Berita Malang Hari Ini
Ikuti Program Kampus Mengajar Perintis, 30 Mahasiswa Unisma Terjun ke 10 Daerah
Sebanyak 30 mahasiswa FKIP Universitas Islam Malang (Unisma) mengikuti program Kampus Mengajar Perintis (KMP) Kemendikbud
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: isy
SURYAMALANG.COM | MALANG - Sebanyak 30 mahasiswa FKIP Universitas Islam Malang (Unisma) mengikuti program Kampus Mengajar Perintis (KMP) Kemendikbud. Mereka diterjunkan ke 10 daerah sejak 12 Oktober 2020.
Mereka disebar di sejumlah SD di Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Blitar, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Lamongan, Cilacap hingga Kabupaten Mempawah (Kalimantan Barat).
KMP merupakan salah satu aktivitas dari program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang didanai Kemendikbud melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Para Mahasiswa itu telah lolos seleksi secara nasional.
Mereka dari tiga Program Studi (Prodi), yaitu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), serta Pendidikan Matematika (PMat).
"Tugas yang diemban 30 mahasiswa penggerak tersebut adalah menjadi asisten guru untuk mengajar di SD terdekat dengan domisili mahasiswa selama dua bulan atau hingga Desember 2020," jelas Dr Sri Wahyuni MPd,Koordinator Program KMP 2020 Unisma pada suryamalang.com, Kamis (15/10/2020).
Jika mereka melaksanakan program ini, maka akan disetarakan maksima a laksanakan ini bisa disetarakan maksimal 6 SKS.
Afnani Alfian, mahasiswa semester 5 Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unisma menyatakan dirinya mendapat tugas di SDN 1 Tangkilsari, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang.
"Di SD ini ada empat mahasiswa, dua dari Unisma dan dua mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM)," jelas Afnani pada suryamalang.com.
Baginya, ikut program ini adalah memberi pengalaman dan ilmu baru, apalagi ini KMP pertama.
"Tugas mahasiswa di program ini adalah melakukan pendampingan pada sekolah agar nanti bisa setara dengan di kota. Selain itu, harapan Kemendikbud, sekolah bisa memakai kurikulum darurat Covid-19 serta mengenalkan platform Rumah Belajar dari Kemendikbud," jelas Afnani.
Rumah Belajar bisa diakses siswa, guru dan orangtua.
Selain itu sosialisasi tiga modul pembelajaran untuk siswa, guru dan orangtua/pendamping siswa.
Dikatakan, dalam kondisi pandemi, pembelajaran di SD ini daring.
"Maka teman-teman mahasiswa akan membantu guru-sekolah untuk memanfaatkan TI sehingga memaksimalkan pembelajaran," paparnya.
Rektor Unisma Prof Dr Maskuri MSi saat pelepasan mahasiswanya berharap mereka berperan maksimal dalam menjalankan perannya sebagai asisten guru mengajar.