar gempa dan tsunami di Selatan Jawa.
Menurut Bambang, kabar tersebut masih sebatas potensi, bukan prediksi.
"Ini adalah potensi dan bukan prediksi," beber Bambang.
Bambang menyatakan, potensi bencana alam bukan melulu soal gempa dan tsunami.
"Kita berada di gunung juga ada potensi gunung meletus. Jadi kalau prediksi tentang kapan terjadinya," tutur Bambang.
Terakhir, Bambang mengaku, kabar potensi gempa dan tsunami sudah ia dengar sejak tahun 2017 silam.