Update Zona Merah Covid-19 Jatim, Minggu 29 November: Surabaya dan Ponorogo Oranye, Sampang Kuning

Berikut update zona merah Covid-19 di Jawa Timur hari ini Minggu 29 November 2020 termasuk zona-zona lain termasuk Kota Surabaya dan Malang.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
Instagram @jatimpemprov
Peta Persebaran Zona Merah Covid-19 Jatim, Minggu 29 November 2020 

Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi

SURYAMALANG.COM - Berikut update zona merah Covid-19 di Jawa Timur hari ini Minggu 29 November 2020 termasuk zona-zona lain.

Dari update zona merah di Jawa Timur hanya Kabupaten Lumajang yang masuk zona merah daerah risiko tinggi penularan virus corona atau Covid-19.

Saat ini, ada sebelas daerah di Jawa Timur di antaranya Bangkalan, Ngawi, Sampang, Pacitan dan Bondowoso yang masuk zona kuning dengan risiko rendah penularan Covid-19

Sedangkan, Kota Surabaya, Malang, Sumenep, Ponorogo, Gresik, Sidoarjo, Jombang dan Mojokerto masuk dalam zona oranye dengan risiko sedang penularan virus corona atau Covid-19.

Hingga saat ini, tidak ada daerah di Jawa Timur yang masuk dalam zona hijau.

Penetapan zona merah, zona oranye, zona kuning dan zona hijau tersebut sesuai penentuan dari BNPB dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pusat.

Berikut rincian dan ulasan update zona merah di Jawa Timur yang dihimpun SURYAMALANG.COM dari infocovidJatim:

Update Zona Merah Covid-19 Jatim, Minggu 29 November: Surabaya dan Ponorogo Oranye, Sampang Kuning
Update Zona Merah Covid-19 Jatim, Minggu 29 November: Surabaya dan Ponorogo Oranye, Sampang Kuning (SHUTTERSTOCK/FunKey Factory)

- Daftar zona merah (daerah berisiko tinggi penularan Covid-19 Jatim) Minggu 29 November 2020

1. Kabupaten Lumajang

- Daftar zona oranye (daerah dengan risiko sedang penularan Covid-19) Minggu 29 November 2020

1. Kota Surabaya

2. Kabupaten Jombang

3. Kabupaten Jember

4. Kota Mojokerto

5. Kabupaten Blitar

6. Kota Pasuruan

7. Kabupaten Banyuwangi

8. Kabupaten Malang 

9. Kabupaten Sidoarjo

10. Kabupaten Mojokerto

11. Kota Probolinggo

12. Kota Batu

13. Kabupaten Probolinggo

14. Kota Malang

15. Kabupaten Gresik

16. Kabupaten Ponorogo

17. Kabupaten Situbondo

18. Kota Blitar 

19. Kabupaten Kediri 

20. Kabupaten Magetan

21. Kabupaten Nganjuk

22. Kabupaten Tuban

23. Kabupaten Trenggalek

24. Kota Kediri  

25. Kabupaten Sumenep

26. Kota Madiun 

Peta Persebaran Zona Merah Covid-19 di Jatim Rabu 18 November 2020
Peta Persebaran Zona Merah Covid-19 di Jatim Minggu 29 November 2020 (Instagram @jatimpemprov)

- Daftar zona kuning (daerah dengan risiko rendah penularan Covid-19 di Jatim) Minggu 29 November 2020

1. Kabupaten Sampang .

2. Kabupaten Tulungagung .

3. Kabupaten Bondowoso.

4. Kabupaten Pamekasan .

5. Kabupaten Pacitan .

6. Kabupaten Lamongan.

7. Kabupaten Ngawi.

8. Kabupaten Bojonegoro .

9. Kabupaten Bangkalan .

10. Kabupaten Madiun.

11. Kabupaten Pasuruan.

- Daftar zona hijau (daerah tidak terdampak Covid-19) Minggu 29 November 2020

Nihil

- Berita terkait virus corona di Jawa Timur:

Mahasiswa Ilkom UB Inisiasi Platform Informasi Covid-19 Khusus Tuli dan Netra Lewat Catatan Kaki

Ilustrasi foto platform Catatan Kaki untuk memberi informasi bagi tuli dan netra terkait Covid-19 dari mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya.
Ilustrasi foto platform Catatan Kaki untuk memberi informasi bagi tuli dan netra terkait Covid-19 dari mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya. ()

Lima mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2017, Fisip Universitas Brawijaya (UB) menginisiasi platform informasi COVID-19 khusus bagi penyandang tuli dan tuna netra lewat Catatan Kaki.

Ada dua platform. Yaitu di www.catatankaki20.wixsite.com/blog dan lewat akun IG @catatankaki.co dalam bentuk video lengkap dengan bahasa isyarat dan caption.

Dalam website www.catatankaki20.wixsite.com/blog yang berisi teks dan deskripsi audio untuk membantu mereka dalam memperoleh akses informasi dan memahami informasi seputar COVID-19.

Nur Chandra Ulfayah dkk melakukan ini sebagai program pengabdian pengabdian kepada masyarakat bernama Catatan Kaki.

Dikatakan, data laporan Jaringan Organisasi Penyandang Disabilitas Respons COVID-19 pada Juni 2020 menunjukkan 59.40% dari 459 responden atau sebanyak 360 orang disabilitas sensorik (Tuli dan Netra) menyatakan bahwa aksesibilitas terhadap informasi COVID-19 belum cukup tersedia.

Beberapa media daring belum mengakomodasi penerjemah bahasa isyarat dan belum ramah bagi pengguna aplikasi pembaca layar.

Padahal informasi COVID-19 yang mudah diterima dan dipahami sangat penting untuk membantu disabilitas menerapkan perilaku pencegahan COVID-19.

"Informasi yang diberikan Catatan Kaki juga disesuaikan dengan kebutuhan difabel," jelas Nur Chandra, Sabtu (28/11/2020).

Isinya beragam. Mulai mulai dari protokol pencegahan COVID-19, ragam tes deteksi COVID-19, kondisi pendidikan difabel selama pandemi, hingga platform penyedia lowongan pekerjaan bagi disabilitas.

Ini sejalan dengan motto yang diusung Catatan Kaki yaitu 'Everbody has chance' (semua orang punya kesempatan), termasuk difabel tuli dan netra.

Mereka juga mampu melakukan pencegahan dan penanganan terhadap COVID-19 secara mandiri.

Ia berharap, Catatan Kaki sebagai bagian dari masyarakat tentu bisa membantu mereka sekaligus meningkatkan kesadaran mereka terkait cara memutus rantai penyebaran virus corona.

Dengan pengetahuan pencegahan COVID-19 meningkat, maka mereka bisa menerapkan pengetahuan pencegahan tersebut dalam keseharian dan mereka tetap terlindungi dari paparan virus.

"Jangan sampai ada yang terinfeksi karena kurang informasi," tambah Nur Chandra Ulfayah, penulis konten program Catatan Kaki.

Dikatakan, rencananya mulai minggu depan kegiatan timnya masuk tahap akhir.

Setelah itu, semua konten akan diunggah dan baru dilakukan post-test ke teman tuli/netra untuk minta tanggapan sekaligus kritik saran terhadap program kami.

"Tapi, sejauh ini respon beberapa teman Tuli/Netra merasa terbantu dengan adanya program Catatan Kaki. Terutama terkait konten "situs penyedia lowongan pekerjaaan," jelas dia pada suryamalang.com.

Ada salah satu responden mereka secara spesifik mengeluh terkait sulitnya dapat perkerjaan untuk difabel selama pandemi.

"Jadi, kita coba fasilitasi dengan konten kami itu. Walaupun kita tidak menawarkan lowongan pekerjaan. Setidaknya kami membantu mereka untuk menemukan lowongan pekerjaan yang cocok untuk disabilitas.

Ditanya kesulitan dari program ini, ia menyebut dari segi produksinya. Sebab kontennya berbentuk audio visual ditambah dengan adanya juru bahasa isyarat juga audio description atau subtitle.

Sehingga proses pembuatan kontennya lebih panjang dan lama.

"Karenanya kita gak bisa buat konten setiap hari karena kendala ini," jawabnya.

Untuk sosialisasi program ini, mereka minta bantuan ke komunitas difabel juga menghubungi beberapa teman tuli/Netra secara personal.

"Ini menurut kami ini cara paling mudah untuk memperkenalkan program kita yang baru dirintis sekitar enam bulan terakhir," ujar dia.

Ditanya apakah program ini akan dilanjutnya tak hanya sekedar untuk pengabdian masyarakat, ia bilang akan melihat dulu tanggapan dari audiens lewat post-test sekaligus engagement dari program mereka.

"Sekiranya audiens kami antusias dengan program Catatan Kaki, program ini akan kami pertimbangkan untuk dilanjutkan," jawab Nur.

Untuk sementara, tim ingin fokus selesaikan program awal ini terlebih dahulu karena masih tahap percobaan. (Sylvianita Widyawati)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved