Berita Jember Hari Ini

Pengelolaan Sampah di Jember Bermasalah, Belum Ada Anggaran BBM & Armada Rusak Berat

Sebelumnya, terungkap persoalan dalam hal pengelolaan sampah itu adalah belum adanya anggaran pembelian bahan bakar minyak (BBM) untuk truk pengangkut

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Sri Wahyunik
Sampah yang menumpuk di depo Jl Karimata sebelum diambil oleh petugas pengangkut sampah, Rabu (6/1/2021) 

Penulis : Sri Wahyunik , Editor : Dyan rekohadi

SURYAMALANG.COM, MALANG -  Kabupaten Jember memiliki sejumlah persoalan terkait pengelolaan sampah.

Bahkan pengelolaan sampah di kabupaten ini bermasalah karena permasalahan mendasar. 

Sebelumnya, terungkap persoalan dalam hal pengelolaan sampah itu adalah belum adanya anggaran pembelian bahan bakar minyak (BBM) untuk truk pengangkut sampah.

Rupanya, persoalan di sektor pengelolaan sampah di Kabupaten Jember tidak hanya itu saja.

Pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jember menyebut persoalan lain itu adalah rusaknya sejumlah armada.

Armada yang rusak itu adalah truk pengangkut sampah, juga kendaraan yang dioperasikan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Pakusari (TPA induk di Kabupaten Jember).

"Iya, memang ada sejumlah armada yang rusak berat, dan tidak dipakai karenanya," ujar Kepala DLH Jember Arismaya Parahita, Minggu (11/1/2021).

Aris menyebut, armada yang rusak berat itu terdiri atas truk pengangkut sampah, juga alat berat di TPA Sampah Pakusari.

DLH Kabupaten Jember memiliki 45 unit truk pengangkut sampah.

"Namun 11 di antaranya rusak berat sehingga tidak terpakai. Jadi hanya 34 yang aktif beroperasi," ujar Aris.

Sementara, itu alat berat di TPA Sampah Pakusari keseluruhan ada lima unit. Kelimanya adalah dua loader, dan tiga buldozer.

Dari lima unit itu, satu loader rusak dan tidak terpakai, serta satu unit terpakai.

Sementara buldozer yang terpakai dua unit, karena satu unit rusak.

"Jadi tiga yang beroperasi," lanjutnya.

Meski ada armada yang rusak, petugas pengelolaan sampah memaksimalkan pemakaian armada yang aktif. Dari 34 truk pengangkut sampah, satu di antaranya adalah truk tangki air.

Petugas memaksimalkan kinerja memakai 33 truk pengangkut sampah yang aktif.

Ke-33 truk itu mengangkut sampah 140 ton sampah rumah tangga per hari ke TPA Sampah Pakusari.

Selain itu ada pengangkutan mencapai 20 ton sampah rumah tangga per hari ke 24 TPS wilayah se-Kabupaten Jember.

"Selain memiliki truk pengangkut sampah, DLH juga mempunyai 40 unit motor sampah, baik roda dua maupun roda tiga," lanjutnya.

Aris mengakui, keseluruhan armada tersebut membutuhkan biaya perawatan, juga operasional.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah truk pengangkut sampah mogok beroperasi akibat tidak adanya anggaran BBM untuk truk pengangkut sampah.

Mogok kerja dua hari membuat pengelolaan sampah di Jember terganggu. Sampah menumpuk di sejumlah depo sampah.

Meskipun hanya dua hari, sampah yang tidak terangkut itu menimbulkan masalah bau dan meluber ke bahu jalan, sehingga dikeluhkan masyarakat.

Kini sopir truk pengangkut sampah sudah beroperasi kembali, dengan mengandalkan bantuan warga, juga hasil patungan sejumlah pegawai DLH.

Sebelumnya, Surya juga melansir persoalan pengelolaan sampah di Kabupaten Jember yakni belum adanya Perda Pengelolaan Sampah di Kabupaten Jember.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved