Update Zona Merah di Jawa Timur Kamis 1 Oktober 2020: Kediri Kuning, Malang Oranye, Mojokerto Merah

Berikut update zona merah di Jawa Timur Kamis 1 Oktober 2020: Kabupaten Kediri zona kuning, Kota Malang zona oranye, Mojokerto zona merah Covid-19

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: eko darmoko
Suryamalang.com/kolase Shutterstock/Maria Studio
Ilustrasi masker kain dan peta zona merah Covid-19 

Kekhawatiran Dinkes Pilbup Malang Digelar di Masa Pandemi 

Calon Bupati Malang, Sanusi dan wakilnya Didik telah berada Kantor DPD I Partai Golkar Jawa Timur pada Rabu (2/9/2020).
Calon Bupati Malang, Sanusi dan wakilnya Didik telah berada Kantor DPD I Partai Golkar Jawa Timur pada Rabu (2/9/2020). (ISTIMEWA)

Pemilihan Bupati atau Pilbup Malang 2020 yang digelar saat pandemi Covid-19 sungguh berisiko.

Situasi tersebut ternyata riskan bagi​ orang dengan penyakit penyerta alias komorbid.

"Sangat riskan apabila ada 20 sampai 30 ribu pemilih yang mempunyai komorbid datang ke TPS (tempat pemungutan suara)," terang​ drg Arbani Mukti Wibowo, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (30/9/2020).

Arbani menambahkan, suasana berkerumun di TPS tak bisa terhindarkan.

Apalagi ketika mengantri urutan pencoblosan.​

Situasi berkerumun itulah yang​ memicu komorbid mudah​ tertular virus corona.

"Karena mereka gampang terpapar Covid-19​ jika datang ke tempat yang berpotensi ada kerumunan," ujar Arbani.

Kekhawatiran Arbani tersebut bukannya tanpa alasan. Dia​ menganalisa, pasien Covid-19 yang memilik komorbid atau penyakit penyerta, punya resiko kematian yang tinggi.​

"100 Persen pasien Covid-19 di Kabupaten Malang yang meninggal punya komorbid," ungkap Arbani.

Penyakit penyerta yang diderita mayoritas adalah tuberculosis dan diabetes.​

"Lalu ada penyakit kelainan organ seperti liver (hati) dan paru-paru, itu rawan sekali," beber Arbani.

Guna membendung resiko tersebut, Arbani menyodorkan beberapa saran kepada KPU Kabupaten Malang.

Solusi tersebut berupa kebijakan bagi orang dengan komorbid bisa memberikan hak suaranya di rumah.​

"Sehingga tidak perlu datang ke TPS cukup coblos di rumah," terang pria yang mengawali karir sebagai dokter gigi itu.​

Bahkan, Arbani bersedia membantu KPU Kabupaten Malang guna mewujudkan kebijakan tersebut.

"Kami siap memberikan data siapa saja yang mempunyai riwayat komorbid. Nanti bisa koordinasi dengan puskesmas," jelas Arbani.

Mantan Direktur Utama RSUD Lawang ini menuturkan, masih ada solusi alternatif jika upaya tersebut tidak terwujud.

Solusi tersebut berupa pemberian waktu khusus bagi komorbid saat melakukan pencoblosan.

"Bisa juga warga yang mempunyai komorbid di suruh memilih terlebih dahulu dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat," jelas Arbani

(Mohammad Erwin/Sarah/SURYAMALANG.COM)

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved