Kontroversi Lain Moeldoko di Luar Isu Kudeta Demokrat, Dari Jam Tangan Rp 1 Miliar Hingga Keluarga

Moeldoko telah menjawah tudingan dari pihak Demokrat yang menyebut dirinya adalah sosok di balik rencana kudeta di dalam partai.

Editor: Dyan Rekohadi
KOLASE - TRIBUNNEWS/HERUDIN - TWITTER
Moeldoko menunjukkan jam tangannya yang kontroversial saat masih menjadi Panglima TNI, Rabu (23/4/2014). Kedekatan Moeldoko dengan putrinya 

Unggahan Moeldoko ini pun memancing komentar para netizen. 

Beberapa dari mereka adalah para pria yang merasa tertantang dan mulai merayu hati sang calon mertua. 

Namun banyak juga yang merasa 'keder' duluan melihat calon mertua seorang panglima TNI. 

Beragam komentar lucu pun diberikan. 

Mulai dari bertanya keharusan meninggalkan KTP di Provost hingga bertanya makanan kesukaan Moeldoko untuk dibawa saat berkunjung.

Penjelasan Terkait tudingan Kudeta di Partai Demokrat

Moeldoko menjawab tudingan dirinya sebagai sosok yang akan melakukan kudeta di Partai Demokrat dengan tenang.

Moeldoko pun menceritakan penyebab dirinya menjadi sasaran tudingan akan merebut partai Demokrat.

Menurut dia hal itu berawal dari banyak orang yang sebagian merupakan bagian dari Partai Demokrat, datang ke rumahnya.

Mereka yang datang kemudian curhat mengenai kondisi yang terjadi ditubuh partai berlambang mercy tersebut.

Sebagai tuan rumah yang kedatangan tamu, ia hanya mendengar curhatan tersebut.

"Beberapa kali banyak tamu yang berdatangan ya, dan saya orang yang terbuka. Saya mantan Panglima TNI, tapi saya tidak memberi batas dengan siapapun, apalagi di rumah ini mau datang terbuka 24 jam, siapapun," katanya.

"Secara bergelombang mereka datang, berbondong-bondong, ya kita terima, konteksnya apa? ya saya tidak mengerti dari ngobrol-ngobrol itu biasanya diawali dari pertanian karena saya memang suka pertanian, berikutnya pada curhat tentang situasi yang dihadapi, ya gue dengerin aja gitu," lanjut Moeldoko.

Sebagai salah satu orang yang mencintai Demokrat, Moeldoko mengaku prihatin dengan kondisi partai seperti yang diceritakan para 'tamunya' tersebut.

Moeldoko menduga ia dikaitkan dengan permasalahan partai Demokrat dari foto yang beredar.

Ia tidak ambil pusing bila dikaitkan dengan permasalahan tersebut.

"Mungkin dasarnya foto-foto yah. orang ada dari Indonesia timur, dari mana mana datang ke sini kan pingin foto sama gw, yah saya terima aja. Apa susahnya, itu yang namanya seorang jenderal yang tidak memiliki batas dengan siapapun. Kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan ya silahkan aja. saya tidak keberatan," katanya.

Ia meminta setiap masalah atau peristiwa jangan dikaitkan dengan istana.

Karena menurut Moeldoko, Presiden Jokowi sama sekali tidak tahu dengan masalah tersebut.

"Jangan sedikit-sedikit Istana. Dalam hal ini saya mengingatkan sekali lagi jangan sedikit-sedikit Istana, dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini, karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, eggak tahu apa-apa dalam hal ini," kata Moeldoko dalam konferensi pers virtual, Senin (1/2/2021).

Menurut Moeldoko, masalah partai Demokrat tersebut menjadi urusannya secara pribadi bukan sebagai Kepala Staf Presiden.

Sebelumnya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan, ada gerakan politik yang ingin mengambil alih kepemimpinan partai secara paksa.

AHY menyebut, hal itu didapatkannya setelah ada laporan dari pimpinan dan kader Demokrat, baik tingkat pusat maupun cabang.

"Adanya gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa, yang tentu mengancam kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat," kata AHY dalam konferensi pers secara virtual, Senin (1/2/2021).

*Artikel ini diolah dari berbagai sumber termasuk yang te;ah tayang sebelumnya di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved