Jendela Dunia
Misteri Alam Semesta, Bulan Mengandung Banyak Besi dan Titanium, Benarkah Terbentuk dari Puing Bumi?
Misteri Alam Semesta, Bulan Mengandung Banyak Besi dan Titanium, Benarkah Terbentuk dari Puing Bumi?
SURYAMALANG.COM - Asal usul dan eksistensi Bulan sebagai satelit alami Planet Bumi, menjadi perdebatan yang lama di kalangan ilmuwan.
Bulan adalah satu-satunya benda langit yang bisa dilihat oleh penduduk Bumi sewaktu-waktu dengan mata telanjang.
Teori yang paling populer terkait terbentuknya Bulan adalah adanya benda langit seukuran Mars yang menghantam Bumi.
Hantaman dari benda tersebut membuat puing sisa dari tubrukan itu terlempar ke orbit dan kemudian menjadi Bulan.
Namun adanya temuan terbaru ini nampaknya bakal membuat peneliti harus berpikir ulang soal hipotesis terbentuknya bulan.
• Bagaimana Bulan Terbentuk Hingga Akhirnya Disebut sebagai Satelit Alami di Orbit Planet Bumi?
Melansir Science Alert, Jumat (3/7/2020) data yang diperoleh dari pembacaan radar dari instrumen Miniatur Radio-Frequency (Mini-RF) NASA menemukan kalau satelit Bumi tersebut memiliki kandungan logam lebih dari yang diperkirakan oleh ilmuwan sebelumnya.
"Hasil menarik Mini-RF setelah 11 tahun beroperasi di Bulan adalah masih membuat penemuan baru tentang sejarah kuno tetangga terdekat Bumi," kata ilmuwan planet Noah Petro, dari Goddard Space Flight Center NASA.

Kandungan logam di permukaan Bulan
Lebih lanjut peneliti menyebut kalau tepat di bawah permukaan Bulan terdapat bahan-bahan kaya logam seperti besi dan titanium.
Apabila digali lebih dalam ada kemungkinan ditemukan lebih banyak lagi kandungan logam.
Kendati demikian, yang menjadi pertanyaan jika memang benar Bulan terbentuk dari puing Bumi yang terlempar ke orbit, itu merupakan sesuatu hal yang tak masuk akal.
Sebab, kerak Bumi relatif miskin logam.
"Ini benar-benar menimbulkan pertanyaan. Namun dengan meningkatkan pemahaman kita mengenai seberapa banyak logam di bawah permukaan bulan, para ilmuwan dapat membatasi ambiguitas tentang bagaimana Bulan terbentuk, berkembang dan berkontribusi untuk menjaga kelayakhunian di Bumi," papar Essam Heggy, ilmuwan ruang angkasa dari University of Southern California.

Tapi temuan terbaru itu akhirnya membuka kemungkinan lain seperti, bisa saja Bulan tercipta dari bahan yang jauh lebih dalam di Bumi daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Atau bisa juga logam merupakan hasil lelehan dari permukaan Bulan yang secara perlahan mendingin.