Jendela Dunia

Misteri Alam Semesta, Bulan Mengandung Banyak Besi dan Titanium, Benarkah Terbentuk dari Puing Bumi?

Misteri Alam Semesta, Bulan Mengandung Banyak Besi dan Titanium, Benarkah Terbentuk dari Puing Bumi?

Editor: eko darmoko
NASA/GSFC/Arizona State University
Penampakan cekungan kawah yang ada di permukaan Bulan, yang diduga terbentuk dari dampak meteorit raksasa. 

SURYAMALANG.COM - Asal usul dan eksistensi Bulan sebagai satelit alami Planet Bumi, menjadi perdebatan yang lama di kalangan ilmuwan.

Bulan adalah satu-satunya benda langit yang bisa dilihat oleh penduduk Bumi sewaktu-waktu dengan mata telanjang.

Teori yang paling populer terkait terbentuknya Bulan adalah adanya benda langit seukuran Mars yang menghantam Bumi.

Hantaman dari benda tersebut membuat puing sisa dari tubrukan itu terlempar ke orbit dan kemudian menjadi Bulan.

Namun adanya temuan terbaru ini nampaknya bakal membuat peneliti harus berpikir ulang soal hipotesis terbentuknya bulan.

Bagaimana Bulan Terbentuk Hingga Akhirnya Disebut sebagai Satelit Alami di Orbit Planet Bumi?

Melansir Science Alert, Jumat (3/7/2020) data yang diperoleh dari pembacaan radar dari instrumen Miniatur Radio-Frequency (Mini-RF) NASA menemukan kalau satelit Bumi tersebut memiliki kandungan logam lebih dari yang diperkirakan oleh ilmuwan sebelumnya.

"Hasil menarik Mini-RF setelah 11 tahun beroperasi di Bulan adalah masih membuat penemuan baru tentang sejarah kuno tetangga terdekat Bumi," kata ilmuwan planet Noah Petro, dari Goddard Space Flight Center NASA.

Penampakan bulan purnama yang lebih redup dari biasanya saat puncak gerhana bulan penumbra terlihat di atas langit Kota Malang, Sabtu (11/1/2020) dini hari. Gerhana  bulan penumbra merupakan gerhana yang terjadi akibat posisi bulan, bumi dan matahari tidak persis sejajar yang menyebabkan bumi hanya sedikit menghalangi sebagian cahaya matahari ke bulan. Gerhana bulan penumbra 11 Januari 2020 merupakan gerhana perdana dari empat gerhana bulan yang diprediksi BMKG terjadi pada tahun 2020.
Penampakan bulan purnama yang lebih redup dari biasanya saat puncak gerhana bulan penumbra terlihat di atas langit Kota Malang, Sabtu (11/1/2020) dini hari. Gerhana bulan penumbra merupakan gerhana yang terjadi akibat posisi bulan, bumi dan matahari tidak persis sejajar yang menyebabkan bumi hanya sedikit menghalangi sebagian cahaya matahari ke bulan. Gerhana bulan penumbra 11 Januari 2020 merupakan gerhana perdana dari empat gerhana bulan yang diprediksi BMKG terjadi pada tahun 2020. (SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo)

Kandungan logam di permukaan Bulan

Lebih lanjut peneliti menyebut kalau tepat di bawah permukaan Bulan terdapat bahan-bahan kaya logam seperti besi dan titanium.

Apabila digali lebih dalam ada kemungkinan ditemukan lebih banyak lagi kandungan logam.

Kendati demikian, yang menjadi pertanyaan jika memang benar Bulan terbentuk dari puing Bumi yang terlempar ke orbit, itu merupakan sesuatu hal yang tak masuk akal.

Sebab, kerak Bumi relatif miskin logam.

"Ini benar-benar menimbulkan pertanyaan. Namun dengan meningkatkan pemahaman kita mengenai seberapa banyak logam di bawah permukaan bulan, para ilmuwan dapat membatasi ambiguitas tentang bagaimana Bulan terbentuk, berkembang dan berkontribusi untuk menjaga kelayakhunian di Bumi," papar Essam Heggy, ilmuwan ruang angkasa dari University of Southern California.

Planet Bumi
Planet Bumi (thelistlove.files.wordpress.com)

Tapi temuan terbaru itu akhirnya membuka kemungkinan lain seperti, bisa saja Bulan tercipta dari bahan yang jauh lebih dalam di Bumi daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Atau bisa juga logam merupakan hasil lelehan dari permukaan Bulan yang secara perlahan mendingin.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved