Berita Malang Hari Ini

Rangkaian Kisah di Balik Gerbong KA Tanpa Lokomotif Jalan Sendiri di Kota Malang

Gerbong kereta api berjalan sendiri bukan pertama kali di Kota Malang.

SURYAMALANG.COM/HAYU YUDHA PRABOWO
Evakuasi gerbong kereta api yang berjalan sendiri dari Stasiun Malang ke Stasiun Kotalama, Kota Malang, Kamis (19/11/2020). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Gerbong kereta api berjalan sendiri bukan pertama kali di Kota Malang.

Empat gerbong kereta api jalan sendiri dari Stasiun Malang ke Stasiun Kotalama pada tahun 2011.

Insiden tersebut menewaskan seorang balita dan menghancurkan rumah milik Wisno, warga Ciptomulyo.

Warga sekitar Stasiun Kotalama menganggap peristiwa gerbong kereta api jalan sendiri ini kerap kali terjadi karena faktor elevasi, yaitu daratan di Stasiun Malang lebih tinggi daripada di Stasiun Kotalama.

Hal itulah yang menyebabkan seringnya rangkaian gerbong kereta api jalan sendiri tanpa lokomotif.

"Setahu saya, ada empat kejadian gerbong kereta tanpa lokomotif jalan sendiri. Tapi kejadian yang memakan korban jiwa ya saat menabrak rumah milik Wisno," ucap warga yang tidak mau menyebutkan namanya kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (19/11/2020).

Rumah warga itu hanya berjarak sekitar tujuh meter meter dari rel kereta api.

Dia menduga kejadian gerbong kereta api jalan sendiri ini karena ada faktor lain.

Dia menganggap penunggu atau makhluk lain yang berada di antara Stasiun Malang jahil.

Dia sempat mendengar cerita dari masinis beberapa tahun silam.

Saat itu si masinis sedang tidak berada di lokomotif kereta api.

Tiba-tiba mesin lokomotif itu hidup sendiri dan berjalan dari Stasiun Malang menuju ke Stasiun Kotalama.

"Bisa dikatakan wingit karena sering ada kejadian gerbong jalan sendiri itu dari Stasiun Malang ke Stasiun Kotalama. Untung setiap kejadian tidak sampai menimbulkan kecelakaan lalu lintas meskipun kereta melewati tiga palang pintu," terangnya.

Sebelum PT KAI memberi pengaman di daerah Stasiun Kotalama, biasanya gerbong kereta api yang jalan sendiri tersebut melaju dan berhenti di Kepanjen, Kabupaten Malang.

Peristiwa itu pernah terjadi sekitar tahun 90-an.

Saat itu ada kereta api yang mengangkut pupuk melaju sendiri dengan kecepatan tinggi dari Stasiun Malang.

Insiden tersebut tidak sampai menimbulkan kecelakaan atau korban jiwa.

"Kejadiannya pada pada malam Kamis legi atau Jumat legi. Waktunya juga di atas pukul 13:00 WIB sampai sebelum Magrib. Waktu tersebut yang selalu ditandai oleh warga sekitar," ungkapnya.

Kecelakaan kereta api yang menabrak kendaraan bermotor juga sering terjadi di persimpangan Kotalama.

Pria yang tinggal di bantaran rel kereta api sejak tahun 80-an itu telah mendengar tiga kali kasus tabrakan kereta api dengan kendaraan bermotor maupun kejadian warga terserempet kereta api.

Pertama kejadian di tahun 2003 dan 2004 atau sebelum pembangunan fly over Kotalama.

Kasus pertama, kereta api lokomotif menabrak taksi.

Kasus kedua, kereta api menabrak truk yang menyebabkan korban jiwa dan tabrakan beruntun.

"Pokoknya kejadian yang sering itu sebelum adanya fly over Kotalama. Sesudah itu, tidak ada kasus lagi. Paling hanya rangkaian gerbong kereta jalan sendiri seperti kemarin dan tahun 2011," ucapnya.

Pria itu mengatakan ada warga yang tinggal di bantaran rel kereta api tertabrak kereta api yang sedang melaju sekitar tahun 2000-an.

Saat itu korban selesai mandi, dan tiba-tiba terserempet gerbong kereta api yang sedang melaju kencang.

Seusai kejadian, warga yang tinggal di bantaran kereta api sempet mengalami kejadian aneh ketika lewat tengah malam.

Ada yang mengetuk rumah warga setiap malam hari. Saat dibuka, tidak ada orang di luar rumah.

Kejadian mistis tersebut berlangsung beberapa hari setelah kecelakaan tersebut.

"Hampir rumah sekampung ini diketuk. Bahkan saya pernah ditampakkan wujud korban kecelakaan itu. Saya suruh dia masuk ke kamar, kemudian saya bacakan Surah Yasin," ucapnya.

Adanya kejadian mistis tersebut tidak membuat pria gugup atau takut.

Dia mengaku sudah biasa mendapatkan godaan oleh sesuatu yang tidak masuk akal.

Seperti bunyi klakson mobil yang terparkir di depan rumahnya saat malam hari. Maupun dentuman suara besi yang berada di sekitar rumahnya.

"Kalau ada hal semacam itu saya malah biasa saja. 'mereka' malah saya anggap menemani saya. Dan kejadian seperti bunyi itu kadang ada sampai sekarang," tandasnya.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved