Fakta-fakta Fenomena Puting Beliung di Wonogiri Viral & Buat Warga Geger, BMKG: Namanya Waterspout
Simak fakta-fakta lengkap fenomena puting beliung di Wonogiri yang viral dan menggegerkan warga, BMKG beri penjelasan
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
"Untung saja cuma di air saja. Kalau di darat mungkin sudah merusak rumah, dan menumbangkan pohon," terangnya.
Hingga saat ini, pihaknya belum menerima laporan kerusakaan materiil maupun korban akibat munculnya angin puting beliung tersebut.
Baca juga: Zona Merah Jawa Timur Hari Ini Kamis 21 Januari 2021, Ada 7 Daerah Termasuk Ngawi dan Trenggalek
Baca juga: Pelaku Penyebar Hoax Kasdim Gresik Meninggal Pasca Vaksinasi Covid-19 Ternyata Seorang Napi di Lapas
3. Namanya Waterspout

Meskipun tampak seperti puting beliung dan memiliki mekanisme yang sama, rupanya nama yang benar untuk fenomena itu adalah waterspout.
Hal ini seperti yang diungkap Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG
"Kalau di darat namanya puting beliung, kalau di atas air (danau) atau di selat/laut namanya waterspout," ujar Siswanto dihubungi Rabu (20/1/2021) dikutip dari Kompas.com 'Puting Beliung di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, BMKG Sebut Itu Waterspout'.
Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin MSi, juga menambahkan, fenomena waterspout mekanismenya sama seperti puting beliung.
Dia muncul dari sistem awan cumilonimbus (Cb) dan turun ke bawah seperti belalai.
4. Indikasi adanya cuaca buruk
Untuk diketahui, awan Cb mengindikasikan adanya potensi cuaca buruk atau hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir.
Siswanto berkata bahwa keberadaan awan Cb bisa dilihat oleh orang dari permukaan berupa awan besar kelabu cenderung gelap dan menjulang tinggi seperti bunga kol.
Selain itu, awan Cb juga bisa dikenali lewat citra satelit maupun citra radar.
"Dari citra satelit maupun radar BMKG jam 15.00 hingga 16.00 WIB, memang terkonfirmasi bahwa di wilayah sebagian Jawa Tengah bagian selatan, DIY hingga Jawa Timur bagian barat, terdapat pertumbuhan gugus awan Cumulonimbus (Cb) yang intens," ujarnya.
"Di beberapa spot sangat tebal dan menjulang tinggi yang puncaknya bahkan mencapai suhu di atas -80 derajat celcius seperti di atas wilayah Sleman hingga Wonogiri. Suhu puncak awan yang sangat dingin ini mengindikasikan tingginya awan tersebut dan kristal es yang terbentuk dibagian atas awan," imbuhnya lagi.
5. Menghasilkan tiga fenomena cuaca lokal
