Misteri Suara Dentuman di Malang Juga Terjadi di Bali, BPBD dan Lapan Sebut Dugaan Penyebabnya

Ini perkiraan penyebab suara dentuman di Bali, apakah sama dengan penyebab suara dentuman di Malang?

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: eko darmoko
Ancient Sky via Tribun Jateng
Ilustrasi langit mendung untuk berita suara dentuman keras di Malang 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Sebelum suara dentuman di Malang terjadi, rupanya Bali juga mengalami hal serupa.

Bunyi atau suara dentuman di Bali dirasakan oleh warga pada hari Minggu (24/1/2021) sekira pukul 10.27 WITA.

Sedangkan suara dentuman di Malang dirasakan warga pada Selasa (2/1/2021) sekitar pukul 23.30 WIB sampai Rabu (3/1/2021) sekitar pukul 01.18 WIB.

Sama seperti di Bali, suara dentuman keras yang melanda Kota Malang juga viral di media sosial sejak Rabu (3/1/2021) dini hari.

Bahkan suara dentuman cukup keras membuat kaca rumah bergetar.

Daftar Asteroid Terdekat dengan Bumi Saat Terdengar Dentuman Keras di Malang Raya

Suara Dentuman Keras di Malang Bukan Berasal dari Aktivitas Penerbangan di Lanud Abdulrachman Saleh

Komika Dzawin Nur Merasakan Dentuman Misterius di Turen Malang, Terdengar Sampai Lumajang & Pasuruan

Dentuman misterius di Malang
Dentuman misterius di Malang (Tangkap Layar Youtube Miftah's TV)

Beberapa netizen mengaku masih merasakan dan mendengar suara dentuman sampai pukul 03.22 WIB.

Dentuman misterius itu terasa di Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang.

"Mimin masih belum bisa memperkirakan itu suara dentuman berasal dari mana. Ini masih gali info kepada rekan-rekan daerah lain. Mohon waktu ya teman-teman sekalian kita berdo'a bersama-sama semoga selalu diberikan keselamatan," ungkap admin BPBD Kota Malang dalam postingan di Twitter.

Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Malang, Alie Mulyanto mengaku belum mendapat informasi terkait kejadian tersebut.

"Kami belum mendapat informasi terkait hal itu (suara dentuman misterius). Kami sudah menghubungi BPBD Lumajang dan BPBD Kabupaten Malang. Mereka juga tidak tahu," ujar Alie kepada SURYAMALANG.COM.

Alie mengaku tidak merasakan dan mendengar suara dentuman misterius tersebut.

"Saya tidak mendengar apa-apa. Saya juga tidak merasakan apapun," tandasnya. 

  • Dentuman keras di Bali 

Berbeda dengan Malang yang penyebabnya masih misterius, sejumlah dugaan penyebab suara dentuman keras di Bali telah diungkap beberapa ahli. 

Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), kejadian di Bali mirip dengan peristiwa jatuhnya asteroid di Bone, Sulawesi Selatan.

Senin (25/1/2021), Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan, pada 8 Oktober 2009, warga Bone mendengar ledakan disertai getaran pada kaca jendela rumah mereka.

Terkait dengan fenomena tersebut, warga juga mengaku melihat jejak asap di langit.

"Dugaan Lapan bahwa itu meteor besar, akhirnya mendapat bukti dari peneliti NASA yang menggunakan data infrasound," kata Thomas, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (24/1/2021) malam artikel 'Lapan: Suara Dentuman di Bali Diduga karena Asteroid Besar yang Jatuh'.

5 Fakta Suara Dentuman di Malang: Bukan dari Gunung Semeru dan Raung, Penyebab Masih Misterius

BPBD Kota Malang, BPBD Lumajang, dan BPBD Kabupaten Malang Belum Tahu Pernyebab Suara Dentuman Keras

Ilustrasi hujan deras disertai petir
Ilustrasi hujan deras disertai petir (Pixabay)

Thomas menyebut, data infrasound itu mengindikasikan adanya asteroid jatuh di Bone dengan perkiraan berdiameter 10 meter.

"Belakangan diketahui juga seismograf BMKG terdekat merekam getaran 1,9 magnitudo," ujar Thomas.

Thomas mengatakan, selain mendengar suara dentuman keras, warga di daerah Buleleng, Bali, juga mengaku menyaksikan benda bercahaya di langit yang kemudian jatuh di laut.

Menurut Thomas, seismograf milik BMKG juga mencatat adanya anomali dengan getaran 1,1 magnitudo.

"Bila dibandingkan dengan kejadian di Bone, ada kemiripan. Sehingga diduga ledakan di Buleleng juga disebabkan adanya asteroid besar yang jatuh," kata Thomas.

Dia menyebutkan, asteroid itu menimbulkan gelombang kejut yang terdengar sebagai ledakan.

Thomas menduga, asteroid tersebut berukuran beberapa meter, lebih kecil daripada asteroid yang jatuh di Bone.

  • Kesaksian warga Bali melihat meteor

Sejumlah warganet menyebutkan, suara dentuman tersebut berasal dari meteor yang jatuh, dan mendarat di daerah Buleleng, Bali.

Hal ini juga dirasakan beberapa warga di Kintamani dan Besakih yang mengaku melihat objek langit semacam meteor yang melintas ke arah barat daya.

Video viral tentang meteor jatuh diklaim terjadi di Surabaya, Madura, dan Papua.
Video viral tentang meteor jatuh diklaim terjadi di Surabaya, Madura, dan Papua. (IST)

Berdasarkan keterangan dari Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, warga Buleleng yang sedang upacara adat juga mengaku melihat objek melintas di langit.

Ada juga warga nelayan di pantai Buleleng yang mengaku menyaksikan fenomena serupa.

"Jika laporan warga itu benar melihat meteor yang melintas di atas Bali, maka fenomena shockwave yang terjadi telah berubah menjadi gelombang seismik yang akhirnya dapat direkam oleh sensor gempa BMKG," kata Daryono dikutip dari Kompas.com artikel 'Sensor BMKG Tangkap Suara Dentuman di Bali, tapi Bukan Aktivitas Gempa'.

  • Terekam sensor BMKG

Daryono mengatakan, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya anomali sinyal seismik yang tercacat pada sensor seismik Singaraja (SRBI) pada pukul 10.27 WITA.

Daryono mengatakan, rekaman seismik tersebut memiliki durasi sekitar 20 detik, dan dilihat dari anatomi seismogramnya tampak bahwa sinyal seismik tersebut bukanlah merupakan sinyal gempa bumi tektonik.

"Jika sinyal seismik tersebut kita coba tentukan magnitudonya menggunakan formulasi penentuan mangnitudo gelombang gempa akan dihasilkan kekuatan 1,1 magnitudo lokal," kata Daryono.

Ia menyebutkan, sejak pukul 08.00 hingga 12.00 WITA tidak ada aktivitas gempa di wilayah Bali.

"Sehingga dipastikan anomali gelombang seismik tersebut bukan aktivitas gempa tektonik," kata Daryono dikutip dari Kompas.com 'Sensor BMKG Tangkap Suara Dentuman di Bali, tapi Bukan Aktivitas Gempa'

Berdasarkan kesaksian warga, suara dentuman terdengar sangat jelas hingga menjadi perbincangan di media sosial dan grup WhatsApp.

Belum diketahui secara pasti sumber dari suara dentuman itu.

Namun berdasarkan penelusuran, dipastikan tak ada ledakan di daratan.

  • Terdengar jelas oleh nelayan

Dikutip dari Tribun Bali, nelayan asal Banjar Dinas Segara, Desa Kubutambahan, Komang Wagiastra (53) tengah melaut saat suara muncul.

Suara dentuman pun terdengar di tengah lautan. Dia memperkirakan posisinya berada 10 kilometer dari daratan.

"Saat itu saya lagi nyari ikan di tengah laut. Jaraknya sekitar 10 kilometer dari bibir pantai. Suaranya terdengar jelas. Saya kira ada gardu yang meledak," ungkapnya, dilansir dari artikel 'Dentuman Misterius di Bali, Wagiastra: 10 Km dari Bibir Pantai, Suaranya Jelas Sekali'

  • Dikira bom

Di Desa Sukasada, suara dentuman juga didengar oleh warga, salah satunya I Gusti Ngurah Putra Sana.

"Saya kira ada bom. Kaget lah, suara dentumannya keras sekali," katanya.

Perbekel Kubutambahan, Gede Pariadnyana mengatakan saat itu dirinya sedang menerima tamu di kediamannya.

Tiba-tiba suara dentuman cukup keras mengagetkannya. Warga sekitar rumahnya pun mendengar hal serupa.

"Awalnya saya kira ada kebakaran, atau SPBU yang meledak. Namun sampai sekarang tidak ada informasi terjadinya kebakaran. Warga sekitar juga sempat mendengar dentuman itu. Semua bertanya-tanya ada apa," jelas dia.

Kasubag Humas Polres Buleleng Iptu Gede Sumarjaya dalam keterangan tertulis mengatakan, kepolisian turut mencari tahu sumber suara tersebut.

Menurutnya, ada warga sempat melihat benda bersinar di langit sebelum terdengar dentuman.

"Hasil penyelidikan dan informasi yang diperoleh dari beberapa tempat di Buleleng seperti Pengastulan dan Dencarik bahwa suara ledakan tersebut terdengar setelah adanya semacam benda yang bersinar dari langit di arah barat laut Buleleng yang jatuh," ungkap Sumarjaya.

Sempat diduga ledakan bersumber dari Bendungan Tamblang Suara dentuman juga sempat diduga berasal dari aktivitas blasting tanah menggunakan bahan peledak di proyek Bendungan Tamblang.

Namun saat kejadian, ternyata tidak ada aktivitas blasting tanah di proyek itu.

"Kegiatan blasting bahan peledak (handak) di proyek Bendungan Tamblang, hari ini nihil ada blasting dan Handak dalam keadaan aman," kata dia dilansir dari TribunBali.com 'Dentuman Misterius di Bali, Wagiastra: 10 Km dari Bibir Pantai, Suaranya Jelas Sekali'

  • Sinyal misterius 20 detik

Pusat Gempa Regional (PGR) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, menemukan anomali sinyal di wilayah Buleleng pada waktu dentuman terjadi.

Sinyal itu berdurasi 20 detik dengan besaran setara dengan magnitudo 1,1.

"Durasinya 20 detik, kalau besarannya kami cek kira-kira skala 1,1 magnitudo," ujar Observer PGR BMKG Wilayah III Denpasar Indira di Kantor BMKG Wilayah III Denpasar, Minggu (24/1/2021).

Meski memiliki kekuatan magnitudo, sinyal tersebut dipastikan bukan sinyal seismik gempa bumi.

"Memang ada anomali sinyal. Namun, sinyal ini bukan seismik gempa bumi karena tak tercatat oleh beberapa sensor di sekitarnya, hanya sensor Singaraja saja," urai Indira dilansir dari Kompas.com artikel 'Sensor BMKG Tangkap Suara Dentuman di Bali, tapi Bukan Aktivitas Gempa'.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved