Misteri Suara Dentuman di Malang Juga Terjadi di Bali, BPBD dan Lapan Sebut Dugaan Penyebabnya
Ini perkiraan penyebab suara dentuman di Bali, apakah sama dengan penyebab suara dentuman di Malang?
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: eko darmoko
Terkait dengan fenomena tersebut, warga juga mengaku melihat jejak asap di langit.
"Dugaan Lapan bahwa itu meteor besar, akhirnya mendapat bukti dari peneliti NASA yang menggunakan data infrasound," kata Thomas, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (24/1/2021) malam artikel 'Lapan: Suara Dentuman di Bali Diduga karena Asteroid Besar yang Jatuh'.
• 5 Fakta Suara Dentuman di Malang: Bukan dari Gunung Semeru dan Raung, Penyebab Masih Misterius
• BPBD Kota Malang, BPBD Lumajang, dan BPBD Kabupaten Malang Belum Tahu Pernyebab Suara Dentuman Keras

Thomas menyebut, data infrasound itu mengindikasikan adanya asteroid jatuh di Bone dengan perkiraan berdiameter 10 meter.
"Belakangan diketahui juga seismograf BMKG terdekat merekam getaran 1,9 magnitudo," ujar Thomas.
Thomas mengatakan, selain mendengar suara dentuman keras, warga di daerah Buleleng, Bali, juga mengaku menyaksikan benda bercahaya di langit yang kemudian jatuh di laut.
Menurut Thomas, seismograf milik BMKG juga mencatat adanya anomali dengan getaran 1,1 magnitudo.
"Bila dibandingkan dengan kejadian di Bone, ada kemiripan. Sehingga diduga ledakan di Buleleng juga disebabkan adanya asteroid besar yang jatuh," kata Thomas.
Dia menyebutkan, asteroid itu menimbulkan gelombang kejut yang terdengar sebagai ledakan.
Thomas menduga, asteroid tersebut berukuran beberapa meter, lebih kecil daripada asteroid yang jatuh di Bone.
- Kesaksian warga Bali melihat meteor
Sejumlah warganet menyebutkan, suara dentuman tersebut berasal dari meteor yang jatuh, dan mendarat di daerah Buleleng, Bali.
Hal ini juga dirasakan beberapa warga di Kintamani dan Besakih yang mengaku melihat objek langit semacam meteor yang melintas ke arah barat daya.

Berdasarkan keterangan dari Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, warga Buleleng yang sedang upacara adat juga mengaku melihat objek melintas di langit.
Ada juga warga nelayan di pantai Buleleng yang mengaku menyaksikan fenomena serupa.
"Jika laporan warga itu benar melihat meteor yang melintas di atas Bali, maka fenomena shockwave yang terjadi telah berubah menjadi gelombang seismik yang akhirnya dapat direkam oleh sensor gempa BMKG," kata Daryono dikutip dari Kompas.com artikel 'Sensor BMKG Tangkap Suara Dentuman di Bali, tapi Bukan Aktivitas Gempa'.
- Terekam sensor BMKG
Daryono mengatakan, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya anomali sinyal seismik yang tercacat pada sensor seismik Singaraja (SRBI) pada pukul 10.27 WITA.