Nasional
Sekjen Teuku Riefky Harsya Sebut Gerak Cepat AHY Selamatkan Partai Demokrat dari Potensi Dualisme
Sekjen Teuku Riefky Harsya Sebut Gerak Cepat AHY Selamatkan Partai Demokrat dari Potensi Dualisme
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Partai Demokrat menjelaskan pentingnya gerak cepat yang dilakukan Ketua Umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), untuk menyelamatkan partai dari potensi dualisme internal.
"Partai Demokrat bersyukur, telah diberikan tuntunan untuk segera bertindak menyelamatkan kedaulatan dan kehormatan Partai."
"Jika Ketum AHY tidak cepat mengambil tindakan maka nasib, kelangsungan hidup, dan masa depan Partai Demokrat, bisa menjadi lain," kata Sekjen DPP Demokrat Teuku Riefky Harsya dikutip dari keterangan tertulis yang diterima SURYAMALANG.COM.
Riefky menjelaskan, akibat terburuk apabila gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD) berhasil dilakukan sekaligus menobatkan Moeldoko menjadi Ketum yang baru.
Hal ini sekaligus merebut kepemimpinan partai merebut dari tangan Ketua Umum hasil kongres yang Sah dan Demokratis.
Mekanisme ini bisa saja dilakukan melalui Kongres Luar Biasa (KLB) ilegal tanpa mempedulikan Konstitusi Partai (AD danART). Juga, tanpa persetujuan Majelis Tinggi Partai dan dihadiri bukan oleh pemegang suara yang sah.
Namun, hasilnya dianggap sah dan segera disahkan oleh Kemenkumham atau diresmikan oleh negara.
"Tamatlah riwayat Partai Demokrat yang asli, yang ingin hidup dan berjuang secara baik-baik di negeri ini," katanya.
Bahkan, Nasib Partai Demokrat bisa kian malang dengan 2 kepengurusan, 2 ketua umum, yang bisa saja kemudian dua-duanya dianggap tidak sah oleh negara.
"Jika skenario buruk itu terjadi, Partai Demokrat tentu tak lagi bisa berpartisipasi dalam Pemilu 2024 dan Pilkada mendatang," katanya.
Menurutnya, skenario ini pernah terjadi di masa orde baru. Yakni, saat Kongres Luar Biasa Partai Demokrasi Indonesia (KLB PDI) di Medan pada 22 Juni 1996.
KLB ini berhasil menurunkan dan mengganti Megawati Soekarnoputri sebagai pimpinan PDI.
Menurutnya, KLB tersebut juga bukan hanya permasalahan internal PDI atau konflik antara kubu Megawati dan kubu Suryadi, tetapi ada campur tangan dan pelibatan pihak eksternal, di antaranya elemen pemerintah.
"Banyak preseden partai-partai politik di Indonesia di masa lampau. Termasuk sejarah tentang kemelut dan benturan di tubuh partai politik, yang akhirnya, melibatkan tangan pemerintah," katanya.
Sehingga, pihaknya mengapresiasi para kader Demokrat yang telah melakukan deteksi dini. Di antaranya dengan lapor cepat kepada DPP Demokrat.
"Hal ini membuktikan bahwa Partai Demokrat solid dan terlahir sebagai Partai Ideologis. Sekaligus, menjunjung tinggi integritas dan kehormatan," katanya.
Hal ini sekaligus perwujudan instruksi AHY tentang kode etik keperwira-an dan jiwa seorang kesatria.
"Sekali lagi, kami bangga dengan seluruh Kader Partai Demokrat dimanapun berada," kata Riefky.