2 Hajat Terakhir Syekh Ali Jaber Tak Bisa Terwujud hingga Akhir Hayat, Yusuf Mansur Beri Penjelasan
Semasa hidup, Syekh Ali Jaber sempat mengatakan beberapa hal yang menjadi impian dan keinginannya di masa depan.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Semasa hidup, Syekh Ali Jaber sempat mengatakan beberapa hal yang menjadi impian dan keinginannya di masa depan.
Namun, ternyata ada dua hajat terakhir Syekh Ali Jaber tak terwujud hingga akhir hayatnya.
Sahabat sang ulama, Ustaz Yusuf Mansur memberikan penjelasan terkait hajat terakhir Syekh Ali Jaber yang belum bisa diwujudkan hingga hari kepergiannya.
Ungkapan hajat terakhir Syekh Ali Jaber ternyata juga menjadi wasiat Syekh Ali Jaber yang sempat ia utarakan kala mendapatkan perawatan Covid-19 beberapa waktu silam.
Kala itu, jika memang Allah memiliki rencana lain terkait umur, kelak jika meninggal dunia, Syekh Ali Jaber ingin dimakamkan di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Namun, ternyata saat kepergian Syekh Ali Jaber untuk selamanya pada, Kamis (14/1/2021) kemarin, keinginan tersebut tak bisa diwujudkan.
1. Ingin Dimakamkan di Lombok, NTB

Baca juga: Foto-foto Makam Syekh Ali Jaber, Berlokasi di Pondok Pesantren Daarul Quran & Pemakamannya Sederhana
Baca juga: Doa Ustaz Abdul Somad Setelah Syekh Ali Jaber Meninggal: Aku Ingin Satu Majelis Bersamamu di Surga
Baca juga: Foto-foto Syekh Ali Jaber Bersama Istri dan Anak-anaknya, Sosok yang Patut Dijadikan Ayah Teladan
Bukan di Lombok, Nusa Tenggara Barat seperti keinginan beliau, jenazah Syekh Ali Jaber dimakamkan di Tangerang, banten.
Akhirnya, Syekh Ali Jaber dimakamkan di Pondok Pesantren Daarul Quran.
Ustaz Yusuf Mansur mengungkapkan Syekh Ali Jaber tak dimakamkan di Lombok.
Menurutnya, Daarul Quran sudah seperti rumah kedua bagi Syekh Ali Jaber.
Pondok pesantren tersebut menjadi tempat pertama kali yang menerimanya saat tiba di Indonesia pada tahun 2008 silam.
"Dan kenapa Syekh Ali di sini, karena saya dikasih tahu oleh Syekh Muhammad (adik Syekh Ali) bahwa Daarul Quran merupakan yang pertama-tama menerima Syekh Ali dan Syekh Muhamad juga pernah tinggal di sini," ujar Yusuf Mansur seperti dikutip dari Tribunnews.
Yusuf Mansur juga mengungkapkan, Syekh Ali Jaber adalah salah satu yang membesarkan Daarul Quran.
"Bahu-membahu membangun Daarul Quran dan kemudian Syekh Ali atas izin Allah diluaskan dakwahnya ke seluruh Tanah Air dan punya Yayasan Ali Jaber yang perlu kita jaga dan kita rawat sepeninggalan beliau ini," ujarnya.
Ustaz Yusuf Mansur mengatakan, Syekh Ali Jaber sempat mengutarakan ingin dimakamkan di kampung halaman.
Namun, karena situasi tidak memungkinkan, pandemi Covid-19, maka diurungkan.
Yusuf berharap para santri penghafal Al-Qur'an di ponpes yang diasuhnya bisa terus menemani Syekh Ali Jaber di peristirahatan terakhirnya.
"Jadi sehari-hari beliau bersama Quran," ujarnya.
Syekh Ali Jaber dimakamkan sekira pukul 16.00 WIB, diiringi doa dari keluarga.

Baca juga: Alasan Syekh Ali Jaber Tak Pernah Marah Bikin Raffi Ahmad Syok, Pedakwah Hanya Ucap Satu Kata
Baca juga: Cerita Syekh Ali Jaber Jadi WNI, Pernah Diminta Uang Tapi Takdir Allah Malah Gratis
Baca juga: Pesan Syekh Ali Jaber Kepada Wali Kota Malang Sebelum Meninggal Dunia, Sebut Listrik Gratis Santri
Kepastian lokasi makam Syekh Ali Jaber sebelumnya sempat simpang siur.
Ini karena sang ulama asal Madinah yang sudah menjadi WNI pada tahun 2012 ini pernah mengungkapkan ingin dimakamkan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), suatu saat nanti.
Hal ini diungkapkan oleh Syekh Ali Jaber semasa hidup.
Syekh Ali Jaber beralasan, Lombok mempunyai pesan tersendiri baginya.
Hal itu ia ungkapkan melalui kanal YouTube Sasak Update yang diunggah ke YouTube, 30 Desember 2020.
“Ketika saya di Lombok ini, saya jauh lebih merasa nyaman. Karena ada ceritanya. Pertama saya berjuang di Indonesia memang di Lombok, anak saya lahir di Lombok,” ujar Syekh Ali Jaber yang memperistri Umi Nadia, wanita asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Tak hanya itu, rupanya kedua kakek Syekh Ali Jaber juga lahir di Lombok dan tewas saat melawan penjajah Jepang.
“Kakek saya dua-duanya kelahiran Lombok. Kakek saya meninggal mati syahid melawan penjajah Jepang di Ampenan Lombok."
"Saya sampaikan ke Pak Jokowi waktu ketemu, saya sebenarnya cucu pahlawan tapi belum terdaftar."
"Bahkan ayah dari ibu saya sendiri termasuk dia juga kelahiran Indonesia di Bumiayu dan adiknya juga kelahiran Lombok,” ujar Ali Jaber di channel Sasak Update.
Tidak hanya itu, Syekh Ali Jaber juga mempunyai keinginan mulia membina anak-anak di Lombok menjadi calon penghafal Al-Qur'an.
“Ya Allah walaupun saya memilih, memohon meninggal di Madinah. Kalau saya ditetapkan meninggal di Indonesia, mohon saya mau dimakamkan di Lombok,” ucapnya.
“Lombok termasuk pulau kesayangan saya, makanya saya tadi sampaikan ke Pak Kanwil, insya Allah rencana kami bersama Kapolda, untuk kita ke depan memimpin, membina anak anak Lombok menjadi calon hafidz dan hafidzah untuk acara Hafidz Indonesia di RCTI,” kata Syekh Ali Jaber.
2. Belum Bisa Menikahkan Anak Sulungnya, Hasan

Baca juga: Awal Mula Syekh Ali Jaber Jadi Ulama di Indonesia, Lahir di Madinah Lalu Pindah ke Lombok Tahun 2008
Baca juga: Kondisi Terakhir Syekh Ali Jaber Sebelum Meninggal & Usaha Ustaz Yusuf Mansur Himpun Bantuan Doa
Baca juga: VIDEO Kesaksian Aa Gym Usai Takziah ke Syekh Ali Jaber: Demi Allah, Wajahnya Bersih dan Tersenyum
Ungkapan hajat terakhri Syekh Ali Jaber yang juga belum bisa terwujud adalah menikahkan anaknya.
Anak sulung Syekh Ali Jaber yang bernama Hasan kini sudah bersuai 20 tahun.
Ada keinginan Syekh ALi Jaber untuk bisa menikahkan anak sulungnya tersebut.
“Hasan sudah usia 20, Mau menikah sekarang atau nanti saja? Kata Ali Jaber ke Hasan.
Namun, hingga ajal menjemput, keinginan Syekh Ali Jaber tersebut masih belum terlaksana.
Sementara itu, Syekh Ali Jaber juga mengingatkan agar putra sulungnya tersebut selalu menjalankan salat.
Pasalnya, salat adalah pondasi untuk dapat mendirikan agama Islam secara kokoh.
"Jaga salat sama jaga mama," kata Hasan.
"Yang penting salat."
"Dia cuma pesannya yang penting jangan tinggalin salat, karena pondasi agama," lanjutnya.
Menurut Hasan, ia aktif berkomunikasi dengan sang ayah sebelum Syekh Ali Jaber dipindahkan ke ruang ICU.
Namun, setelah sang ulama masuk ke ruang khusus tersebut, komunikasi mereka terputus hingga hari kematiannya.
Hasan juga menyebutkan dirinya tak bisa menjenguk ayah lantaran ketentuan protokol kesehatan terkait status Syekh Ali Jaber yang positif terpapar Virus Corona.
"Terakhir itu sebelum masuk ICU masih pegang hp beliau," kata Hasan.
"Setelah masuk ICU sudah enggak,"
"Enggak bisa (menjenguk), protokol," pungkasnya.
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 12.53: