Berita Malang Hari Ini
ITN Malang Rencanakan Pembelajaran Hibrid di Semester Genap Mendatang, Ini Alasannya
ITN Malang akan menerapkan pembelajaran hibrid pada pertengahan semester genap 2020/2021, terutama pada mata kuliah tertentu.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: isy
SURYAMALANG.COM | MALANG - ITN Malang akan menerapkan pembelajaran hibrid pada pertengahan semester genap 2020/2021, terutama pada mata kuliah tertentu.
Keputusan itu diambil dalam rapim karena strategis untuk dilaksanakan saat pandemi Covid-19.
Keputusan ini juga mengacu Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Isinya antara lain menyebutkan bahwa pembelajaran dapat diselenggarakan secara campuran, yaitu tatap muka dan dalam jaringan (hybrid learning).
Hal ini dengan memprioritaskan kesehatan dan keselamatan civitas akademika serta masyarakat sekitarnya.
"Setengah semester pertama minggu ke pertama sampai ke delapan, pembelajaran masih tetap daring. Setengah semester berikutnya minggu ke 9 sampai 14 akan kami (pimpinan) memutuskan sambil melihat situasi. Jika situasi memungkinkan, maka minggu ke 9 sampai akhir semester pembelajaran dan praktikum bisa dilakukan secara luring,” jelas Wakil Rektor I Bidang Akademik, Dr F Yudi Limpraptono ST MT pada suryamalang.com, Kamis (4/2/2021).
Dijelaskan Yudi, dengan hybrid learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan sistem daring dan luring ini.
Ini juga bisa ikut memperbaiki pembelajaran daring dua semester yang lalu.
Kelebihannya, karena ada tatap muka, maka jauh lebih unggul daripada murni pembelajaran daring.
Sebab ada materi perkuliahan yang efektif kalau dijelaskan dengan tatap muka dari pada murni daring.
"Selain itu, tidak semua dosen mampu menyuguhkan materi secara daring dengan begitu baik dan sebaiknya juga mahasiswa. Kadang mahasiswa juga kesulitan menangkap materi kalau tidak dihadirkan di kelas,” tambahnya.
Dikatakan, pembelajaran hibrid tidak akan diterapkan di semua mata kuliah, namun mata kuliah tertentu saja, seperti mata kuliah keahlian, praktikum dan sebagainya.
Pada kegiatan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan secara daring seperti penelitian, tugas akhir/skripsi, yang membutuhkan fasilitas laboratorium atau bengkel, terutama pada mata kuliah keahlian dan praktikum.
"Seperti mata kuliah matematika dan sebagainya memang efektif dijelaskan dengan tatap muka. Kebanyakan nanti untuk mata kuliah di tingkat akhir. Itupun dengan mata kuliah dan dosen yang sudah siap," kata Yudi.
Namun jika daring sudah dirasa cukup, maka bisa dilanjutkan sampai akhir semester, tidak perlu luring.