Jendela Dunia

Jelang Pelantikan Presiden Joe Biden, Militer Amerika dan FBI Turun Tangan dalam Upaya Pengamanan

Jelang Pelantikan Presiden Joe Biden, Militer Amerika dan FBI Turun Tangan dalam Upaya Pengamanan

Editor: eko darmoko
AFP /GETTY IMAGES/MANDEL NGAN
Joe Biden 

SURYAMALANG.COM - Joe Biden akan dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) seusai ia dinyatakan resmi memenangi Pilpres AS.

Prosesi pelantikan Joe Biden pun akan dilakukan dengan pengamanan ketat dan melibatkan FBI.

Dikutip SURYAMALANG.COM dari Kompas.com, militer AS akan dibantu FBI dalam pemeriksaan lebih dari 25.000 Garda Nasional yang dikerahkan untuk melindungi keamanan di Gedung Capitol selama pelantikan Joe Biden.

Melansir Reuters pada Selasa (19/1/2021), Menteri Pertahanan Christopher Miller mengatakan pada Senin (18/1/2021) bahwa pemeriksaan adalah "normal untuk dukungan militer dalam peristiwa keamanan besar".

Baca juga: Joe Biden Sah Kalahkan Donald Trump dan Akan Dilantik Jadi Presiden Amerika pada 20 Januari 2021

Baca juga: Donald Trump Kalah di Pilpres AS, Indonesia Siap Jalin Hubungan Diplomatik dengan Pemerintahan Biden

Personel Garda Nasional berjaga di depan Gedung Capitol Hill, Washington DC, pada 17 Januari 2021. Pengamanan diperketat jelang pelantikan Joe Biden pada 20 Desember.
Personel Garda Nasional berjaga di depan Gedung Capitol Hill, Washington DC, pada 17 Januari 2021. Pengamanan diperketat jelang pelantikan Joe Biden pada 20 Desember. (AFP PHOTO/ANDREW CABALLERO-REYNOLDS)

"Meski, kita tidak memiliki indikasi intelijen adanya ancaman dari orang dalam, kami tidak akan melewatkan kebutuhan dalam mengamankan ibu kota," jelasnya.

Christopher Miller melanjutkan berkata bahwa dia mengapresiasi, "dukungan FBI dalam membantu tugas ini dan untuk semua Garda Nasional yang lebih dari 25.000".

Pemerintah AS telah memberlakukan keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya di sekitar Gedung Capitol, meliputi mengitari gedung dengan pagar berduri dan menjadikan zona keamanan besar yang terlarang bagi publik.

Langkah itu dilakukan setelah terjadi penyerbuan Gedung Capitol pada 6 Januari 2021 oleh massa pendukung Presiden Donald Trump, yang menyebabkan 5 orang tewas dan membuat para anggota parlemen bersembunyi.

Baca juga: Ngeri, Mengintip Kekuatan Militer Amerika yang Diklaim Terbaik di Dunia, Ada Jet Siluman dan Nuklir

The Washington Post melaporkan pada Senin (18/1/2021) bahwa FBI dalam sebuah laporan intelijen memperingatkan lembaga penegak hukum bahwa ekstremis sayap kanan telah membahas menyamar sebagai anggota Garda Nasional di Washington.

Disebutkan juga dalam laporan itu bahwa FBI tidak mengidentifikasi adanya plot khusus untuk menyerang acara pelantikan Biden.

Angkatan Darat AS mengatakan pada Selasa (11/1/2021) bahwa pihaknya sedang bekerja dengan FBI, untuk memantau terus apakah ada penyerang yang menyusup menjadi anggota dinas.

Sementara, Secret Service untuk memantau apakah salah satu dari hampir 10.000 pasukan Garda Nasional yang mengamankan pelantikan Biden akan memerlukan sceening tambahan.

Ditanya mengapa pihak berwenang mencari latar belakang setiap anggota Garda Nasional yang dipanggil untuk membantu mengamankan area di sekitar acara pengambilan sumpah presiden, pihak berbewang tidak merinci alasannya.

“FBI dan lainnya memutuskan ini akan menjadi langkah yang bijaksana,” ujar Penjabat Sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri, Peter Gaynor.

Dia mengatakan kepada Fox News bahwa dia belum melihat bukti apapun dari semacam serangan di dalam yang sedang direncanakan.

Namun, pihak berwenang ingin "tidak ada kebutuhan tindakan yang terlewat" ketika datang ke lokasi potensi ancaman terhadap transfer kekuasaan, yang seharusnya dapat berjalan damai.

Pemerintah AS selama berhari-hari memblokir akses ke taman umum utama termasuk Washington, National Mall dan menutup jembatan yang melintasi Sungai Potomac antara Virginia dan District of Columbia.

Lebih dari puluhan kereta bawah tanah telah ditutup menjelang peresmian jabatan baru presiden Sabu Setidaknya satu perusahaan bus telah menghentikan perjalanannya ke Washington sebelum pelantikan.

Sementara, pihak Airbnb membatalkan reservasi berbagi rumah di area Washington DC selama seminggu pelantikan Biden.

Maskapai penerbangan AS juga telah memberlakukan tindakan pencegahan keamanan baru untuk penerbangan area DC.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul FBI Turun Tangan Cegah Penyusup Masuk dalam Garda Nasional untuk Pelantikan Biden

Debat Pilpres AS antara Donald Trump vs Joe Biden
Debat Pilpres AS antara Donald Trump vs Joe Biden (Tangkap Layar YouTube Kompas.com)

Joe Biden Gerak Cepat Susun Kabinet, Beri Tempat untuk Orang-orang Barack Obama

Terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, langsung gerak cepat menyusun kabinetnya.

Joe Biden mengumumkan sejumlah nama di pos krusial pada kabinetnya, Senin (23/11/2020).

Joe Biden memilih eks penasihat kebijakan luar negeri Anthony Blinken menjadi Menteri Luar Negeri, dan mantan kepada diplomat AS John Kerry sebagai spesialis iklim.

Biden juga menominasikan orang Latin pertama, yaitu pengacara kelahiran Kuba bernama Alejandro Mayorkas, untuk memimpin Departemen Keamanan Dalam Negeri yang mengawasi imigrasi.

Pria 78 tahun itu kemudian menunjuk Avril Haines mantan wakil direktur CIA, sebagai direktur intelijen nasionalnya.

Haines akan jadi wanita pertama yang menjabat posisi itu.

Kemudian Linda Thomas-Greenfield akan dicalonkan sebagai duta besar untuk PBB dengan status sebagai anggota kabinet Joe Biden.

Sementara itu Jake Sullivan yang merupakan asisten keamanan Biden saat dia menjadi wapres, di kabinet Biden akan dapat bagian sebagai penasihat keamanan nasional Gedung Putih.

Semuanya adalah senior di pemerintahan Barack Obama - Joe Biden 2009-2017 dan sangat berpengalaman di bidangnya.

Kerry yang menjadi Menlu AS 2013-2017 ikut menandatangani pakta iklim Paris pada 2015 atas nama Amerika Serikat.

Namun Presiden Donald Trump kemudian menarik AS keluar dari perjanjian tersebut.

Dia akan dijadikan anggota dewan keamanan nasional, dan untuk pertama kalinya dewan memiliki spesialis perubahan iklim, kata kantor Biden dikutip AFP.

Mayorkas mantan jaksa federal sebelumnya adalah direktur Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS, lalu jadi wakil menteri Departemen Keamanan Dalam Negeri di bawah Presiden Barack Obama.

Sullivan dulunya direktur Staf Perencanaan Kebijakan di Departemen Luar Negeri serta wakil kepala staf Menlu Hillary Clinton.

Ia juga menjadi negosiator utama dalam pembicaraan awal di kesepakatan nuklir Iran yang kemudian ditarik keluar oleh Trump.

"Kami tidak punya waktu untuk merugi dalam hal keamanan nasional dan kebijakan luar negeri kami," kata Biden dalam pernyataan yang dikutip AFP.

"Orang-orang ini sama-sama berpengalaman dan teruji karena mereka inovatif dan imajinatif," tambahnya. (Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved