Update Zona Merah Jatim Rabu 2 Desember 2020: Pacitan Kuning, Surabaya Oranye, Batu dan Jember Merah

Berikut update zona merah Jatim hari ini Rabu 2 Desember 2020 termasuk zona-zona lain termasuk Kota Surabaya, Malang dan Batu.

Penulis: Frida Anjani | Editor: eko darmoko
Instagram @jatimpemprov
Peta Persebaran Zona Merah Jatim Rabu 2 Desember 2020 

- Daftar zona kuning (daerah dengan risiko rendah penularan Covid-19 di Jatim) Rabu 2 Desember 2020

1. Kabupaten Sampang 

2. Kabupaten Pacitan 

3. Kabupaten Pamekasan 

- Daftar zona hijau (daerah tidak terdampak Covid-19) Rabu 2 Desember 2020

Nihil

- Berita terkait virus corona di Jawa Timur:

Batu Kembali Zona Merah Covid-19, Pemkot Sebut Akibat Klaster Keluarga

Kota Batu kembali menjadi zona merah Covid-19.

Pemkot Batu mengimbau agar masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Pemkot Batu juga telah menggelar rapat koordinasi menyikapi zona merah, Rabu (2/12/2020).

Rapat itu dihadiri Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko, Kapolres Batu AKBP Catur C Wibowo, Dandim 0818 Malang-Batu Letkol Inf Yusub Dody Sandra, Kajari Batu Supriyanto beserta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Batu.

Dewanti mengatakan, klaster keluarga menjadi penyebab Kota Batu menjadi zona merah.

Kenaikan yang cukup signifikan belakangan ini berasal dari klaster keluarga.

“Kenaikan bukan dari sektor pariwisata, tapi dari klaster keluarga. Baik di Tlekung, maupun di Songgokerto. Ini karena ada yang sakit, tidak dirawat di rumah sakit. Lalu banyak yang menjenguk, baik tetangga maupun kerabat,” kata Dewanti, Rabu (2/12/2020).

Para kerabat dan tetangga yang menjenguk tersebut tidak mengetahui apakah orang yang sakit tersebut terkonfirmasi positif Covid-19 atau tidak.

Akibat dari ketidaktahuan itu, maka terjadi penularan secara masif.

“Akhirnya ketika parah masuk RS, lalu meninggal. Ketika hasil swab keluar, ternyata konfirmasi positif Covid-19,” ujarnya.

Menyedihkannya lagi, seperti kasus di Tlekung, setelah ada satu orang meninggal lalu berturut-turut ada yang meninggal lainnya.

Dewanti pun mengajak agar semua pihak tetap waspada dan disiplin protokol kesehatan.

Warga Dusun Sawahan, desa Giripurno Batu mengecek suhu tubuh menggunakan thermal gun terhadap seseorang yang hendak masuk dusun, Senin (1/6/2020).
Warga Dusun Sawahan, desa Giripurno Batu mengecek suhu tubuh menggunakan thermal gun terhadap seseorang yang hendak masuk dusun, Senin (1/6/2020). (SURYAMALANG.COM/Benni Indo)

Satgas Hingga Tingkat Dusun

Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Batu menyepakati untuk mengaktifkan kembali Satgas Covid-19 hingga tingkat dusun.

Kota Batu yang kembali menjadi zona merah dinilai Dewanti sebagai akibat dari tidak disiplinnya masyarakat serta kendornya kinerja Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

“Ketidaktahuan masyarakat yang paling utama. Masyarakat sebetulnya sudah diberikan pemahaman disiplin protokol. Keteledoran kita semua, termasuk satgas yang masif lagi,” tegasnya.

Satgas di tingkat dusun akan memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya menjaga protokol kesehatan.

Dewanti ingin masyarakat tidak memandang remeh pandemi Covid-19.

Bahwasannya virus ini masih ada dan perlu diwaspadai.

“Untuk itu, kami semua sepakat menghidupkan kembali Satgas sampai ke tingkat dusun. Dulu awal-awal wah. Sekarang agak kendor, nah sekarang harus dihidupkan lagi. Covid-19 ini masih ada, harus disiplin protokol kesehatan,” urainya.

Berkaca pada kasus Tlekung, jika ada warga yang sakit, harus segera dilaporkan ke Puskesmas terdekat.

Lalu akan ada tindakan medis oleh petugas, salah satunya adalah tes cepat.

Akan ada rekomendasi dari petugas Puskesmas apakah orang yang sakit tersebut boleh dijenguk atau tidak.

RS Baptis Batu.
RS Baptis Batu. (Google Maps)

RS Penuh

Dewanti juga mengkonfirmasi bahwa kuota rumah sakit untuk pasien Covid-19 di Kota Batu telah penuh. Pemkot Batu akan mencari vila untuk dijadikan shelter. Jika ada pasien yang membutuhkan perawatan mendesak, maka akan dicarikan ke luar kota.

“RS di Batu sudah penuh. Kalau se Jatim, kami terhubung semua. Ketika di sini sakit, bisa ke Malang. Di Malang penuh, bisa ke sini, bahkan keluar kota. Tapi jangan sakitlah,” harapnya.

Di sisi lain, Pemkot Batu juga tidak berencana menambah tempat perawatan, seperti di lapangan terbuka. Kendala yang dihadapi adalah tidak adanya sumber daya manusia (SDM).

“Kalau umpamanya menambah tempat, SDM kami tidak ada. Pemkot Batu juga tidak punya RS,” kata Dewanti.

Selain dokter, kebutuhan perawat juga sangat penting. Pasalnya, ada tiga kali pergantian jam kerja oleh perawat ketika merawat pasien Covid-19. Mereka harus siaga sepanjang 24 jam.

“Kalaupun ada tambahan, mereka ditempatkan ke shelter. Kalau harus ada perawatan, ada jaringan RS seluruh Jawa Timur,” kata Dewanti. 

Per 2 Desember 2020, ada 766 warga Batu yang terkonfirmasi positif Covid-19. Ada tambahan 6 orang terkonfirmasi positif di hari yang sama. Dari data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Batu, ada 84 orang berstatus aktif, 609 orang sembuh dan 73 orang meninggal.

Persentase kematian di Kota Batu adalah 10 persen. Kasus aktif 11 persen dan sembuh 79 persen.

Catatan Redaksi: Bersama kita lawan virus corona. SURYAMALANG.COM mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved