Berita Malang Hari Ini

Harta Karun Masih Banyak di Sekitar Situs Sekaran Malang, Penemunya Bisa Dapat Ganti Untung

Lokasi penemuan 'harta karun' justru di luar area situs yang kini sudah diberi atap untuk melindungi kondisinya.

SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo
TEMUAN ARKEOLOGIS - M Arifin menunjukan aneka benda ditemukan di sekitar situs Sekaran saat dikunjunhi Arkeolog Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Nugroho Dwi Wicaksono di Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Rabu (18/11/2020). Hingga saat ini, masih banyak warga yang menemukan aneka benda arkeologis di situs yang sempat membuat proyek jalan tol Malang-Pandaan terhenti. 

Penulis : Sylvianita Widyawati , Editor : Dyan Rekohadi

SURYAMALANG.COM, MALANG - 'Harta karun' masih banyak ditemukan di sekitar Situs Sekaran di Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.

Lokasi penemuan 'harta karun' justru di luar area situs yang kini sudah diberi atap untuk melindungi kondisinya.

Arifin, masyarakat setempat melaporkan hasil penemuannya ke BPCB (Balai Pelestari Cagar Budaya) Jawa Timur.

 "Saya kalau mendapatkan temuan selalu lapor ke BPCB," jelas Arifin pada suryamalang.com di rumahnya, Rabu (18/11/2020).

"Adanya temuan-temuan ini, berarti Situs Sekaran belum selesai dan perlu dilakukan kajian-kajian lagi. Semoga ini didengar oleh para calon-calon Bupati Malang. Sebab ini berada di wilayah Kabupaten Malang lho," paparnya.

Hasil penemuan Arifin masih akan diidentifikasi dulu. Sebab ada benda lama dan baru.

TEMUAN ARKEOLOGIS - Aneka benda ditemukan di sekitar situs Sekaran saat dikunjunhi Arkeolog Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Nugroho Dwi Wicaksono di Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Rabu (18/11/2020). Hingga saat ini, masih banyak warga yang menemukan aneka benda arkeologis di situs yang sempat membuat proyek jalan tol Malang-Pandaan terhenti.
TEMUAN ARKEOLOGIS - Aneka benda ditemukan di sekitar situs Sekaran saat dikunjunhi Arkeolog Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Nugroho Dwi Wicaksono di Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Rabu (18/11/2020). Hingga saat ini, masih banyak warga yang menemukan aneka benda arkeologis di situs yang sempat membuat proyek jalan tol Malang-Pandaan terhenti. (SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo)

Benda-benda yang paling banyak ditemukan adalah mata uang atau kepeng.

Ia pernah menemukan emas juga, pecahan-pecahan batu, tempat sesaji dll. 

Ia menyatakan pernah mendapatkan kepeng sebanyak 25 kg. Ada yang dijualnya untuk dibelikan alat pendeteksi logam.

Awal mula mencari "harta karun" sejak November 2018 ketika awal penemuan atau saat ada eskavasi jalan tol.

Kemudian pada Januari 2019 menemukan emas seberat 4,5 gram.

Ia mencari ke ladang warga dengan izin. Jika tidak diizinkan ya tidak dilakukan. Sebab lahan-lahan yang ada milik warga.

Wicaksono Dwi Nugroho, arkeolog BPCB Jatim menyatakan, setelah mendapatkan benda-benda ini, maka Arifin wajib registrasi ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang.

"Kalau benda-bendanya kategori langka dan perlu, pemerintah biasanya ada mekanisme ganti untung," jawab Wicaksono yang datang ke Sekaran dan ke rumah Arifin, Rabu (18/11/2020).

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved