Jendela Dunia
Jangan Lakukan Ini di Facebook Jika Tak Ingin Akunmu Hilang, Buntut Kerusuhan Pendukung Donald Trump
Jangan Lakukan Ini di Facebook Jika Tak Ingin Akunmu Hilang, Buntut Kerusuhan Pendukung Donald Trump
SURYAMALANG.COM - Kerusuhan yang dilakukan massa Pro Donald Trump di Gedung Capitol Amerika Serikat, minggu lalu, membuat Facebook mengeluarkan kebijakan baru.
Yakni, dikutip SURYAMALANG.COM dari Kompas.com, Facebook mengumumkan penghapusan konten yang berisi frasa 'Stop the Steal'.
Stop the Steal berarti hentikan pencurian, terkait kerusuhan massa pendukung Donald Trump.
"Kami sekarang menghapus konten yang mengandung frasa Stop the Steal berdasarkan kebijakan Koordinasi Bahaya dari Facebook dan Instagram," kata perusahaan itu dalam sebuah unggahan blognya pada Senin (11/1/2021), melansir The Hill.
Menurut pemberitahuan itu, langkah itu dilakukan dua bulan setelah menghapus grup bernama "Stop the Steal", yang telah mengumpulkan lebih dari 300.000 anggota.
Group tersebut menyebarkan informasi yang salah tentang pemilu.
Perusahaan teknologi itu menyatakan akan tetap mengizinkan percakapan yang kuat terkait hasil pemilu dan itu akan terus berlanjut.
Namun langkah tambahan ini tetap dilakukan menjelang pelantikan Presiden AS.
Sebab ada upaya berkelanjutan untuk mengatur acara yang bertentangan dengan hasil pemilu presiden AS, yang dapat menyebabkan kekerasan.
Istilah tersebut juga digunakan oleh mereka yang terlibat dalam kekerasan Rabu (6/1/2021) di DC.
"Mungkin perlu beberapa waktu untuk meningkatkan penegakan kami atas langkah baru ini, tetapi kami telah menghapus sejumlah besar pos," lanjutnya.
Perusahaan mengatakan timnya akan bekerja sepanjang waktu untuk menegakkan kebijakannya menjelang pelantikan Presiden Terpilih Joe Biden.
Pusat Operasi Integritas Facebook akan bekerja setidaknya hingga 22 Januari, untuk memantau dan menanggapi ancaman secara real time.
“Kami sudah mengaktifkannya menjelang pemilihan putaran kedua Georgia dan penghitungan suara Electoral College dalam pemilihan presiden AS oleh Kongres."
"Kami memperpanjang itu karena kekerasan di Gedung Capitol minggu lalu," perusahaan menambahkan.
Facebook juga akan melanjutkan penghentian sementara iklan di AS yang berkaitan dengan politik atau pemilu.
Artinya, platform itu tidak mengizinkan iklan dari politisi, termasuk Presiden Trump.
Langkah tersebut mengikuti keputusan perusahaan baru-baru ini untuk menangguhkan akun Presiden Trump.
Terakhir, Presiden ke-45 AS itu sempat mengunggah konten tentang kerusuhan di Gedung Capitol minggu lalu.
Dia meminta para pendukungnya untuk pulang, tetapi juga mengulangi klaim palsu yang menuduh adanya penipuan pemilih presiden AS.
CEO Facebook Mark Zuckerberg mengatakan pada Kamis (9/1/2021), bahwa penangguhan akan diperpanjang sampai pelantikan Joe Biden.
"Keputusannya menggunakan platformnya untuk memaafkan daripada mengutuk tindakan pendukungnya di Gedung Capitol telah benar-benar mengganggu orang di AS dan di seluruh dunia," kata Zuckerberg saat itu.
"Kami yakin risiko membiarkan Presiden terus menggunakan layanan kami selama periode ini terlalu besar."
Facebook adalah salah satu dari sejumlah perusahaan teknologi yang membatasi akun Donald Trump atau memblokir beberapa kontennya dalam beberapa hari terakhir.
Aksi tersebut ramai-ramai dilakukan perusahaan media sosial AS setelah kerusuhan di Gedung Capitol oleh pendukung presiden yang menentang hasil pemilihan November.
Twitter juga menangguhkan akun Trump minggu lalu setelah posting yang dia buat tentang kerusuhan.
Mengikuti langkah Facebook dan YouTube dalam menghapus video pernyataan yang dia berikan saat membahas peristiwa tersebut.
Mereka saat itu merujuk pada kebijakan perusahaan mengenai klaim dan kekerasan pemilu yang disengketakan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tak Hanya Menangguhkan Akun, Facebook Kini Blokir Frasa Ini

Donald Trump 'Diusir' dari Facebook, Instagram, Twitter dan YouTube
Laman Facebook Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump 'dicekal' oleh otoritas Facebook selama 24 jam.
Dikutip SURYAMALANG.COM dari Kompas.com, dalam kurun waktu tersebut, admin laman Donald Trump tidak bisa mengunggah kiriman apa pun.
Facebook menilai laman Facebook Donald Trump telah melakukan pelanggaran kebijakan.
"Kami dikejutkan dengan kekerasan yang terjadi di Capitol hari ini."
"Kami memperlakukan kejadian ini sebagai keadaan darurat," tulis Facebook, seperti dihimpun KompasTekno dalam blog resmi perusahaan.
Sebagai informasi, kericuhan sempat pecah di gedung senat di Washington DC, AS, Rabu (6/1/2021) waktu AS atau Kamis (7/1/2021) dini hari WIB.
Pengunjuk rasa yang berasal dari pendukung Donald Trump merangsek ke gedung Capitol.
Tidak hanya Facebook, Instagram juga mengunci akun Donald Trump.
CEO Instagram Adam Mosseri mengumumkan hal itu di Twitter.
"Kami mengunci akun Instagram Presiden Donald Trump selama 24 jam juga," tulis Adam sembari me-retweet pengumuman dari Facebook.
Facebook juga melakukan beberapa tindakan terkait kericuhan yang terjadi di Washington DC.
Beberapa konten yang mendukung tindak kekerasan dihapus.
Seperti ajakan untuk membawa senjata ke beberapa lokasi di seantero Amerika Serikat.
Begitu pula dengan foto dan video para demonstran di Capitol.
"Di tahap ini, mereka menunjukkan promosi aktivitas kriminal yang melanggar kebijakan kami," tulis Facebook.
Facebook dan Instagram juga telah menghapus video di akun Donald Trump terkait unjuk rasa di Capitol.
Ke depannya, Facebook mengatakan akan memperbarui label unggahan di seluruh platformnya.
Unggahan yang disasar adalah yang mencoba mendelegitimasi hasil pemilu AS.
Label baru nanti yang akan disematkan Facebook berbunyi, "Joe Biden telah terpilih sebagai Presiden dengan hasil yang sah oleh seluruh 50 negara bagian. AS memiliki undang-undang, prosedur, dan institusi yang didirikan untuk memastikan pemindahan kekuasaan secara damai setelah pemilu".
Facebook juga akan melakukan beberapa langkah tambahan untuk memperketat unggahan di platformnya.
Seperti meminta admin grup untuk memoderasi postingan sebelum diunggah.
Komentar di grup yang mengandung ujaran kebencian dan kekerasan akan dihapus secara otomatis.
Facebook juga akan menurunkan konten yang terindikasi melanggar aturannya, menggunakan mesin kecerdasan buatan (AI).
Sebelum Facebook, Twitter juga menutup sementara akun @realDonaldTrump selama 12 jam setelah menghapus tiga twit yang dinilai menyesatkan.
Twitter sempat mengancam akan menangguhkan akun Donald Trump secara permanen jika tidak menghapus twit tersebut.
YouTube juga telah menghapus pidato Donald Trump terkait aksi unjuk rasa di Capitol.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Facebook Umumkan Keadaan Darurat, Akun FB dan Instagram Trump Dikunci 24 Jam